Denganpuisi aku mengutuk, Nafas zaman yang busuk, Dengan puisi aku berdoa, Perkenankanlah kiranya Doa Tuhan kami, Telah nista kami dalam dosa bersama, Bertahun membangun kultus ini, Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani, Ampunilah kami, Ampunilah, Amin Tuhan kami, Telah terlalu mudah kami, Menggunakan asmaMu, Bertahun di negeri ini, Puisi Doa dalam Lagu Karya Taufiq Ismail Doa dalam Lagu Ibuku karena engkau merahimiku Merendalah tenteram karena besarlah anakmu Ayahku karena engkau menatahku Berlegalah di kursi angguk laki-laki anakmu Tuhanku karena aku karat di kaki-Mu Beri mereka kesejukan dalam dan biru. 1953Puisi Doa dalam LaguKarya Taufiq IsmailBiodata Taufiq IsmailTaufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66. Posting Komentar Posting Komentar
Puisi Doa (Karya Taufiq Ismail) Senja Pagi | Doa Tuhan kami Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun‐tahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani Ampunilah kami Ampunilah Amin Tuhan kami Telah terlalu mudah kami Menggunakan Asma-Mu Bertahun di negeri ini Semoga Kau rela menerima kembali Kami dalam barisan-Mu
Berikut puisi Doa Taufik Ismail 1966 Tuhan kamiTelah nista kami dalam dosa bersamaBertahun membangun kultus iniDalam pikiran yang gandaDan menutupi hati nurani Ampunilah kamiAmpunilahAmin Tuhan kamiTelah terlalu mudah kamiMenggunakan asmaMuBertahun di negeri iniSemogaKau rela menerima kembaliKami dalam barisanMu Ampunilah kamiAmpunilahAmin.
AdapunPuisi Karya Taufik Ismail yang berjudul Doa adalah sebagai berikut. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Puisi Doa Tuhan kami Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani Ampunilah kami Ampunilah Amin Tuhan kami
Diposkan oleh Ruang Sastra 1404 Karangan Bunga Tiga anak kecilDalam langkah malu-maluDatang ke salembaSore dari kami bertigaPita hitam pada karangan bungaSebab kami ikut berdukaBagi kakak yang ditembak matiSiang tadiKarya Taufiq Ismail, Tirani, 1966 Puisi karangan bunga karya Taufiq ismail membicarakan peristiwa demonstrasi mahasiswa pada tahun 1966 menentang orde lama.* Bayi Lahir Bulan Mei '98 *Kalian Cetak Kami Jadi Bangsa Pengemis, Lalu kalian Paksa Kami Masuk Masa Penjajahan Baru, Kata si Toni *Ketika Sebagai Kakek di Tahun 2040, Kau Menjawab Pertanyaan Cucu-mu *Malu Aku Jadi Orang Indonesia *Ketika Burung Merpati Sore Melayang *Syair Empat Kartu di Tangan *Yang Selalu Terapung di Atas Gelombang *Kembalikan Indonesia Pada-ku *Bagaimana Kalau *Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini *Doa *Presiden Boleh Pergi, Presiden Boleh Datang BAYILAHIR BULAN MEI 1998 Dengarkan itu ada bayi mengea di rumah tetangga Suaranya keras, menangis berhiba-hiba Begitu lahir ditating tangan bidannya Belum kering darah dan air ketubannya Langsung dia memikul hutang di bahunya Rupiah sepuluh juta Kalau dia jadi petani di desa Dia akan mensubsidi harga beras orang kota Kalau dia jadi orang kota Dia akan mensubsidi bisnis pengusaha kaya Kalau dia bayar pajak Pajak itu mungkin jadi peluru runcing Ke pangkal aortanya dibidikkan mendesing Cobalah nasihati bayi ini dengan penataran juga Mulutmu belum selesai bicara Kau pasti dikencinginya. 1998 KALIAN CETAK KAMI JADI BANGSA PENGEMIS, LALU KALIAN PAKSA KAMI MASUK MASA PENJAJAHAN BARU, Kata Si Toni Kami generasi yang sangat kurang rasa percaya diri Gara-gara pewarisan nilai, sangat dipaksa-tekankan Kalian bersengaja menjerumuskan kami-kami Sejak lahir sampai dewasa ini Jadi sangat tepergantung pada budaya Meminjam uang ke mancanegara Sudah satu keturunan jangka waktunya Hutang selalu dibayar dengan hutang baru pula Lubang itu digali lubang itu juga ditimbuni Lubang itu, alamak, kok makin besar jadi Kalian paksa-tekankan budaya berhutang ini Sehingga apa bedanya dengan mengemis lagi Karena rendah diri pada bangsa-bangsa dunia Kita gadaikan sikap bersahaja kita Karena malu dianggap bangsa miskin tak berharta Kita pinjam uang mereka membeli benda mereka Harta kita mahal tak terkira, harga diri kita Digantung di etalase kantor Pegadaian Dunia Menekur terbungkuk kita berikan kepala kita bersama Kepada Amerika, Jepang, Eropa dan Australia Mereka negara multi-kolonialis dengan elegansi ekonomi Dan ramai-ramailah mereka pesta kenduri Sambil kepala kita dimakan begini Kita diajarinya pula tata negara dan ilmu budi pekerti Dalam upacara masuk masa penjajahan lagi Penjajahnya banyak gerakannya penuh harmoni Mereka mengerkah kepala kita bersama-sama Menggigit dan mengunyah teratur berirama Sedih, sedih, tak terasa jadi bangsa merdeka lagi Dicengkeram kuku negara multi-kolonialis ini Bagai ikan kekurangan air dan zat asam Beratus juta kita menggelepar menggelinjang Kita terperangkap terjaring di jala raksasa hutang TaufikIsmail 1. Dengan puisi aku bernyanyi 2. Sampai senja umurku nanti 3. Dengan puisi aku bercinta 4. Berbatas cakrawala 5. Dengan puisi aku mengenang 6. Keabadian yang akan datang 7. Dengan puisi aku menangis 8. Jarum jamm bila kejam mengiris 9. Dengan puisi aku mengutuk 10. Nafas zaman yang busuk 11. Dengan puisi aku berdoa 12.
- "Dengan Puisi, Aku" adalah salah satu karya ternama Taufik Ismail, seorang penyair Indonesia. Puisi ini menggambarkan dengan jelas bagaimana sosok "aku" menikmati kehidupannya yang berdampingan dengan lebih memahaminya, berikut isi dan makna puisinya Isi puisi "Dengan Puisi, Aku" Dikutip dari buku Pembelajaran Puisi, Apresiasi dari Dalam Kelas 2020 karya Supriyanto, berikut isi puisi "Dengan Puisi, Aku" Dengan Puisi, aku bernyanyiSampai senja umurku nantiDengan puisi, aku bercintaBerbatas cakrawala Dengan puisi, aku mengenangKeabadian yang akan datang Baca juga Makna Puisi Karangan Bunga Karya Taufiq Ismail Dengan puisi, aku menangisJarum waktu bila kejam mengiris Dengan puisi, aku mengutukNafas zaman yang busuk Dengan puisi, aku berdoaPerkenankanlah kiranya.
PuisiDoa Karya: Taufik Ismail Tuhan kami Telah nista kami dalam dosa bersama Bertahun membangun kultus ini Dalam pikiran yang ganda Dan menutupi hati nurani Ampunilah kami Ampunilah Amin Tuhan kami Telah terlalu mudah kami Menggunakan asmaMu Bertahun di negeri ini Semoga Kau rela menerima kembali Kami dalam barisanMu Ampunilah kami Ampunilah Amin.

Adapunbeberapa contoh puisi karangan Taufik Ismail yang legendaris yakni sebagai berikut: 1. Kembalikan Indonesia Padaku (Paris, 1971) Hari depan Indonesia adalah dua ratus juta mulut yang menganga, Hari depan Indonesia adalah bola-bola lampu 15 wat, Sebagian berwarna putih dan sebagian hitam, Yang menyala bergantian,

hfOx.
  • g663exrxpk.pages.dev/953
  • g663exrxpk.pages.dev/956
  • g663exrxpk.pages.dev/57
  • g663exrxpk.pages.dev/826
  • g663exrxpk.pages.dev/942
  • g663exrxpk.pages.dev/991
  • g663exrxpk.pages.dev/961
  • g663exrxpk.pages.dev/280
  • g663exrxpk.pages.dev/228
  • g663exrxpk.pages.dev/489
  • g663exrxpk.pages.dev/275
  • g663exrxpk.pages.dev/90
  • g663exrxpk.pages.dev/153
  • g663exrxpk.pages.dev/163
  • g663exrxpk.pages.dev/627
  • puisi karya taufik ismail doa