Borobuduradalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Garuda Pancasila. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Legenda (bahasa Latin: legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang
Indonesia memiliki banyak candi yang menjadi peninggalan sejarah. Salah satu candi yang paling terkenal adalah Candi Borobudur. Candi ini terletak di Magelang, Jawa Tengah dan menjadi salah satu candi terbesar di dunia. Selain menjadi tempat wisata, Candi Borobudur juga memiliki cerita legenda yang sangat menarik untuk diikuti. Berikut adalah cerita legenda bahasa Jawa Candi Borobudur. Asal Usul Candi Borobudur Menurut cerita legenda bahasa Jawa, Candi Borobudur awalnya dibangun oleh seorang raja bernama Samaratungga pada abad ke-8. Raja Samaratungga membangun candi ini untuk menghormati ibunya yang telah meninggal dunia. Candi Borobudur awalnya dibangun dengan relief dan 504 arca Buddha. Namun, pada masa pemerintahan berikutnya, candi ini ditinggalkan dan terlupakan selama berabad-abad. Penemuan Kembali Candi Borobudur Candi Borobudur ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh seorang Belanda bernama Sir Thomas Stamford Raffles. Saat itu, Candi Borobudur telah tertimbun oleh abu vulkanik dan pohon-pohon besar. Sir Thomas Stamford Raffles kemudian memerintahkan agar Candi Borobudur digali kembali dan direstorasi. Proses restorasi Candi Borobudur memakan waktu yang lama dan baru selesai pada tahun 1983. Cerita Legenda Bahasa Jawa tentang Candi Borobudur Menurut cerita legenda bahasa Jawa, Candi Borobudur awalnya dibangun oleh seorang raksasa bernama Bandung Bondowoso. Raksasa ini jatuh cinta pada seorang putri bernama Roro Jonggrang. Namun, Roro Jonggrang tidak ingin menjadi istri raksasa tersebut. Oleh karena itu, Roro Jonggrang meminta agar raksasa tersebut membangun candi dalam waktu satu malam untuk menjadi syarat pernikahan mereka. Bandung Bondowoso setuju dengan permintaan Roro Jonggrang dan memulai pembangunan candi. Namun, Roro Jonggrang kemudian memerintahkan seluruh rakyat untuk membuat api dan menumbuk padi. Hal ini membuat raksasa tersebut percaya bahwa sudah pagi hari dan waktu yang disepakati telah habis. Ketika Bandung Bondowoso mengetahui bahwa dirinya telah ditipu, ia menjadi sangat marah dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca di salah satu candi yang sudah dibangunnya. Menurut cerita legenda bahasa Jawa, arca yang ada di Candi Borobudur merupakan arca Roro Jonggrang yang telah dikutuk oleh raksasa tersebut. Makna Simbolis Candi Borobudur Candi Borobudur memiliki makna simbolis yang sangat penting dalam agama Buddha. Candi ini terdiri dari tiga tingkat yang melambangkan tiga dunia, yaitu dunia nafsu, dunia rupa, dan dunia tanpa rupa. Pada setiap tingkat, terdapat relief-relief yang menceritakan tentang ajaran Buddha dan kehidupan manusia. Bagian puncak Candi Borobudur melambangkan Nirwana, yaitu keadaan di mana seseorang sudah mencapai kesempurnaan dan kebebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Candi Borobudur juga memiliki delapan stupa yang melambangkan Delapan Jalan Mulia pada ajaran Buddha. Stupa-stupa tersebut juga melambangkan perjalanan menuju pencerahan. Keindahan Candi Borobudur Candi Borobudur memiliki keindahan yang luar biasa. Arsitektur candi ini sangat indah dan terlihat sangat megah. Selain itu, relief-relief yang ada di Candi Borobudur juga sangat detail dan memiliki nilai seni yang tinggi. Bagi para wisatawan, Candi Borobudur merupakan salah satu tempat wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Selain dapat menikmati keindahan arsitektur dan relief-relief yang ada, para wisatawan juga dapat mempelajari ajaran Buddha yang terkandung di dalamnya. Kesimpulan Candi Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting di Indonesia. Selain memiliki keindahan yang luar biasa, Candi Borobudur juga memiliki cerita legenda yang sangat menarik untuk diikuti. Bagi para wisatawan, Candi Borobudur merupakan salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di Jawa Tengah. Traveling Metmalam sobat cerita liburan bahasa jawa ke candi borobudur ini kita posting sebagai contoh cerkak basa jawa yang biasa jadi tugas sekolah. semoga dengan adanya pengalaman pribadi yang kami tuliskan dalam bahasa jawa di bawah ini dapat memberi kita kemudahan dalam membuat tugas serupa baik ketika dapat tugas membuat sebuah kumpulan pawarta ndina terbaru maupun tugas berupa artikel bahasa
Inilah asal usul candi borobudur dalam bahasa jawa dan ulasan lainnya yang berkaitan erat dengan topik asal usul candi borobudur dalam bahasa jawa serta aneka informasi dunia misteri yang Anda butuhkan. Silhkan klik pada judul artikel-artikel berikut ini untuk membaca penjelasan lengkap tentang asal usul candi borobudur dalam bahasa jawa. Semoga bermanfaat! …maklukNya. Ingatlah Prabu inilah asal muasal diciptakannya tanah Jawa. Prabu Brawijaya menjawab Aku sudah masuk menjadi muslim, sudah disaksikan oleh Said, sudah tidak bisa kembali kepada ajaran lama. sabdopalon……berganti agama Islam, meninggalkan agama Budha, keturunan Paduka akan celaka, Jawi orang Jawa yang memahami kawruh Jawa tinggal Jawan kehilangan jati diri jawa-nya, Jawi-nya hilang, suka ikut-ikutan bangsa lain. Suatu…Dua gelar kini melekat pada Candi Borobudur, sebagai Warisan Dunia UNESCO dan Guinness World Records sebagai situs arkeologi candi Budha terbesar di dunia. Terlepas dari kemegahan dan keindahan Borobudur, lengkap……sama. Kenyataan ini dikukuhkan oleh adanya berbagai aspek kemiripan di antara bahasa-bahasa mereka. Menurut para ahli bahasa, akar kata kerja dalam semua bahasa mereka, yaitu bahasa-bahasa Semit, terdiri dari tiga……Dwipa. Dari bagian daratan ini salah satunya adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata, yang satu potongan bagiannya adalah pulau Jawa. Jawata artinya gurunya orang Jawa. Wong dari kata Wahong,……Ilmuwan Buktikan Asal Usul Kehidupan Di Bumi Berasal Dari Dasar Laut Ada teori lain yang menyebutkan bahwa asal usul kehidupan di Bumi berasal dari luar angkasa, diantaranya hipotesis jatuhnya komet…Di antara teks-teks Islam tarawal dalam sejarah sastra Jawa terdapat untaian puisi-puisi mistikal suluk karya Sunan Bonang, seorang wali sufi terkemuka di pulau Jawa yang tinggal di Tuban, Jawa Timur….…yang berisi ajaran-ajaran tentang tatakrama, kaidah, budi pekerti yang luhur bangsa Jawa Indonesia kuno sebelum era kewalian datang, kemudian dibumi hanguskan oleh para “pendatang baru” tersebut. Kosa kata Jawa juga……digubah oleh empu Sedah dan empu Panuluh tahun 1157. [sunting]Jayabhaya dalam Tradisi Jawa Nama besar Jayabhaya tercatat dalam ingatan masyarakat Jawa, sehingga namanya muncul dalam kesusastraan Jawa zaman Mataram Islam… Demikianlah beberapa uraian kami tentang asal usul candi borobudur dalam bahasa jawa. Jika Anda merasa belum jelas, bisa juga langsung mengajukan pertanyaan kepada MENARIK LAINNYAciri ciri keturunan brawijaya v, jodoh satrio piningit, Ciri keturunan Aji Saka, Pangeran sangga buana, asal usul mahesa suro, Ciri-ciri fisik keturunan Banten, ciri-ciri keturunan jaka tingkir, Ciri-ciri KETURUNAN Tubagus, ciri keturunan batoro katong, silsilah keturunan dewi lanjar
CeritaLegenda Timun Mas dari Jawa Tengah. Ketika si raksasa sudah dekat. Timun Mas melemparkan sebuah duri. Duni itu berubah menjadi sebuah hutan bambu. Hutan bambu itu memperlambat jalan raksasa itu. Tubuhnya menjadi penuh luka karena tertusuk batang bambu. Namun, raksasa itu tidak menyerah. Ia tetap mengejar mangsanya. Kali ini, Timun Mas Lokasi Kecamatan Borobudur, sekitar 3 Km dari Kota Mungkid ibukota Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Arsitek Empu GunadharmaAtas Perintah Wangsya Syailendra Raja SamaratunggaAwal konstruksi sekitar 770 MasehiPenyelesaian sekitar 825 Masehi Sistem struktural piramida berundak dari susunan blok batu andesit yang saling mengunci Jenis stupa and candiUkuran luas dasar 123×123 meter, tinggi kini 35 meter, tinggi asli 42 meter termasuk chattraSitus Warisan Dunia UNESCO Candi BorobudurNama sebagaimana tercantum dalam Daftar Warisan Dunia Negara IndonesiaTipe BudayaKriteria i, ii, viNomor identifikasi 592Kawasan UNESCO Asia PasifikTahun pengukuhan 1991 sesi ke-15 Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Borobudur adalah candi terbesar no 2 di dunia, no 1 adalah Ankor Wat di candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar terletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra sikap tangan Dharmachakra mudra memutar roda dharma. Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu ranah hawa nafsu, Rupadhatu ranah berwujud, dan Arupadhatu ranah tak berwujud. Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan. Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Nama Bore-Budur, yang kemudian ditulis BoroBudur, kemungkinan ditulis Raffles dalam tata bahasa Inggris untuk menyebut desa terdekat dengan candi itu yaitu desa Bore Boro; kebanyakan candi memang seringkali dinamai berdasarkan desa tempat candi itu berdiri. Raffles juga menduga bahwa istilah 'Budur' mungkin berkaitan dengan istilah Buda dalam bahasa Jawa yang berarti "purba"– maka bermakna, "Boro purba".Akan tetapi arkeolog lain beranggapan bahwa nama Budur berasal dari istilah bhudhara yang berarti gunung. Banyak teori yang berusaha menjelaskan nama candi ini. Salah satunya menyatakan bahwa nama ini kemungkinan berasal dari kata Sambharabhudhara, yaitu artinya "gunung" bhudara di mana di lereng-lerengnya terletak teras-teras. Selain itu terdapat beberapa etimologi rakyat lainnya. Misalkan kata borobudur berasal dari ucapan "para Buddha" yang karena pergeseran bunyi menjadi borobudur. Penjelasan lain ialah bahwa nama ini berasal dari dua kata "bara" dan "beduhur". Kata bara konon berasal dari kata vihara, sementara ada pula penjelasan lain di mana bara berasal dari bahasa Sanskerta yang artinya kompleks candi atau biara dan beduhur artinya ialah "tinggi", atau mengingatkan dalam bahasa Bali yang berarti "di atas". Jadi maksudnya ialah sebuah biara atau asrama yang berada di tanah tinggi. Sejarawan de Casparis dalam disertasinya untuk mendapatkan gelar doktor pada 1950 berpendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 770 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Dalam prasasti Karangtengah pula disebutkan mengenai penganugerahan tanah sima tanah bebas pajak oleh Çrī Kahulunan Pramudawardhani untuk memelihara Kamūlān yang disebut Bhūmisambhāra. Istilah Kamūlān sendiri berasal dari kata mula yang berarti tempat asal muasal, bangunan suci untuk memuliakan leluhur, kemungkinan leluhur dari wangsa Sailendra. Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sanskerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Lingkungan sekitar Borobudur terletak di atas bukit pada dataran yang dikeliling dua pasang gunung kembar; Gunung Sundoro-Sumbing di sebelah barat laut dan Merbabu-Merapi di sebelah timur laut, di sebelah utaranya terdapat bukit Tidar, lebih dekat di sebelah selatan terdapat jajaran perbukitan Menoreh, serta candi ini terletak dekat pertemuan dua sungai yaitu Sungai Progo dan Sungai Elo di sebelah timur. Menurut legenda Jawa, daerah yang dikenal sebagai dataran Kedu adalah tempat yang dianggap suci dalam kepercayaan Jawa dan disanjung sebagai 'Taman pulau Jawa' karena keindahan alam dan kesuburan tanahnya. Tiga candi serangkai Selain Borobudur, terdapat beberapa candi Buddha dan Hindu di kawasan ini. Pada masa penemuan dan pemugaran di awal abad ke-20 ditemukan candi Buddha lainnya yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon yang terbujur membentang dalam satu garis lurus. Awalnya diduga hanya suatu kebetulan, akan tetapi berdasarkan dongeng penduduk setempat, dulu terdapat jalan berlapis batu yang dipagari pagar langkan di kedua sisinya yang menghubungkan ketiga candi ini. Tidak ditemukan bukti fisik adanya jalan raya beralas batu dan berpagar dan mungkin ini hanya dongeng belaka, akan tetapi para pakar menduga memang ada kesatuan perlambang dari ketiga candi ini. Ketiga candi ini Borobudur-Pawon-Mendut memiliki kemiripan langgam arsitektur dan ragam hiasnya dan memang berasal dari periode yang sama yang memperkuat dugaan adanya keterkaitan ritual antar ketiga candi ini. Keterkaitan suci pasti ada, akan tetapi bagaimanakah proses ritual keagamaan ziarah dilakukan, belum diketahui secara pasti. Selain candi Mendut dan Pawon, di sekitar Borobudur juga ditemukan beberapa peninggalan purbakala lainnya, diantaranya berbagai temuan tembikar seperti periuk dan kendi yang menunjukkan bahwa di sekitar Borobudur dulu terdapat beberapa wilayah hunian. Temuan-temuan purbakala di sekitar Borobudur kini disimpan di Museum Karmawibhangga Borobudur, yang terletak di sebelah utara candi bersebelahan dengan Museum Samudra Raksa. Tidak seberapa jauh di sebelah utara Candi Pawon ditemukan reruntuhan bekas candi Hindu yang disebut Candi Banon. Pada candi ini ditemukan beberapa arca dewa-dewa utama Hindu dalam keadaan cukup baik yaitu Shiwa, Wishnu, Brahma, serta Ganesha. Akan tetapi batu asli Candi Banon amat sedikit ditemukan sehingga tidak mungkin dilakukan rekonstruksi. Pada saat penemuannya arca-arca Banon diangkut ke Batavia kini Jakarta dan kini disimpan di Museum Nasional Indonesia. Danau purba Tidak seperti candi lainnya yang dibangun di atas tanah datar, Borobudur dibangun di atas bukit dengan ketinggian 265 m 870 kaki dari permukaan laut dan 15 m 49 kaki di atas dasar danau purba yang telah mengering. Keberadaan danau purba ini menjadi bahan perdebatan yang hangat di kalangan arkeolog pada abad ke-20; dan menimbulkan dugaan bahwa Borobudur dibangun di tepi atau bahkan di tengah danau. Pada 1931, seorang seniman dan pakar arsitektur Hindu Buddha, Nieuwenkamp, mengajukan teori bahwa Dataran Kedu dulunya adalah sebuah danau, dan Borobudur dibangun melambangkan bunga teratai yang mengapung di atas permukaan danau. Bunga teratai baik dalam bentuk padma teratai merah, utpala teratai biru, ataupun kumuda teratai putih dapat ditemukan dalam semua ikonografi seni keagamaan Buddha; seringkali digenggam oleh Boddhisatwa sebagai laksana lambang regalia, menjadi alas duduk singgasana Buddha atau sebagai lapik stupa. Bentuk arsitektur Borobudur sendiri menyerupai bunga teratai, dan postur Budha di Borobudur melambangkan Sutra Teratai yang kebanyakan ditemui dalam naskah keagamaan Buddha mahzab Mahayana aliran Buddha yang kemudian menyebar ke Asia Timur. Tiga pelataran melingkar di puncak Borobudur juga diduga melambangkan kelopak bunga teratai. Akan tetapi teori Nieuwenkamp yang terdengar luar biasa dan fantastis ini banyak menuai bantahan dari para arkeolog; pada daratan di sekitar monumen ini telah ditemukan bukti-bukti arkeologi yang membuktikan bahwa kawasan sekitar Borobudur pada masa pembangunan candi ini adalah daratan kering, bukan dasar danau purba. Sementara itu pakar geologi justru mendukung pandangan Nieuwenkamp dengan menunjukkan bukti adanya endapan sedimen lumpur di dekat situs ini. Sebuah penelitian stratigrafi, sedimen dan analisis sampel serbuk sari yang dilakukan tahun 2000 mendukung keberadaan danau purba di lingkungan sekitar Borobudur, yang memperkuat gagasan Nieuwenkamp. Ketinggian permukaan danau purba ini naik-turun berubah-ubah dari waktu ke waktu, dan bukti menunjukkan bahwa dasar bukit dekat Borobudur pernah kembali terendam air dan menjadi tepian danau sekitar abad ke-13 dan ke-14. Aliran sungai dan aktivitas vulkanik diduga memiliki andil turut merubah bentang alam dan topografi lingkungan sekitar Borobudur termasuk danaunya. Salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia adalah Gunung Merapi yang terletak cukup dekat dengan Borobudur dan telah aktif sejak masa Pleistosen.] Sejarah Pembangunan Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 770 dan 825 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah,yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya. Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 50 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825. Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu. Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang dibangun di perbukitan Gunung Wukir, letaknya hanya 10 km mil sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M. Pembangunan candi-candi Buddha — termasuk Borobudur — saat itu dimungkinkan karena pewaris Sanjaya, Rakai Panangkaran memberikan izin kepada umat Buddha untuk membangun candi. Bahkan untuk menunjukkan penghormatannya, Panangkaran menganugerahkan desa Kalasan kepada sangha komunitas Buddha, untuk pemeliharaan dan pembiayaan Candi Kalasan yang dibangun untuk memuliakan Bodhisattwadewi Tara, sebagaimana disebutkan dalam Prasasti Kalasan berangka tahun 778 Masehi. Petunjuk ini dipahami oleh para arkeolog, bahwa pada masyarakat Jawa kuno, agama tidak pernah menjadi masalah yang dapat menuai konflik, dengan dicontohkan raja penganut agama Hindu bisa saja menyokong dan mendanai pembangunan candi Buddha, demikian pula tetapi diduga terdapat persaingan antara dua wangsa kerajaan pada masa itu — wangsa Syailendra yang menganut Buddha dan wangsa Sanjaya yang memuja Siwa — yang kemudian wangsa Sanjaya memenangi pertempuran pada tahun 856 di perbukitan Ratu Boko. Ketidakjelasan juga timbul mengenai candi Lara Jonggrang di Prambanan, candi megah yang dipercaya dibangun oleh sang pemenang Rakai Pikatan sebagai jawaban wangsa Sanjaya untuk menyaingi kemegahan Borobudur milik wangsa Syailendra, akan tetapi banyak pihak percaya bahwa terdapat suasana toleransi dan kebersamaan yang penuh kedamaian antara kedua wangsa ini yaitu pihak Sailendra juga terlibat dalam pembangunan Candi Siwa di Prambanan. Tahapan pembangunan Borobudur Para ahli arkeologi menduga bahwa rancangan awal Borobudur adalah stupa tunggal yang sangat besar memahkotai puncaknya. Diduga massa stupa raksasa yang luar biasa besar dan berat ini membahayakan tubuh dan kaki candi sehingga arsitek perancang Borobudur memutuskan untuk membongkar stupa raksasa ini dan diganti menjadi tiga barisan stupa kecil dan satu stupa induk seperti sekarang. Berikut adalah perkiraan tahapan pembangunan Borobudur Tahap pertama Masa pembangunan Borobudur tidak diketahui pasti diperkirakan kurun 750 dan 850 M. Borobudur dibangun di atas bukit alami, bagian atas bukit diratakan dan pelataran datar diperluas. Sesungguhnya Borobudur tidak seluruhnya terbuat dari batu andesit, bagian bukit tanah dipadatkan dan ditutup struktur batu sehingga menyerupai cangkang yang membungkus bukit tanah. Sisa bagian bukit ditutup struktur batu lapis demi lapis. Pada awalnya dibangun tata susun bertingkat. Sepertinya dirancang sebagai piramida berundak, tetapi kemudian diubah. Sebagai bukti ada tata susun yang dibongkar. Dibangun tiga undakan pertama yang menutup struktur asli piramida berundak. Tahap kedua Penambahan dua undakan persegi, pagar langkan dan satu undak melingkar yang diatasnya langsung dibangun stupa tunggal yang sangat besar. Tahap ketiga Terjadi perubahan rancang bangun, undak atas lingkaran dengan stupa tunggal induk besar dibongkar dan diganti tiga undak lingkaran. Stupa-stupa yang lebih kecil dibangun berbaris melingkar pada pelataran undak-undak ini dengan satu stupa induk yang besar di tengahnya. Karena alasan tertentu pondasi diperlebar, dibangun kaki tambahan yang membungkus kaki asli sekaligus menutup relief Karmawibhangga. Para arkeolog menduga bahwa Borobudur semula dirancang berupa stupa tunggal yang sangat besar memahkotai batur-batur teras bujur sangkar. Akan tetapi stupa besar ini terlalu berat sehingga mendorong struktur bangunan condong bergeser keluar. Patut diingat bahwa inti Borobudur hanyalah bukit tanah sehingga tekanan pada bagian atas akan disebarkan ke sisi luar bagian bawahnya sehingga Borobudur terancam longsor dan runtuh. Karena itulah diputuskan untuk membongkar stupa induk tunggal yang besar dan menggantikannya dengan teras-teras melingkar yang dihiasi deretan stupa kecil berterawang dan hanya satu stupa induk. Untuk menopang agar dinding candi tidak longsor maka ditambahkan struktur kaki tambahan yang membungkus kaki asli. Struktur ini adalah penguat dan berfungsi bagaikan ikat pinggang yang mengikat agar tubuh candi tidak ambrol dan runtuh keluar, sekaligus menyembunyikan relief Karmawibhangga pada bagian Kamadhatu Tahap keempat Ada perubahan kecil seperti penyempurnaan relief, penambahan pagar langkan terluar, perubahan tangga dan pelengkung atas gawang pintu, serta pelebaran ujung kaki. Borobudur diterlantarkan Meletusnya Gunung Merapi diduga sebagai penyebab utama diterlantarkannya Borobudur Borobudur tersembunyi dan terlantar selama berabad-abad terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang kemudian ditumbuhi pohon dan semak belukar sehingga Borobudur kala itu benar-benar menyerupai bukit. Alasan sesungguhnya penyebab Borobudur ditinggalkan hingga kini masih belum diketahui. Tidak diketahui secara pasti sejak kapan bangunan suci ini tidak lagi menjadi pusat ziarah umat Buddha. Pada kurun 928 dan 1006, Raja Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan Medang ke kawasan Jawa Timur setelah serangkaian letusan gunung berapi; tidak dapat dipastikan apakah faktor inilah yang menyebabkan Borobudur ditinggalkan, akan tetapi beberapa sumber menduga bahwa sangat mungkin Borobudur mulai ditinggalkan pada periode ini. Bangunan suci ini disebutkan secara samar-samar sekitar tahun 1365, oleh Mpu Prapanca dalam naskahnya Nagarakretagama yang ditulis pada masa kerajaan Majapahit. Ia menyebutkan adanya "Wihara di Budur".Selain itu Soekmono 1976 juga mengajukan pendapat populer bahwa candi ini mulai benar-benar ditinggalkan sejak penduduk sekitar beralih keyakinan kepada Islam pada abad ke-15. Monumen ini tidak sepenuhnya dilupakan, melalui dongeng rakyat Borobudur beralih dari sebagai bukti kejayaan masa lampau menjadi kisah yang lebih bersifat tahayul yang dikaitkan dengan kesialan, kemalangan dan penderitaan. Dua Babad Jawa yang ditulis abad ke-18 menyebutkan nasib buruk yang dikaitkan dengan monumen ini. Menurut Babad Tanah Jawi Sejarah Jawa, monumen ini merupakan faktor fatal bagi Mas Dana, pembangkang yang memberontak kepada Pakubuwono I, raja Kesultanan Mataram pada 1709. Disebutkan bahwa bukit "Redi Borobudur" dikepung dan para pemberontak dikalahkan dan dihukum mati oleh raja. Dalam Babad Mataram Sejarah Kerajaan Mataram, monumen ini dikaitkan dengan kesialan Pangeran Monconagoro, putra mahkota Kesultanan Yogyakarta yang mengunjungi monumen ini pada 1757. Meskipun terdapat tabu yang melarang orang untuk mengunjungi monumen ini, "Sang Pangeran datang dan mengunjungi satria yang terpenjara di dalam kurungan arca buddha yang terdapat di dalam stupa berterawang". Setelah kembali ke keraton, sang Pangeran jatuh sakit dan meninggal dunia sehari kemudian. Dalam kepercayaan Jawa pada masa Mataram Islam, reruntuhan bangunan percandian dianggap sebagai tempat bersemayamnya roh halus dan dianggap wingit angker sehingga dikaitkan dengan kesialan atau kemalangan yang mungkin menimpa siapa saja yang mengunjungi dan mengganggu situs ini. Meskipun secara ilmiah diduga, mungkin setelah situs ini tidak terurus dan ditutupi semak belukar, tempat ini pernah menjadi sarang wabah penyakit seperti demam berdarah atau malaria. Penemuan kembali Setelah Perang Inggris-Belanda dalam memperebutkan pulau Jawa, Jawa dibawah pemerintahan Britania Inggris pada kurun 1811 hingga 1816. Thomas Stamford Raffles ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, dan ia memiliki minat istimewa terhadap sejarah Jawa. Ia mengumpulkan artefak-artefak antik kesenian Jawa kuno dan membuat catatan mengenai sejarah dan kebudayaan Jawa yang dikumpulkannya dari perjumpaannya dengan rakyat setempat dalam perjalanannya keliling Jawa. Pada kunjungan inspeksinya di Semarang tahun 1814, ia dikabari mengenai adanya sebuah monumen besar jauh di dalam hutan dekat desa Bumisegoro. Karena berhalangan dan tugasnya sebagai Gubernur Jenderal, ia tidak dapat pergi sendiri untuk mencari bangunan itu dan mengutus Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki keberadaan bangunan besar ini. Dalam dua bulan, Cornelius beserta 200 bawahannya menebang pepohonan dan semak belukar yang tumbuh di bukit Borobudur dan membersihkan lapisan tanah yang mengubur candi ini. Karena ancaman longsor, ia tidak dapat menggali dan membersihkan semua lorong. Ia melaporkan penemuannya kepada Raffles termasuk menyerahkan berbagai gambar sketsa candi Borobudur. Meskipun penemuan ini hanya menyebutkan beberapa kalimat, Raffles dianggap berjasa atas penemuan kembali monumen ini, serta menarik perhatian dunia atas keberadaan monumen yang pernah hilang ini. Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius dan pada 1835 akhirnya seluruh bagian bangunan telah tergali dan terlihat. Minatnya terhadap Borobudur lebih bersifat pribadi daripada tugas kerjanya. Hartmann tidak menulis laporan atas kegiatannya; secara khusus, beredar kabar bahwa ia telah menemukan arca buddha besar di stupa utama. Pada 1842, Hartmann menyelidiki stupa utama meskipun apa yang ia temukan tetap menjadi misteri karena bagian dalam stupa kosong. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik, ia mempelajari monumen ini dan menggambar ratusan sketsa relief. Brumund juga ditunjuk untuk melakukan penelitian lebih terperinci atas monumen ini, yang dirampungkannya pada 1859. Pemerintah berencana menerbitkan artikel berdasarkan penelitian Brumund yang dilengkapi sketsa-sketsa karya Wilsen, tetapi Brumund menolak untuk bekerja sama. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menugaskan ilmuwan lain, C. Leemans, yang mengkompilasi monografi berdasarkan sumber dari Brumund dan Wilsen. Pada 1873, monograf pertama dan penelitian lebih detil atas Borobudur diterbitkan, dilanjutkan edisi terjemahannya dalam bahasa Perancis setahun kemudian. Foto pertama monumen ini diambil pada 1873 oleh ahli engrafi Belanda, Isidore van Kinsbergen. Penghargaan atas situs ini tumbuh perlahan. Untuk waktu yang cukup lama Borobudur telah menjadi sumber cenderamata dan pendapatan bagi pencuri, penjarah candi, dan kolektor "pemburu artefak". Kepala arca Buddha adalah bagian yang paling banyak dicuri. Karena mencuri seluruh arca buddha terlalu berat dan besar, arca sengaja dijungkirkan dan dijatuhkan oleh pencuri agar kepalanya terpenggal. Karena itulah kini di Borobudur banyak ditemukan arca Buddha tanpa kepala. Kepala Buddha Borobudur telah lama menjadi incaran kolektor benda antik dan museum-museum di seluruh dunia. Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar seluruhnya dan reliefnya dipindahkan ke museum akibat kondisi yang tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di monumen. Akibatnya, pemerintah menunjuk Groenveldt, seorang arkeolog, untuk menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan memperhitungkan kondisi aktual kompleks ini; laporannya menyatakan bahwa kekhawatiran ini berlebihan dan menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan. Bagian candi Borobudur dicuri sebagai benda cinderamata, arca dan ukirannya diburu kolektor benda antik. Tindakan penjarahan situs bersejarah ini bahkan salah satunya direstui Pemerintah Kolonial. Pada tahun 1896, Raja Thailand, Chulalongkorn ketika mengunjungi Jawa di Hindia Belanda kini Indonesia menyatakan minatnya untuk memiliki beberapa bagian dari Borobudur. Pemerintah Hindia Belanda mengizinkan dan menghadiahkan delapan gerobak penuh arca dan bagian bangunan Borobudur. Artefak yang diboyong ke Thailand antara lain; lima arca Buddha bersama dengan 30 batu dengan relief, dua patung singa, beberapa batu berbentuk kala, tangga dan gerbang, dan arca penjaga dwarapala yang pernah berdiri di Bukit Dagi — beberapa ratus meter di barat laut Borobudur. Beberapa artefak ini, yaitu arca singa dan dwarapala, kini dipamerkan di Museum Nasional di Bangkok. Pemugaran Borobudur kembali menarik perhatian pada 1885, ketika Yzerman, Ketua Masyarakat Arkeologi di Yogyakarta, menemukan kaki yang menampilkan relief pada kaki tersembunyi dibuat pada kurun 1890–1891. Penemuan ini mendorong pemerintah Hindia Belanda untuk mengambil langkah menjaga kelestarian monumen ini. Pada 1900, pemerintah membentuk komisi yang terdiri atas tiga pejabat untuk meneliti monumen ini Brandes, seorang sejarawan seni, Theodoor van Erp, seorang insinyur yang juga anggota tentara Belanda, dan Van de Kamer, insinyur ahli konstruksi bangunan dari Departemen Pekerjaan Umum. Pada 1902, komisi ini mengajukan proposal tiga langkah rencana pelestarian Borobudur kepada pemerintah. Pertama, bahaya yang mendesak harus segera diatasi dengan mengatur kembali sudut-sudut bangunan, memindahkan batu yang membahayakan batu lain di sebelahnya, memperkuat pagar langkan pertama, dan memugar beberapa relung, gerbang, stupa dan stupa utama. Kedua, memagari halaman candi, memelihara dan memperbaiki sistem drainase dengan memperbaiki lantai dan pancuran. Ketiga, semua batuan lepas dan longgar harus dipindahkan, monumen ini dibersihkan hingga pagar langkan pertama, batu yang rusak dipindahkan dan stupa utama dipugar. Total biaya yang diperlukan pada saat itu ditaksir sekitar Gulden. Pemugaran dilakukan pada kurun 1907 dan 1911, menggunakan prinsip anastilosis dan dipimpin Theodor van Erp. Tujuh bulan pertama dihabiskan untuk menggali tanah di sekitar monumen untuk menemukan kepala buddha yang hilang dan panel batu. Van Erp membongkar dan membangun kembali tiga teras melingkar dan stupa di bagian puncak. Dalam prosesnya Van Erp menemukan banyak hal yang dapat diperbaiki; ia mengajukan proposal lain yang disetujui dengan anggaran tambahan sebesar gulden. Van Erp melakukan rekonstruksi lebih lanjut, ia bahkan dengan teliti merekonstruksi chattra payung batu susun tiga yang memahkotai puncak Borobudur. Pada pandangan pertama, Borobudur telah pulih seperti pada masa kejayaannya. Akan tetapi rekonstruksi chattra hanya menggunakan sedikit batu asli dan hanya rekaan kira-kira. Karena dianggap tidak dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, Van Erp membongkar sendiri bagian chattra. Kini mastaka atau kemuncak Borobudur chattra susun tiga tersimpan di Museum Karmawibhangga Borobudur. Akibat anggaran yang terbatas, pemugaran ini hanya memusatkan perhatian pada membersihkan patung dan batu, Van Erp tidak memecahkan masalah drainase dan tata air. Dalam 15 tahun, dinding galeri miring dan relief menunjukkan retakan dan kerusakan. Van Erp menggunakan beton yang menyebabkan terbentuknya kristal garam alkali dan kalsium hidroksida yang menyebar ke seluruh bagian bangunan dan merusak batu candi. Hal ini menyebabkan masalah sehingga renovasi lebih lanjut diperlukan. Pemugaran kecil-kecilan dilakukan sejak itu, tetapi tidak cukup untuk memberikan perlindungan yang utuh. Pada akhir 1960-an, Pemerintah Indonesia telah mengajukan permintaan kepada masyarakat internasional untuk pemugaran besar-besaran demi melindungi monumen ini. Pada 1973, rencana induk untuk memulihkan Borobudur dibuat. Pemerintah Indonesia dan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh monumen ini dalam suatu proyek besar antara tahun 1975 dan 1982. Pondasi diperkokoh dan segenap panel relief dibersihkan. Pemugaran ini dilakukan dengan membongkar seluruh lima teras bujur sangkar dan memperbaiki sistem drainase dengan menanamkan saluran air ke dalam monumen. Lapisan saringan dan kedap air ditambahkan. Proyek kolosal ini melibatkan 600 orang untuk memulihkan monumen dan menghabiskan biaya total sebesar dollar AS. Setelah renovasi, UNESCO memasukkan Borobudur ke dalam daftar Situs Warisan Dunia pada tahun 1991.[4] Borobudur masuk dalam kriteria Budaya i "mewakili mahakarya kretivitas manusia yang jenius", ii "menampilkan pertukaran penting dalam nilai-nilai manusiawi dalam rentang waktu tertentu di dalam suatu wilayah budaya di dunia, dalam pembangunan arsitektur dan teknologi, seni yang monumental, perencanaan tata kota dan rancangan lansekap", dan vi "secara langsung dab jelas dihubungkan dengan suatu peristiwa atau tradisi yang hidup, dengan gagasan atau dengan kepercayaan, dengan karya seni artistik dan karya sastra yang memiliki makna universal yang luar biasa". Peristiwa kontemporer Setelah pemugaran besar-besaran pada 1973 yang didukung oleh UNESCO, Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha. Sekali setahun pada saat bulan purnama sekitar bulan Mei atau Juni, umat Buddha di Indonesia memperingati hari suci Waisak, hari yang memperingati kelahiran, wafat, dan terutama peristiwa pencerahan Siddhartha Gautama yang mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi menjadi Buddha Shakyamuni. Waisak adalah hari libur nasional di Indonesia dan upacara peringatan dipusatkan di tiga candi Buddha utama dengan ritual berjalan dari Candi Mendut menuju Candi Pawon dan prosesi berakhir di Candi Borobudur. Pada 21 Januari 1985, sembilan stupa rusak parah akibat sembilan bom. Pada 1991 seorang penceramah muslim beraliran ekstrem yang tunanetra, Husein Ali Al Habsyie, dihukum penjara seumur hidup karena berperan sebagai otak serangkaian serangan bom pada pertengahan dekade 1980-an, termasuk serangan atas Candi anggota kelompok ekstrem sayap kanan djatuhi hukuman 20 tahun penjara pada tahun 1986 dan seorang lainnya menerima hukuman 13 tahun "Mahakarya Borobudur" digelar di Borobudur Monumen ini adalah obyek wisata tunggal yang paling banyak dikunjungi di Indonesia. Pada 1974 sebanyak wisatawan yang diantaranya adalah wisatawan mancanegara telah mengunjungi monumen ini. Angka ini meningkat hingga mencapai 2,5 juta pengunjung setiap tahunnya 80% adalah wisatawan domestik pada pertengahan 1990-an, sebelum Krisis finansial Asia 1997. Akan tetapi pembangunan pariwisata dikritik tidak melibatkan masyarakat setempat sehingga beberapa konflik lokal kerap terjadi. Pada 2003, penduduk dan wirausaha skala kecil di sekitar Borobudur menggelar pertemuan dan protes dengan pembacaan puisi, menolak rencana pemerintah provinsi yang berencana membangun kompleks mal berlantai tiga yang disebut 'Java World'. Upaya masyarakat setempat untuk mendapatkan penghidupan dari sektor pariwisata Borobudur telah meningkatkan jumlah usaha kecil di sekitar Borobudur. Akan tetapi usaha mereka untuk mencari nafkah seringkali malah mengganggu kenyamanan pengunjung. Misalnya pedagang cenderamata asongan yang mengganggu dengan bersikeras menjual dagangannya; meluasnya lapak-lapak pasar cenderamata sehingga saat hendak keluar kompleks candi, pengunjung malah digiring berjalan jauh memutar memasuki labirin pasar cenderamata. Jika tidak tertata maka semua ini membuat kompleks candi Borobudur semakin semrawut. Pada 27 Mei 2006, gempa berkekuatan 6,2 skala mengguncang pesisir selatan Jawa Tengah. Bencana alam ini menghancurkan kawasan dengan korban terbanyak di Yogyakarta, akan tetapi Borobudur tetap utuh. Pada 28 Agustus 2006 simposium bertajuk Trail of Civilizations jejak peradaban digelar di Borobudur atas prakarsa Gubernur Jawa Tengah dan Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan, juga hadir perwakilan UNESCO dan negara-negara mayoritas Buddha di Asia Tenggara, seperti Thailand, Myanmar, Laos, Vietnam, dan Kamboja. Puncak acara ini adalah pagelaran sendratari kolosal "Mahakarya Borobudur" di depan Candi Borobudur. Tarian ini diciptakan dengan berdasarkan gaya tari tradisional Jawa, musik gamelan, dan busananya, menceritakan tentang sejarah pembangunan Borobudur. Setelah simposium ini, sendratari Mahakarya Borobudur kembali dipergelarkan beberapa kali, khususnya menjelang peringatan Waisak yang biasanya turut dihadiri Presiden Republik peringatan pemugaran candi Borobudur dengan bantuan UNESCO UNESCO mengidentifikasi tiga permasalahan penting dalam upaya pelestarian Borobudur i vandalisme atau pengrusakan oleh pengunjung; ii erosi tanah di bagian tenggara situs; iii analisis dan pengembalian bagian-bagian yang hilang.[43] Tanah yang gembur, beberapa kali gempa bumi, dan hujan lebat dapat menggoyahkan struktur bangunan ini. Gempa bumi adalah faktor yang paling parah, karena tidak saja batuan dapat jatuh dan pelengkung ambruk, tanah sendiri bergerak bergelombang yang dapat merusak struktur bangunan. Meningkatnya popularitas stupa menarik banyak pengunjung yang kebanyakan adalah warga Indonesia. Meskipun terdapat banyak papan peringatan untuk tidak menyentuh apapun, pengumandangan peringatan melalui pengeras suara dan adanya penjaga, vandalisme berupa pengrusakan dan pencorat-coretan relief dan arca sering terjadi, hal ini jelas merusak situs ini. Rehabilitasi Borobudur sangat terdampak letusan Gunung Merapi pada Oktober dan November 2010. Debu vulkanik dari Merapi menutupi kompleks candi yang berjarak 28 kilometer 17 mil arah barat-baratdaya dari kawah Merapi. Lapisan debu vulkanik mencapai ketebalan 2,5 sentimeter 1 in menutupi bangunan candi kala letusan 3–5 November 2010, debu juga mematikan tanaman di sekitar, dan para ahli mengkhawatirkan debu vulkanik yang secara kimia bersifat asam dapat merusak batuan bangunan bersejarah ini. Kompleks candi ditutup 5 sampai 9 November 2010 untuk membersihkan luruhan debu. Mencermati upaya rehabilitasi Borobudur setelah letusan Merapi 2010, UNESCO telah menyumbangkan dana sebesar 3 juta dollar AS untuk mendanai upaya rehabilitasi. Membersihkan candi dari endapan debu vulkanik akan menghabiskan waktu sedikitnya 6 bulan, disusul penghijauan kembali dan penanaman pohon di lingkungan sekitar untuk menstabilkan suhu, dan terakhir menghidupkan kembali kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat.[47] Lebih dari blok batu candi harus dibongkar untuk memperbaiki sistem tata air dan drainase yang tersumbat adonan debu vulkanik bercampur air hujan. Restorasi berakhir November 2011, lebih awal dari perkiraan semula ArsitekturBorobudur dilihat dari pelataran sudut barat lautDenah Borobudur membentuk Mandala, lambang alam semesta dalam kosmologi Buddha. Model BorobudurLorong koridor dengan galeri dinding berukir relief Konsep rancang bangun Pada hakikatnya Borobudur adalah sebuah stupa yang bila dilihat dari atas membentuk pola Mandala besar. Mandala adalah pola rumit yang tersusun atas bujursangkar dan lingkaran konsentris yang melambangkan kosmos atau alam semesta yang lazim ditemukan dalam Buddha aliran Wajrayana-Mahayana. Sepuluh pelataran yang dimiliki Borobudur menggambarkan secara jelas filsafat mazhab Mahayana yang secara bersamaan menggambarkan kosmologi yaitu konsep alam semesta, sekaligus tingkatan alam pikiran dalam ajaran sebuah kitab, Borobudur menggambarkan sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha. Dasar denah bujur sangkar berukuran 123 m 400 kaki pada tiap sisinya. Bangunan ini memiliki sembilan teras, enam teras terbawah berbentuk bujur sangkar dan tiga teras teratas berbentuk lingkaran. Pada tahun 1885, secara tidak disengaja ditemukan struktur tersembunyi di kaki Borobudur. Kaki tersembunyi ini terdapat relief yang 160 diantaranya adalah berkisah tentang Karmawibhangga. Pada relief panel ini terdapat ukiran aksara yang merupakan petunjuk bagi pengukir untuk membuat adegan dalam gambar relief. Kaki asli ini tertutup oleh penambahan struktur batu yang membentuk pelataran yang cukup luas, fungsi sesungguhnya masih menjadi misteri. Awalnya diduga bahwa penambahan kaki ini untuk mencegah kelongsoran monumen. Teori lain mengajukan bahwa penambahan kaki ini disebabkan kesalahan perancangan kaki asli, dan tidak sesuai dengan Wastu Sastra, kitab India mengenai arsitektur dan tata kota. Apapun alasan penambahan kaki ini, penambahan dan pembuatan kaki tambahan ini dilakukan dengan teliti dengan mempertimbangkan alasan keagamaan, estetik, dan teknis. Ketiga tingkatan ranah spiritual dalam kosmologi Buddha adalah Kamadhatu Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamadhatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu andesit kaki tambahan yang menutupi kaki asli ini memiliki volume meter kubik. Rupadhatu Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang pada dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya berbentuk persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan. Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan diatasnya dimahkotai stupika stupa kecil. Bagian teras-teras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan ukiran relief. Arupadhatu Berbeda dengan lorong-lorong Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud. Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk. Stupa kecil berbentuk lonceng ini disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16 total 72 stupa. Dua teras terbawah stupanya lebih besar dengan lubang berbentuk belah ketupat, satu teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung-patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung itu masih tampak samar-samar. Rancang bangun ini dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju keadaan tanpa wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat. Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau disebut juga Buddha yang tidak rampung, yang disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu. Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan ketiadaan sempurna dimana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara. Struktur bangunan Arca singa penjaga gerbangUkiran raksasa sebagai kepala pancuran drainasePenampang candi Borobudur terdapat rasio perbandingan 469 antara bagian kaki, tubuh, dan kepala Tangga Borobudur mendaki melalui serangkaian gapura berukir Kala-Makara Sekitar meter kubik batu andesit diangkut dari tambang batu dan tempat penatahan untuk membangun monumen ini. Batu ini dipotong dalam ukuran tertentu, diangkut menuju situs dan disatukan tanpa menggunakan semen. Struktur Borobudur tidak memakai semen sama sekali, melainkan sistem interlock saling kunci yaitu seperti balok-balok lego yang bisa menempel tanpa perekat. Batu-batu ini disatukan dengan tonjolan dan lubang yang tepat dan muat satu sama lain, serta bentuk "ekor merpati" yang mengunci dua blok batu. Relief dibuat di lokasi setelah struktur bangunan dan dinding rampung. Monumen ini dilengkapi dengan sistem drainase yang cukup baik untuk wilayah dengan curah hujan yang tinggi. Untuk mencegah genangan dan kebanjiran, 100 pancuran dipasang disetiap sudut, masing-masing dengan rancangan yang unik berbentuk kepala raksasa kala atau makara. Borobudur amat berbeda dengan rancangan candi lainnya, candi ini tidak dibangun di atas permukaan datar, tetapi di atas bukit alami. Akan tetapi teknik pembangunannya serupa dengan candi-candi lain di Jawa. Borobudur tidak memiliki ruang-ruang pemujaan seperti candi-candi lain. Yang ada ialah lorong-lorong panjang yang merupakan jalan sempit. Lorong-lorong dibatasi dinding mengelilingi candi tingkat demi tingkat. Secara umum rancang bangun Borobudur mirip dengan piramida berundak. Di lorong-lorong inilah umat Buddha diperkirakan melakukan upacara berjalan kaki mengelilingi candi ke arah kanan. Borobudur mungkin pada awalnya berfungsi lebih sebagai sebuah stupa, daripada kuil atau candi. Stupa memang dimaksudkan sebagai bangunan suci untuk memuliakan Buddha. Terkadang stupa dibangun sebagai lambang penghormatan dan pemuliaan kepada Buddha. Sementara kuil atau candi lebih berfungsi sebagai rumah ibadah. Rancangannya yang rumit dari monumen ini menunjukkan bahwa bangunan ini memang sebuah bangunan tempat peribadatan. Bentuk bangunan tanpa ruangan dan struktur teras bertingkat-tingkat ini diduga merupakan perkembangan dari bentuk punden berundak, yang merupakan bentuk arsitektur asli dari masa prasejarah Indonesia. Menurut legenda setempat arsitek perancang Borobudur bernama Gunadharma, sedikit yang diketahui tentang arsitek misterius ini. Namanya lebih berdasarkan dongeng dan legenda Jawa dan bukan berdasarkan prasasti bersejarah. Legenda Gunadharma terkait dengan cerita rakyat mengenai perbukitan Menoreh yang bentuknya menyerupai tubuh orang berbaring. Dongeng lokal ini menceritakan bahwa tubuh Gunadharma yang berbaring berubah menjadi jajaran perbukitan Menoreh, tentu saja legenda ini hanya fiksi dan dongeng belaka. Perancangan Borobudur menggunakan satuan ukur tala, yaitu panjang wajah manusia antara ujung garis rambut di dahi hingga ujung dagu, atau jarak jengkal antara ujung ibu jari dengan ujung jari kelingking ketika telapak tangan dikembangkan sepenuhnya. Tentu saja satuan ini bersifat relatif dan sedikit berbeda antar individu, akan tetapi satuan ini tetap pada monumen ini. Penelitian pada 1977 mengungkapkan rasio perbandingan 469 yang ditemukan di monumen ini. Arsitek menggunakan formula ini untuk menentukan dimensi yang tepat dari suatu fraktal geometri perulangan swa-serupa dalam rancangan Borobudur. bangun Candi Mendut dan Pawon di dekatnya. Arkeolog yakin bahwa rasio 469 dan satuan tala memiliki fungsi dan makna penanggalan, astronomi, dan kosmologi. Hal yang sama juga berlaku di candi Angkor Wat di Kamboja. Struktur bangunan dapat dibagi atas tiga bagian dasar kaki, tubuh, dan puncak. Dasar berukuran 123×123 m × ft dengan tinggi 4 m 13 kaki. Tubuh candi terdiri atas lima batur teras bujur sangkar yang makin mengecil di atasnya. Teras pertama mundur 7 m 23 kaki dari ujung dasar teras. Tiap teras berikutnya mundur 2 m kaki, menyisakan lorong sempit pada tiap tingkatan. Bagian atas terdiri atas tiga teras melingkar, tiap tingkatan menopang barisan stupa berterawang yang disusun secara konsentris. Terdapat stupa utama yang terbesar di tengah; dengan pucuk mencapai ketinggian 35 m 110 kaki dari permukaan tanah. Tinggi asli Borobudur termasuk chattra payung susun tiga yang kini dilepas adalah 42 m 140 kaki . Tangga terletak pada bagian tengah keempat sisi mata angin yang membawa pengunjung menuju bagian puncak monumen melalui serangkaian gerbang pelengkung yang dijaga 32 arca singa. Gawang pintu gerbang dihiasi ukiran Kala pada puncak tengah lowong pintu dan ukiran makara yang menonjol di kedua sisinya. Motif Kala-Makara lazim ditemui dalam arsitektur pintu candi di Jawa. Pintu utama terletak di sisi timur, sekaligus titik awal untuk membaca kisah relief. Tangga ini lurus terus tersambung dengan tangga pada lereng bukit yang menghubungkan candi dengan dataran di sekitarnya. Relief Seni pahat Borobudur memiliki kehalusan gaya dan citarasa estetik yang relief kisah-kisah naskah suci Buddha di dinding Borobudur Pada dinding candi di setiap tingkatan — kecuali pada teras-teras Arupadhatu — dipahatkan panel-panel bas-relief yang dibuat dengan sangat teliti dan halus. Relief dan pola hias Borobudur bergaya naturalis dengan proporsi yang ideal dan selera estetik yang halus. Relief-relief ini sangat indah, bahkan dianggap sebagai yang paling elegan dan anggun dalam kesenian dunia Buddha. Relief Borobudur juga menerapkan disiplin senirupa India, seperti berbagai sikap tubuh yang memiliki makna atau nilai estetis tertentu. Relief-relief berwujud manusia mulia seperti pertapa, raja dan wanita bangsawan, bidadari atapun makhluk yang mencapai derajat kesucian laksana dewa, seperti tara dan boddhisatwa, seringkali digambarkan dengan posisi tubuh tribhanga. Posisi tubuh ini disebut "lekuk tiga" yaitu melekuk atau sedikit condong pada bagian leher, pinggul, dan pergelangan kaki dengan beban tubuh hanya bertumpu pada satu kaki, sementara kaki yang lainnya dilekuk beristirahat. Posisi tubuh yang luwes ini menyiratkan keanggunan, misalnya figur bidadari Surasundari yang berdiri dengan sikap tubuh tribhanga sambil menggenggam teratai bertangkai panjang. Relief Borobudur menampilkan banyak gambar; seperti sosok manusia baik bangsawan, rakyat jelata, atau pertapa, aneka tumbuhan dan hewan, serta menampilkan bentuk bangunan vernakular tradisional Nusantara. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobudur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur. Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam atau disebut mapradaksina dalam bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief ini bermacam-macam isi ceritanya, antara lain relief-relief cerita jātaka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya utama dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap ke timur meskipun sisi-sisi lainnya serupa benar. Adapun susunan dan pembagian relief cerita pada dinding dan pagar langkan candi adalah sebagai berikut. Bagan Relief Tingkat Posisi/letak Cerita Relief Jumlah PiguraKaki candi asli - Karmawibhangga 160Tingkat I dinding a. Lalitawistara 120b. jataka/awadana 120langkan a. jataka/awadana 372b. jataka/awadana 128Tingkat II dinding Gandawyuha 128langkan jataka/awadana 100Tingkat III dinding Gandawyuha 88langkan Gandawyuha 88Tingkat IV dinding Gandawyuha 84langkan Gandawyuha 72Jumlah 1460 Secara runtutan, maka cerita pada relief candi secara singkat bermakna sebagai berikut KarmawibhanggaSalah satu ukiran Karmawibhangga di dinding candi Borobudur lantai 0 sudut tenggara Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri serial, tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati samsara yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur. LalitawistaraPangeran Siddhartha Gautama mencukur rambutnya dan menjadi pertapa Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti "hukum", sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda. Jataka dan Awadana Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi. Gandawyuha Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari. Arca BuddhaSebuah arca Buddha di dalam stupa berterawang Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit. Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu. Pada bagian Arupadhatu tiga pelataran melingkar, arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang berlubang. Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak kebanyakan tanpa kepala dan 43 hilang sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri. Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri. Mengikuti urutan Pradakshina yaitu gerakan mengelilingi searah jarum jam dimulai dari sisi Timur, maka mudra arca-arca buddha di Borobudur adalahArca Mudra Melambangkan Dhyani Buddha Arah Mata Angin Lokasi Arca COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr Bhumisparsa mudra Memanggil bumi sebagai saksi Aksobhya Timur Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi timur COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr Wara mudra Kedermawanan Ratnasambhawa Selatan Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi selatan COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Amitabha TMnr Dhyana mudra Semadi atau meditasi Amitabha Barat Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi barat COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Amogasiddha TMnr Abhaya mudra Ketidakgentaran Amoghasiddhi Utara Relung di pagar langkan 4 baris pertama Rupadhatu sisi utara COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur voorstellende Dhyani Boeddha Vairocana TMnr Witarka mudra Akal budi Wairocana Tengah Relung di pagar langkan baris kelima teratas Rupadhatu semua sisi COLLECTIE TROPENMUSEUM Boeddhabeeld van de Borobudur TMnr Dharmachakra mudra Pemutaran roda dharma Wairocana Tengah Di dalam 72 stupa di 3 teras melingkar Arupadhatu Ikhtisar waktu proses pemugaran Candi Borobudur 1814 - Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar. 1873 - monografi pertama tentang candi diterbitkan. 1900 - pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur. 1907 - Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911. 1926 - Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II. 1956 - Pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur. 1963 - Pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S. 1968 - Pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur. 1971 - Pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai 1972 - International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia. 10 Agustus 1973 - Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984 21 Januari 1985 - terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada Candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali. Serangan dilakukan oleh kelompok Islam ekstremis yang dipimpin oleh Husein Ali Al Habsyi. 1991 - Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO. catatan Taanmengenai tahun pembangunannya terdapat beberapa versi...mohon dimaklumi... karena tidak ada satupun prasasti yang menyebutkan dengan jelas. Yang mau pesen cerita sejarah comen.
Hariini saya akan menceritakan sebuah kisah yang pasti sobat semua udah pernah mendengarnyakan. Ya,kali ini saya akan menceritakan kisah Ramayana,tapi bahasa yang saya gunakan adalah bahasa jawa..hihihhihi semoga ngerti deleng : CERITA RAMAYANA. Sawijining dina ing kerajaan mantili ingkang kerajaan ramanipun dewi shinta

cerita candi borobudur dalam bahasa jawa 1. cerita candi borobudur dalam bahasa jawa 2. cerita legenda candi Borobudur​ 3. menulis cerita tentang candi borobudur memakai bahasa jawa 4. sinopsis legenda candi borobudur 5. cerita candi borobudur dalam bahasa inggris 6. cerita candi borobudur dalam bahasa daerah 7. Buatkan cerita pengalaman ke candi borobudur yang menyenangkan dalam bahasa jawa 8. apa fungsi legenda candi borobudur 9. geguritan bahasa jawa tentang berlibur ke candi borobudur 10. Sejarah candi borobudur dalam bahasa jawa 11. klasifikasi atau definisi Candi Borobudur dalam bahasa Jawa​ 12. ada kemiripan Candi Borobudur dgn Monumen lainnya? jlskn! ada cerita legenda pada candi borobudur?jlskn!help!​ 13. deskripsi candi borobudur dalam bahasa jawa 14. Cerita ke candi borobudur dalam bahasa Perancis 15. bahasa krama dari cerita Candi Borobudur​ Berikut ini cerita candi Borobudur dalam bahasa JawaCandi Borobudur ana nang Magelang. Sejaraeh Candi Borobudur iku dibangun pas abad ke 8. Candi Borobudur digawe kawit tahun 780 masehi dugi tahun 883 masehi. Candi iki dibangun pas Dinasti Syailendra. Alesane dibangun Candi Borobudur kanggo ngormati raja-raja lan leluhur Dinasti Syailendra ingkang nganut kepercayaan Budha. Nang candi kie, ana tingkatan lambang alam semesta yaiku, KamadhatuRupadhatuArupadhatuAwal mulane, Candi Borobudur ora rame kaya saiki, candi kie tau ilang pas tahun 928 lan tahun 1006. Terus candi kie didandani dados apik maning. Relief lan stupa nang candi borobudur akeh banget, jumlah relief ana lan stupane ana 73 stupa. Candi Borobudur sampun resmi dados warisan budaya dunia ingkang sampun diakui UNESCO. PembahasanUntuk menulis sebuah cerita, diperlukan kalimat yang dapat memberikan informasi secara lengkap mengenai objek yang sedang diceritakan. Sama seperti pada bahasa Indonesia, dalam bahasa jawa juga terdapat kalimat deskripsi. Berikut ini beberapa ciri yang dimiliki oleh kalimat atau menggambarkan sesuatu yang detail dan seolah-olah pembaca mengetahui hal yang dimaksud oleh hanya terfokus pada satu tujuan deskriptif merupakan salah satu contoh kalimat yang sering digunakan. Kalimat dekriptif juga memiliki tujuan, yaitu menjelaskan sesuatu hal pada pembaca. Pelajari lebih lanjutMateri tentang mengarang menggunakan bahasa jawa tentang puisi dalam bahasa Jawa tentang cerita menggunakan bahasa jawa jawabanKelas 9Mapel B. LainBab Kode AyoBelajar & SPJ2 2. cerita legenda candi Borobudur​ JawabanTerdapat sejarah panjang dalam berdirinya candi Borobudur. Sampai saat ini tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapa yang membangun Borobudur dan apa tujuan membangun candi ini. Diperkirakan candi Borobudur dibangun pada tahun 800 waktu pembangunan candi didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang umumnya digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Candi borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai 830 kalo salahSemoga bermanfaat✨Gomawo ✨ 3. menulis cerita tentang candi borobudur memakai bahasa jawa Candhi Barabudhur iku salah sawijining jeneng candhi Buddha kang ditemokaké ana ing tlatahKabupatèn Magelang, provinsi Jawa Tengah. Dunungé candhi iki kurang luwih 100 km ing sisih Kidul-Kulon saka Semarang lan 40 km ing sisih Lor-Kulonsaka Yogyakarta. Candhi iki yasané pamaréntah wangsa Syailendra ing kiwa tengening abad kaping 9 Masèhi. Candhi iki candhi panganut agama Buddha Mahayana. Candhi Barabudhur dibangun taun 750-842 AD. Nganti saiki akèh panemu bab madegé Barabudhur, kinira ginawé bebarengan karo candhi-candhi Budha kang duwèni arsitèktur mirip kayata Candhi Sari, Kalasan, Sewu, lan Plaosan sing dibangun taun 778-782 AD. Ana bukti kang tinemokaké ing sakngisoré bukit Barabudhur arupa huruf Palawa sing diukir huruf Jawa negesaké wangunan Barabudhur ginawé antarané abad 7-10 masèhi. cathetan kanthi tanggal 732 AD nyebut raja Budha saka dhinasti Syailendra, ing taun kuwi raja saka dhinasti Sanjaya Hindu uga duwèni panguwasa sing pada-pada unggul. Candhi-candhi Budha Barabudhur, Mendut, Pawon diubengi candhi-candhi Hindu ing sakiwa tengené, sisih wétan ana candi Canggal, sisih lor ana candi Sengi lan kulon madeg candi Pringapus lanSelagriya déné sisih kidul ana wangunan lingga-yoni simbul suci Hindu. Semana uga sakupengé candhi Hindu Prambanan madeg candhi-candhi Budha Kalasan, Sari, Sewu, Plaosan, Sojiwan. Borobudur madeg kanthi 3 tujuansimbol kasucén agama Budhaminangka monumén pamojan, lan tetenger Budhapanggonan kanggo nyimpen samubarang kang ana gayutan karo sang Budha. .Panjenengané biksu Narada Mahatera nandur wit Bodhi utawa ”Ficus Religiosa” utawa ”Acwata” ing komplèk Borobudur. Wit Bodhipenting kanggoné umat Budha, amarga ing sangisoré wit iki sang Budha antuk nugraha kewahyon dadi wong kang suci. Moga bermanfaat 4. sinopsis legenda candi borobudur Dibawah ini terdapat sinopsis Legenda Candi BorobudurCandi Borobudur berlokasi dan berjarak sekitar 100 km dari kota Semarang, 86 km dari Surakarta dan 40 km dari DI. Yogyakarta. Latar belakang berdirinya Candi Borobudur tak lepas dari kerajaan Mataram kuno di bawah dinasti atau wangsa Syailendra yang pada masa itu mayoritas memeluk agama Buddha. Nama Borobudur berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata Bara yang artinya komplek atau biara dan Beduhur yang artinya di Borobudur diperkirakan mulai dibangun pada tahun 780 M oleh Raja Samaratungga. Pembangunan ini membutuhkan waktu 50 tahun untuk dapat menyelesaikan pembangunan candi yang merupakan candi Buddha terbesar. Pada masa pemerintahan Mpu bertepatan dengan kepindahan pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ke wilyah Jawa Timur, terjadi peristiwa meletusnya gunung Berapi yang mengakibatkan Candi Borobudur terkubur oleh abu vulkanik dan debu. Akhirnya candi ini menjadi tidak terawat, tertutup oleh semak-semak dan mulai ditinggalkan. Setelah ratusan tahun berlalu, nama Borobudur diketahui kembali dari naskah Negarakertagama karangan Mpu Prapanca 1365 dan naskah Babad Tanah Jawi 1709-1710, berita Raja Paku Buwono I yang ditangkap dan dihukum mati di Redi Borobudur dan berita pangeran Monconegoro dari Yogyakarta yang ingin melihat arca seorang ksatria yang terkurung dalam pada tahun 1814 Sir Thomas Stamford Raffles yang sangat tertarik dengan sejarah dan pengagum seni mendengar dari bawahannya ada bukit yang dipenuhi batu-batu berukir. Dia mengutus Cornelius seorang pengagum seni dan sejarah untuk membersihkan bukit tersebut. Proses pembersihan berjalan selama dua bulan dengan bantuan 200 penduduk setempat sehingga candi menjadi bersih dan 1825 dilakukan pemugaran, tahun 1834 Residen kedu melakukan pembersihan dan tahun 1842 dilakukan penelitian lebih lanjut pada stupa dari SinopsisSinopsis adalah ringkasan singkat suatu karya tulis yang mecakup keseluruhan dari isi karya tulis tersebut yang ditulis merunut mulai dari awal cerita sampai akhir cerita secara Sebuah SinopsisAlur dalam pembuatan sinopsis disusun secara berurutan berdasarkan kronologis dalam sinopsis harus tepat, sesuai dengan cerita aslinya dan mencakup keseluruhan secara singkat, padat, jelas dan tidak ditulis maksimal untuk satu halaman. Penulisan sinopsis menggunakan gaya bahasa yang persuasif dalam bentuk ajakan agar calon pembaca memiliki ketertarikan untuk membaca isi cerita secara Lebih LanjutMateri tentang pengertian sinopsis dan pembahasannya tentang sinopsis dan pembahasannya tentang unsur sinopsis novel JawabanKelas 8Mapel Bahasa IndonesiaBab 5 – Membaca CerpenKode 5. cerita candi borobudur dalam bahasa inggris Borobudur is a Buddhist Temple located in Borobudur, magelang, Central Java, Indonesia. this Temple located in about 100km in the Southwest Semarang, 86 km West of surakarta, and 40km in the Northwest Yogyakarta. Temple shaped stupa's established by the followers of Buddhism mahayana around 8th century ad during the government House of syailendra. Borobudur is Temple or Buddhist Temple largest monument this consists of six Terrace square the above there are three court circular, on the walls decorated with panel relief and original there are 504 ARCA have a collection of relief Buddha most comprehensive and most in main largest located in the middle of all at once crowns this building, surrounded by three rows of circular 72 stupa cavities in which there is the statue of Buddhist sitting cross-legged in a position Lotus perfect with Mudra attitude hand dharmachakra Mudra play wheel Dharma. monument this is a model of the universe and built as sacred place to glorify Buddha also serves as a pilgrimage to lead human beings switching from natural lust worldly to enlightenment and wisdom in accordance Buddhism. pilgrims entry through the East side start ritual at the base of the Temple 6. cerita candi borobudur dalam bahasa daerah Candhi Barabudhur iku salah sawijining jeneng candhi Buddha kang ditemokaké ana ing tlatahKabupatèn Magelang, provinsi Jawa Tengah. Dunungé candhi iki kurang luwih 100 km ing sisih Kidul-Kulon saka Semarang lan 40 km ing sisih Lor-Kulonsaka Yogyakarta. Candhi iki yasané pamaréntah wangsa Syailendra ing kiwa tengening abad kaping 9 Masèhi. Candhi iki candhi panganut agama Buddha Mahayana. Candhi Barabudhur dibangun taun 750-842 AD. Nganti saiki akèh panemu bab madegé Barabudhur, kinira ginawé bebarengan karo candhi-candhi Budha kang duwèni arsitèktur mirip kayata Candhi Sari, Kalasan, Sewu, lan Plaosan sing dibangun taun 778-782 AD. Ana bukti kang tinemokaké ing sakngisoré bukit Barabudhur arupa huruf Palawa sing diukir huruf Jawa negesaké wangunan Barabudhur ginawé antarané abad 7-10 masèhi. cathetan kanthi tanggal 732 AD nyebut raja Budha saka dhinasti Syailendra, ing taun kuwi raja saka dhinasti Sanjaya Hindu uga duwèni panguwasa sing pada-pada unggul. Candhi-candhi Budha Barabudhur, Mendut, Pawon diubengi candhi-candhi Hindu ing sakiwa tengené, sisih wétan ana candi Canggal, sisih lor ana candi Sengi lan kulon madeg candi Pringapus lanSelagriya déné sisih kidul ana wangunan lingga-yoni simbul suci Hindu. Semana uga sakupengé candhi Hindu Prambanan madeg candhi-candhi Budha Kalasan, Sari, Sewu, Plaosan, Sojiwan. Borobudur madeg kanthi 3 tujuansimbol kasucén agama Budhaminangka monumén pamojan, lan tetenger Budhapanggonan kanggo nyimpen samubarang kang ana gayutan karo sang Budha. .Panjenengané biksu Narada Mahatera nandur wit Bodhi utawa ”Ficus Religiosa” utawa ”Acwata” ing komplèk Borobudur. Wit Bodhipenting kanggoné umat Budha, amarga ing sangisoré wit iki sang Budha antuk nugraha kewahyon dadi wong kang suci. 7. Buatkan cerita pengalaman ke candi borobudur yang menyenangkan dalam bahasa jawa Senenge atiku yen preian aku diajak bapak ning candi borobudur, ring kono akeh maceme candi lan peninggalan sejarah 8. apa fungsi legenda candi borobudur mengetahui kehidupan dan sejarah candi borobudur pd masa praaksara1 Tempat menyimpan relik atau disebut Dhatugarba peninggalan-peninggalan benda suci.2 Tempat sembahyang atau beribadat bagi umat Merupakan lambang suci bagi umat Budha, cermin nilai-nilai tertinggi agama Budha dan mengandung rasa rendah hati yang disadari penciptanya Tanda peringatan dan penghormatan sang Budha. 9. geguritan bahasa jawa tentang berlibur ke candi borobudur Jawaban Liburan ing candi BorobudurCandi Borobudur...Candi Budha sing megahAsri lan sejuk hawaneAkeh sing ngunjungi Atiku seneng tentrem Candi borobudur sing tak tresnani Nyetak kenangan-kenangan sing indah Liburan ing kene nyamen tenanPenjelasanJawabanLiburan ing candi BorobudurCandi Borobudur...Candi Budha sing megahAsri lan sejuk hawaneAkeh sing ngunjungi Atiku seneng tentrem Candi borobudur sing tak tresnani Nyetak kenangan-kenangan sing indah Liburan ing kene nyamen tenanSemoga membantu 10. Sejarah candi borobudur dalam bahasa jawa Borobudur minangka candhi Budha dumunung ing Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi iki dumunung watara 100 km ing sisih kidul-kulon Semarang, 86 km ing sisih kulon Surakarta, lan 40 km ing sisih lor-wétan Yogyakarta. Stupa shaped candhi iki diadegaké dening penganut agama Buddha Mahayanas watara taun 800 AD nalika jaman Dinasti Syailendra. Borobudur minangka candhi paling gedhé utawa candhi Budha ing donya, H [1] [2] minangka salah sawijining monumen Buddha paling gedhé ing donya. 11. klasifikasi atau definisi Candi Borobudur dalam bahasa Jawa​ JawabanCandhi Barabudhur mujudake candhi Buddha kang digawe ing abad IX dening Raja Semaratungga sing ngasta kraton Mataram Hindhu. Raja Semaratungga saka wangsa Syailendra. Candhi iki minangka candhi Buddha gedhe dhewe sejagat. Prenahe Candhi Borobudhur dumunung ana ing sakidul kulone Kutha Muntilan Kabupaten Magelang Jawa Barabudhur dumadi saka 9 tataran yaiku enem teras wujud pasagi lan telu wujud bundher, kanthi pucukan wujud cungkup ing pusere. Candhi iki direnggani panel relief cacah lan reca Buda cacah 504. Cungkup pusere kinubengan reca Buda lungguh cacah 72 sing padha dipapanake ing njero stupa-stupa sing saiki, Candhi Barabudhur isih dadi papan tirakat. Wong-wong Buddha padha ngrayakake Wesak ing candhi iki saben tahun. Candi Barabudhur uga wis kondhang kaloka dadi papan wisata kang gawe gumun turis Indonesia lan mancanegara. 12. ada kemiripan Candi Borobudur dgn Monumen lainnya? jlskn! ada cerita legenda pada candi borobudur?jlskn!help!​ Jawabanada candi yg mirip dengan candi borobudur. namanya pagoda mohyin thanbodhay yg ada di myanmarsesuai cerita candi borobudur didirkan ke abad 8 candi tersebut dibangun dan dipimpin oleh syailendra 13. deskripsi candi borobudur dalam bahasa jawa Candhi Barabudhur iku salah sawijining jeneng candhi Buddha kang ditemokaké ana ing tlatahKabupatèn Magelang, provinsi Jawa Tengah. Dunungé candhi iki kurang luwih 100 km ing sisih Kidul-Kulon saka Semarang lan 40 km ing sisih Lor-Kulonsaka Yogyakarta. Candhi iki yasané pamaréntah wangsa Syailendra ing kiwa tengening abad kaping 9 Masèhi. Candhi iki candhi panganut agama Buddha Mahayana. Candhi Barabudhur dibangun taun 750-842 AD. Nganti saiki akèh panemu bab madegé Barabudhur, kinira ginawé bebarengan karo candhi-candhi Budha kang duwèni arsitèktur mirip kayata Candhi Sari, Kalasan, Sewu, lan Plaosan sing dibangun taun 778-782 AD. Ana bukti kang tinemokaké ing sakngisoré bukit Barabudhur arupa huruf Palawa sing diukir huruf Jawa negesaké wangunan Barabudhur ginawé antarané abad 7-10 masèhi. cathetan kanthi tanggal 732 AD nyebut raja Budha saka dhinasti Syailendra, ing taun kuwi raja saka dhinasti Sanjaya Hindu uga duwèni panguwasa sing pada-pada unggul. Candhi-candhi Budha Barabudhur, Mendut, Pawon diubengi candhi-candhi Hindu ing sakiwa tengené, sisih wétan ana candi Canggal, sisih lor ana candi Sengi lan kulon madeg candi Pringapus lanSelagriya déné sisih kidul ana wangunan lingga-yoni simbul suci Hindu. Semana uga sakupengé candhi Hindu Prambanan madeg candhi-candhi Budha Kalasan, Sari, Sewu, Plaosan, Sojiwan. Borobudur madeg kanthi 3 tujuansimbol kasucén agama Budhaminangka monumén pamojan, lan tetenger Budhapanggonan kanggo nyimpen samubarang kang ana gayutan karo sang Budha. .Panjenengané biksu Narada Mahatera nandur wit Bodhi utawa ”Ficus Religiosa” utawa ”Acwata” ing komplèk Borobudur. Wit Bodhipenting kanggoné umat Budha, amarga ing sangisoré wit iki sang Budha antuk nugraha kewahyon dadi wong kang suci. Sumber Candhi Barabudhur 14. Cerita ke candi borobudur dalam bahasa Perancis un jour moi et mes parents en vacances au temple de nous avons vu de nombreux temples du temple historique, nous avons été photographiés dans le temple du temple vacances au temple de hari saya dan orang tua saya berlibur ke candi kami melihat banyak candi candi yang bersejarah,kami pun berfoto di candi candi berlibur ke candi bermanfaatjadikan jawaban terbaik 15. bahasa krama dari cerita Candi Borobudur​ Penjelasanbasa kramane saiki ing candi borobudur ana taman yoiku sakniti teh candi borobudur ente tamanmaaf klo salah ini dari google

\n\n \ncerita legenda bahasa jawa candi borobudur
Dalamsejarah singkat Candi Borobudur di masa kolonialisme Belanda, yakni tepatnya pada tahun 1814, Sir Thomas Stamford Raffles berhasil mengungkap keberadaan Candi Borobudur. Raffles mendapat informasi bahwa ada sebuah bangunan besar yang tertimbun abu vulkanik di Jawa. Terhitung, Borobudur terlupakan hingga 10 abad lamanya hingga ditemukan
Cerita Legenda Bahasa Jawa Cerita Legenda bahasa Jawa dikenal luas di Indonesia. Cerita-cerita ini diwariskan secara turun-temurun dan telah menjadi bagian dari budaya Jawa. Cerita-cerita ini telah ada sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu, sehingga banyak orang yang tidak tahu persis kapan cerita-cerita ini muncul. Meskipun ada banyak jenis legenda Jawa kaya akan karakter-karakter yang menarik, alur cerita yang menarik, dan pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita. Daftar sepuluh legenda Jawa ini akan memperkenalkan Anda pada beberapa kisah Jawa adalah rumah bagi banyak legenda yang menarik, beberapa di antaranya sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Kisah-kisah ini masih diceritakan di desa-desa Jawa sampai sekarang dan telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai cara untuk menjelaskan fenomena alam atau mengenalkan anak-anak pada dunia di sekitar banyak yang telah hilang seiring berjalannya waktu, masih ada beberapa yang tetap populer di kalangan penduduk lokal dan wisatawan hingga saat ini. Dalam artikel ini kita akan membahas lima mitos atau legenda dari Jawa dengan melihat asal-usulnya, makna historisnya, dan dampak juga Kumpulan Cerita Anak Sholeh LengkapBerikut 25 Cerita Legenda Bahasa Jawa Terpopuler1. Legenda Ki Joko BodoKi Joko Bodo adalah seorang pahlawan Jawa yang terkenal. Ia adalah putra dari Ki Ageng Pemanahan dan Nyai Roro Kidul, yang juga merupakan tokoh legendaris dalam sejarah Joko Bodo memimpin perlawanan terhadap Belanda ketika mereka mencoba mengambil alih Jawa pada tahun 1825. Dia dikenal sebagai "pilar Jawa" karena dia menyelamatkan Jawa dari penjajahan bangsa Eropa dengan berjuang keras melawan mereka dan memenangkan banyak pertempuran melawan Legenda Si PitungSi Pitung, atau "gurita", adalah cerita legenda Jawa yang mengisahkan seorang anak laki-laki yang menjadi gurita setelah memakan buah utama dalam cerita ini adalah Si Pitung anak laki-laki. Dia tinggal bersama ibunya, yang telah diberitahu oleh neneknya bahwa jika dia memberi anaknya buah apa pun untuk dimakan, dia akan menjadi gurita. Suatu hari, ibu Si Pitung lupa akan peraturan ini dan memberinya buah durian untuk dimakan - yang ternyata beracun! Tak lama kemudian, tubuhnya mulai berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa dikenali lengan tumbuh dari sisi tubuhnya, kaki tumbuh dari belakang tubuhnya... dan kemudian dia menjadi gurita!Baca juga Latar Belakang dan Sejarah Koperasi Dunia3. Legenda Nyi Roro KidulNyi Roro Kidul adalah ratu Laut Selatan. Dia adalah seorang dewi cantik yang tinggal di Gunung Merapi, yang terletak di pantai selatan Jawa. Kecantikannya begitu luar biasa sehingga dapat membuat para pria jatuh cinta hanya dengan Roro Kidul adalah ratu dari Samudera Selatan. Dia tinggal di sebuah istana di bawah air, tapi dia juga bisa datang ke daratan. Nyai Roro Kidul memiliki seorang suami bernama Si Pitung yang tinggal di Roro Kidul dapat membuat orang jatuh cinta satu sama lain, atau membuat mereka sakit jika mereka tidak mematuhi perintahnya atau melakukan sesuatu yang buruk padanya atau anggota Nyi Roro Kidul bermula ketika sekelompok nelayan sedang memancing di dekat Gunung Merapi dan mereka melihat seorang wanita cantik yang duduk di puncak gunung dengan hanya mengenakan anting-anting dan kalung emas sebagai begitu terpesona oleh kecantikannya sehingga mereka melupakan pekerjaan mereka dan menatapnya sepanjang hari hingga malam tiba, ketika mereka pulang tanpa mendapatkan ikan!Mereka menceritakan kejadian aneh ini kepada istri mereka, namun tak satu pun dari mereka dapat menjelaskan apa yang telah terjadi pada mereka hari itu; jadi mereka memutuskan untuk kembali lagi esok pagi sebelum matahari terbit - dan benar saja, ada nelayan lain yang sudah berada di sana!Kali ini dia lebih dekat dari sebelumnya, tetapi masih terlalu jauh dari tempat dia duduk "Siapa ini?" pikirnya, "Dia terlihat seperti malaikat!" Ia berseru dengan lantang, "Halo! Siapa kamu?" Namun lagi-lagi tidak ada jawaban yang datang kecuali keheningan...4. Legenda Malin KundangMalin Kundang adalah legenda Jawa yang menceritakan tentang seorang wanita yang berubah menjadi kuda. Nama Malin Kundang diterjemahkan menjadi "kuda dengan surai yang indah".Malin Kundang adalah pahlawan legendaris dari Sumatera Barat. Dia dikenal karena keberanian dan kekuatannya, serta keahliannya dalam bertarung melawan setan dan monster sebuah cerita, Malin Kundang bertarung melawan seekor naga jahat yang tinggal di pegunungan dekat Danau Toba. Ketika dia melihat monster ini menyerang orang-orang di perahu mereka di danau, dia memutuskan untuk mengejarnya sendiri - dan meskipun monster itu sangat besar hampir memenuhi seluruh pandangan Malin Kundang, dia berhasil membunuhnya dengan pedangnya!Asal mula legenda ini bermula ketika ada seorang wanita tua bernama Nyai Roro Kidul yang kehilangan suami dan anaknya dalam peperangan melawan kerajaan lain. Ia menangis berhari-hari tanpa henti, hingga akhirnya meninggal karena dia meninggal, dia menjadi roh jahat hantu yang menghantui orang-orang di malam hari dengan mengambil tidur mereka dan membuat mereka gila jika mereka mencoba melarikan diri darinya karena sulit bagi manusia untuk melarikan diri dari hantu karena mereka dapat terbang menembus dinding atau bahkan melakukan perjalanan di bawah air tanpa membutuhkan transportasi seperti perahu!Namun suatu hari ketika sedang berkeliling mencari korban, dia bertemu dengan tiga pemuda yang sedang bermain sepak bola bersama di luar rumah mereka ketika tiba-tiba salah satu pemain menendang terlalu keras hingga membuatnya jatuh tersungkur dan membuat semua orang tertawa terbahak-bahak, kecuali seorang gadis bernama Dewi Sartika yang telah menonton dengan tenang di dekatnya namun sekarang merasa dia tidak ingin orang lain tahu tentang apa yang terjadi di antara mereka saat istirahat sekolah jadi dia memutuskan untuk tidak segera bergegas pergi dan memilih untuk berdiri di sana dengan canggung menunggu dengan sabar sampai semua orang menjadi tenang sebelum berjalan perlahan ke arah tempat semua orang berdiri yang sekarang tertawa histeris bersama lainnya Rincian Gaji Blogger Pemula5. Legenda Samseng CikandangSamseng Cikandang adalah karakter dalam pewayangan Jawa, yang sangat ahli dalam pekerjaannya sebagai pandai besi. Dia memiliki palu yang sangat besar dan selalu membawanya. Samseng Cikandang membuat banyak hal untuk raja, termasuk senjata dan baju besi untuk para hari sang raja memutuskan untuk menguji pedang barunya dengan menebang seluruh hutan dengan pedang itu! Namun, ketika ia mencoba mengayunkannya ke beberapa pohon, tidak ada yang terjadi - pedang itu tidak menebang pohon-pohon itu sama sekali!Pedang itu hanya mampu menebang semak-semak kecil karena mereka sangat lemah dibandingkan dengan kekuatannya sendiri sehingga tidak ada perlawanan yang cukup untuk melawannya ketika dihantam oleh benda seberat pedang yang ditempa sendiri oleh Samseng Cikandang selama ia bekerja untuk "memastikan bahwa tidak ada orang lain yang dapat menggunakannya lagi".6. Legenda Alak BetatarAlak Betatar adalah tokoh mitologi Jawa yang dipercaya lahir dari penyatuan antara manusia dan batu. Dia menjadi pahlawan dengan membunuh raja jahat dari dunia seperti ini Dahulu kala ada seorang putri cantik yang tinggal di Indonesia bersama ayahnya, Prabu Siliwangi yang memerintah di Jawa. Dia sangat sedih karena dia tidak memiliki suami atau hari ketika dia sedang berjalan-jalan di luar taman istananya, dia melihat dua orang pria sedang memperebutkan sesuatu yang mengkilap yang tergeletak di atas dedaunan di dekat mereka, yang ternyata adalah sebuah telur yang di dalamnya terdapat Alak Betatar!Wanita itu mengambil benda misterius ini dan merawatnya hingga menetas menjadi seorang bayi laki-laki yang tumbuh dengan cepat di bawah asuhan ibunya; namun tak lama kemudian kebahagiaan mereka berakhir ketika suatu hari kakek Alak Betatar - Prabu Siliwangi - masuk ke dalam kamar putrinya secara tiba-tiba dan melihat apa yang terlihat seperti orang lain berdiri di samping putri kesayangannya yang membuatnya merasa tidak nyaman untuk berada di dekatnya lagi karena ia tidak tahu apakah yang ia lihat itu nyata atau hanya imajinasi karena usia yang sudah tua dan tidak mampu lagi berpikir secara usia tua yang mempengaruhi fungsi otaknya sehingga dia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan mimpi lagi...Baca juga Asal Usul sebutan "Warga +62" Cek disini7. Legenda Lutung KasarungLutung Kasarung adalah monyet raksasa yang tinggal di hutan. Lutung Kasarung memiliki nafsu makan yang besar dan memakan banyak makanan, sehingga sering keluar dari hutan untuk mencari makanan di Kasarung juga dikenal dengan sebutan lutung ganteng karena bentuknya yang seperti monyet biasa namun memiliki bulu yang lebih lebat dari monyet Legenda Nyi Mas, Nyai Pohaci Sanghyang Asri dan Werkudara Ratu SembodroNyi Mas dan Nyai Pohaci Sanghyang Asri adalah wanita tercantik di dunia. Mereka juga bersaudara, namun mereka jatuh cinta pada Werkudara ratu Sembodro. Cinta mereka terlarang dan karena itu menyebabkan banyak masalah bagi ketiga gadis mencoba untuk menghilangkan kutukan ini dengan mengirim Nyi Mas ke Bali bersama dengan suaminya, tetapi perjalanan mereka tidak berjalan sesuai rencana karena mereka mengalami masalah di laut saat kapal mereka tenggelam di dekat sebuah pulau bernama Pulau Legenda Prabu Siliwangi & Prabu Jaya NingratPrabu Siliwangi adalah raja yang paling terkenal dalam sejarah Jawa. Dia adalah penguasa yang adil dan dikenal karena kebijaksanaan, keberanian, dan eksploitasi militernya. Ia memiliki banyak istri namun hanya memiliki satu putra bernama Prabu Jaya Ningrat. Kedua raja ini berteman baik hingga mereka bertengkar karena memperebutkan tanah di dekat Gunung Merapi Gunung Merbabu.Prabu Jaya Ningrat menjadi marah kepada ayahnya dan pergi meninggalkan rumah untuk tinggal bersama keluarga ibunya yang tinggal di Gunung Merapi. Di sana ia bertemu dengan seorang putri cantik bernama Dewi Ratih Kumara, putri dari Raja Surawisesa yang memerintah di Dataran Kedu saat saling jatuh cinta dan menikah meskipun ditentang oleh orang tua mereka Prabu Jaya Ningrat tidak diperbolehkan menikah di luar kerajaannya karena akan melanggar adat; sementara ayah Dewi Ratih Kumara khawatir jika ia menikah dengan orang di luar kerajaannya maka akan terjadi peperangan di antara mereka di kemudian hari karena masalah harga juga 10 Tips membeli Laptop bekas agar tidak Tertipu10. Legenda Mpu Gandring & Keris Setan setan di KerisKisah Mpu Gandring alias Mpu Tantular adalah legenda Jawa yang paling terkenal. Sebagai anak dari seorang siluman dan manusia, ia terlahir dengan kekuatan gaib, termasuk kemampuan untuk memainkan musik yang begitu indah hingga dapat menghidupkan orang dari Mpu Gandring adalah raja dari segala siluman dan ibunya adalah seorang wanita biasa yang tinggal di Magelang, Jawa Tengah. Suatu hari ketika sedang mandi di Danau Tansa, ia melihat sesuatu yang tidak biasa seekor ular muncul di atas kepalanya tanpa peringatan atau alasan apapun!Karena takut dengan kejadian aneh ini, ia berlari pulang sambil berteriak, "Saya melihat sesuatu yang aneh!" Ketika suaminya mendengar apa yang terjadi, dia mengira istrinya sudah gila, jadi dia memutuskan untuk tidak ikut bersamanya saat dia pergi keluar lagi hari itu... tapi tetap saja tidak ada yang terjadi hingga sore hari ketika tiba-tiba seekor ular lain muncul di atas kepala mereka berdua! Namun kali ini mereka tetap bersama cukup lama sehingga mereka bisa mengenali wajah satu sama lain sebelum berpisah lagi menjadi tubuh yang terpisah sekali lagi - tetapi sekarang sebagai suami & istri, bukan sebagai dua orang asing yang bertemu secara acak secara Legenda Kura-kura Raksasa dan Asal Usul Pulau JawaLegenda mengatakan bahwa pulau Jawa terbentuk ketika seekor kura-kura raksasa terjun ke laut dan muncul dengan lumpur di punggungnya. Lumpur tersebut mengeras menjadi daratan, membentuk sebuah pulau di tengah lautan yang penuh dengan reptil besar yang mengatakan bahwa kura-kura ini dikirim oleh Tuhan untuk membantu manusia bertahan hidup selama masa kelaparan dan kekeringan; ada juga yang percaya bahwa mereka datang dari surga untuk hidup di antara manusia demi perlindungan mereka sendiri. Apapun cerita asal usul mereka, jelaslah mengapa makhluk ini sangat penting bagi budaya Jawa tanpa mereka, tidak akan ada Indonesia!12. Legenda Lutung RaksasaDalam cerita rakyat Jawa Lutung Raksasa, seekor lutung raksasa dikalahkan oleh seorang pangeran manusia dan pasukannya. Raja hutan dipaksa untuk menjadi pelayan pangeran, tetapi ia masih memiliki satu trik terakhir"Dia mengambil beberapa daun dari berbagai pohon di hutan dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Dia kemudian meludahkan semua jenis burung - elang, elang, gagak - dan mereka terbang membawa daun-daun itu."Baca juga Resep Ketupat Sayur Betawi Super enak untuk Lebaran13. Legenda Hyang Keprabon dan Kerajaan Kuno MajapahitLegenda Hyang KeprabonHyang Keprabon adalah salah satu dari tiga orang suci kerajaan Jawa, bersama dengan Raja Jayabaya dan Raja Airlangga. Di Indonesia saat ini, ia dikenal sebagai dewa yang melindungi para nelayan dan pelaut. Dia juga bertanggung jawab untuk mengajarkan pertanian kepada manusia sehingga mereka dapat bercocok tanam untuk Keprabon lahir di Majapahit sekitar tahun 1200 Masehi atau 1178 pada masa kejayaannya di bawah pemerintahan Raja Rajasanagara. Ia dikenal sebagai Pangeran Jaya Kesuma saat lahir;Namun ketika ibunya meninggal tak lama setelah melahirkannya, ia menjadi yatim piatu dan tidak memiliki anggota keluarga yang masih hidup kecuali ayahnya yang tidak dapat membesarkannya dengan baik karena sibuk memerintah kerajaan mereka saat itu sehingga ia memutuskan akan lebih baik jika ada orang lain yang membesarkannya agar dapat mengajarinya bagaimana menjalani hidup dengan benar sebelum menjadi raja suatu hari nanti ketika ia tumbuh menjadi dewasa, yang terjadi kemudian ketika kedua ayahnya meninggal dan menjadi penguasa di seluruh wilayah yang ada di Indonesia saat ini, saat itu sebelum penjajahan datang dan mengubah segalanya untuk selama-lamanya...14. Legenda Ondel-Ondel di Betawi, JakartaOndel-ondel adalah tarian tradisional yang dibawakan oleh masyarakat Betawi di Jakarta. Tarian ini dilakukan dengan memegang sebatang bambu di satu tangan dan mengayun-ayunkannya sambil bernyanyi, menari, dan memainkan musik dengan gong. Irama dari pertunjukan ini biasanya disinkronkan dengan beberapa variasi tempo dalam setiap mula ondel-ondel berasal dari wayang kulit, di mana para tokohnya menari dengan tongkat panjang sambil menyanyikan kisah-kisahnya kepada para penonton. Seiring berjalannya waktu, hal ini menjadi bentuk hiburan tersendiri yang unik dan terpisah dari pertunjukan wayang kulit karena dapat dilakukan tanpa memerlukan peralatan apapun selain galah bambu!Artikel lainnya Penjelasan dan Cara kerja Investasi Reksadana15. Legenda Bawang Merah dan Bawang Putih di Batavia, JakartaBawang merah dan bawang putih berasal dari Jawa, pulau terbesar di Indonesia. Belanda memperkenalkannya ke Batavia sekarang Jakarta, dan sejak itu keduanya menjadi bahan utama dalam masakan tradisional Legenda Tirto Samodra dan Nasib BloraTirto Samodra adalah seorang pahlawan rakyat Jawa yang lahir di Blora, Jawa Tengah. Ia adalah putra dari Dewi Tara dan Bhatara Guru. Tirto Samodra dikatakan telah mendirikan kerajaan Blora dengan saudaranya Anom Swarga juga dikenal sebagai Sangkalipunan, yang kemudian menjadi dasar kekuasaan keturunannya di Jawa cerita, Tirto Samodra melakukan banyak petualangan sepanjang hidupnya dia melawan monster dan setan, menikahi putri-putri dari berbagai kerajaan, mengalahkan raja-raja dalam peperangan sebelum menjadi raja, dan bahkan membantu mendirikan kerajaan di Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand!Namun pada akhirnya, hal ini tidak cukup bagi pahlawan kita - dia menginginkan lebih banyak tantangan sehingga suatu hari dia memutuskan untuk melakukan sebuah petualangan epik membangun empat menara besar dari pohon bambu dengan hanya menggunakan tali yang terbuat dari sulur-sulur rotan!17. Legenda Tegallega di Jawa BaratLegenda Tegallega dan nasi kuning merupakan cerita yang populer di Indonesia. Bercerita tentang bagaimana seorang pria bernama Tegallega dihukum oleh Tuhan karena mencuri di sebuah kuil, dan bagaimana dia menciptakan nasi kuning sebagai penebusan dimulai ketika Tegallega memutuskan untuk mengunjungi temannya yang tinggal di puncak Gunung Salak bersama tinggal di sana, mereka tidak memiliki apa-apa selain nasi putih untuk dimakan setiap hari-dan ini membuat mereka sangat lapar! Jadi suatu hari ketika berjalan-jalan di luar rumah untuk mencari makanan, mereka menemukan jagung kuning yang tumbuh di dekat mereka yang sepertinya bisa dimasak menjadi sesuatu yang lezat tapi tetap bergizi. Mereka segera membawa pulang semua biji-bijian ini agar mereka bisa membuat bubur kuning yang lezat di kemudian hari...Bacaan lainnya Penginapan Murah di Bali Aesthetic18. Legenda SangkuriangLegenda Sangkuriang adalah cerita tentang seorang pria buruk rupa yang menjadi tampan karena jatuh cinta pada seorang wanita Sangkuriang bercerita tentang seorang pemuda tampan yang lahir di Jawa, Indonesia. Dia suka berburu dan memancing, tetapi dia juga senang menghabiskan waktu bersama hari, ketika sedang berburu di hutan dekat desa asalnya, Sangkuriang melihat seorang wanita cantik sedang mandi di sungai di dekatnya. Ia bersembunyi di balik semak-semak agar wanita itu tidak melihatnya sedang dia memutuskan untuk mendekati wanita itu dan meminangnya - dan wanita itu setuju! Mereka pun menikah tak lama kemudian, namun kebahagiaan mereka hanya berlangsung sebentar karena ternyata wanita itu adalah roh jahat yang berniat membunuh semua orang yang berpapasan dengannya termasuk Sangkuriang yang malang.19. Legenda Danau banyak legenda tentang Danau Toba. Yang paling terkenal adalah kisah tiga bersaudara yang menemukan danau ini ketika mereka sedang berburu di tertua, Batara Guru, sedang berjalan di belakang kedua adiknya ketika ia mendengar mereka berdebat tentang siapa yang akan menjadi yang pertama sampai di rumah dan memberi tahu ayah mereka bahwa mereka telah menemukan sebuah badan air yang luas di daerah memutuskan untuk berbaring di bawah pohon dan menunggu mereka kembali agar ia dapat mendengar apa yang terjadi selanjutnya!Ketika kedua adik bungsu itu akhirnya kembali ke rumah dengan membawa berita tentang penemuan mereka, Batara Guru segera mengemasi tasnya dan memulai lagi perjalanannya - kali ini sendirian - ditemani oleh seorang pria tua bernama Raja Ampat yang tahu bagaimana menavigasi dengan bintang-bintang di malam hari sehingga tidak tersesat.20. Legenda Gunung Gunung Slamet, sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah, mengisahkan tentang seorang raja yang memiliki seorang putri bernama Dewi Danu. Sang raja meminta putrinya untuk menikah dengan seorang pria yang dapat mendaki Gunung Slamet dan membawa pulang air dari pria yang mencoba namun gagal hingga suatu hari Pangeran Samodro mendaki Gunung Slamet dengan kudanya dan membawa turun air di dalam kantungnya. Ia kemudian menikahi Dewi Danu dan mereka hidup bahagia lainnya Business Inquiries Artinya? Cek disini21. Legenda Tiga Batu yang Tiga Batu yang Hilang adalah sebuah cerita tentang bagaimana tiga agama besar di Jawa muncul. Kisah ini telah diwariskan dari generasi ke generasi dan masih diceritakan sampai dahulu ada tiga orang bersaudara yang tinggal di sebuah pulau yang berjauhan satu sama lain. Suatu hari, mereka memutuskan untuk pergi merantau dan mencari peruntungan dengan mencari emas dan permata di berbagai daerah di Indonesia yang saat itu disebut Sunda.Saudara pertama melakukan perjalanan ke selatan di sepanjang daerah yang sekarang dikenal sebagai pantai barat Jawa hingga mencapai Palembang di mana ia menemukan debu emas yang tersembunyi di dalam bebatuan di sepanjang tebing tepi sungai dekat Danau Toba; daerah ini kemudian dikenal sebagai Pura Pucak Parahyangan atau Kuil Gunung Parahyangan karena diperkirakan batu-batu tersebut mengandung kekuatan magis yang diberikan oleh roh-roh yang tinggal di dalam lereng-lereng gunung di berbagai pulau di Indonesia - termasuk Bali yang akan kita bahas nanti!22. Legenda Kancil dan Jawa ini dimulai dengan seekor kancil yang mengecoh seekor buaya. Anak kancil itu terjebak di gundukan pasir, dan buaya menunggunya tenggelam. Anak itu mengelabui mangsanya agar mengira dia sudah mati dengan berbaring diam dengan satu mata terbuka. Kemudian dia melarikan diri ketika saatnya tiba!23. Legenda Bocah yang Menjadi ElangSi Bocah yang Menjadi Elang adalah legenda Jawa yang populer. Bercerita tentang seorang anak laki-laki yang dihukum karena mencuri beras dan kemudian diubah menjadi burung oleh para dewa. Cerita ini telah diceritakan selama bertahun-tahun dan masih diceritakan sampai sekarang, meskipun beberapa bagian dari cerita ini mungkin telah berubah seiring berjalannya ini dimulai dengan dua orang bersaudara bernama Rangga Patih dan Rangga Gede atau "Rangga Buh" dalam beberapa versi.Mereka berdua adalah petani yang sangat miskin yang menanam padi bersama di tanah milik ayah mereka. Suatu hari, ketika tiba waktunya untuk memanen padi mereka, mereka pergi ke ladang bersama-sama, namun mereka mendapati bahwa seseorang telah mencuri semua hasil panen mereka pada malam hari!Hal ini membuat mereka sangat marah karena sekarang tidak akan ada makanan selama musim dingin ketika tidak ada yang tumbuh di ladang di luar kota tempat mereka tinggal; namun mereka tidak tahu siapa yang tega melakukan hal yang jahat seperti itu - jadi mereka memutuskan untuk menghukum diri mereka sendiri!Baca lainnya 10 Ide Online Shop Terlaris Saat ini24. Legenda KujangKujang adalah seorang pahlawan legendaris dalam budaya Jawa. Kujang adalah putra raja Kediri dan cucu dari Panembahan Senopati, seorang penguasa dari Jawa Timur yang berhasil mengalahkan pasukan dari Bali yang dipimpin oleh rajanya pada tahun 1292 ayahnya wafat, Kujang menjadi raja sendiri dan memerintah selama beberapa tahun hingga ia dikhianati oleh saudara iparnya sendiri, Arya Wiraraja juga dikenal sebagai "Arya Suraprabu".Kujang kemudian melarikan diri ke Gunung Kawi di mana ia menemukan sebuah pedang ajaib yang disebut Arca Naga. Dia membawa senjata ini bersamanya ketika dia meninggalkan Gunung Kawi sehingga tidak ada yang bisa melukainya lagi; namun, seiring berjalannya waktu, senjata ini menjadi berkarat karena terpapar udara yang membuatnya sangat berat bagi siapa pun selain Kujang sendiri yang telah dilatih sepanjang masa kecilnya tentang cara terbaik untuk menggunakan senjata semacam itu tanpa melukai diri sendiri dalam situasi Legenda Asal Usul BerasDalam legenda Jawa, asal mula beras dikatakan berasal dari makhluk gaib bernama Dewi Sri. Menurut cerita, ia pernah mandi di sungai ketika ia melihat beberapa butir pasir menempel di tubuhnya. Ia mengira bahwa itu adalah butiran emas dan menggunakannya sebagai ia pulang ke rumah, suaminya baru menyadari bahwa butiran-butiran pasir tersebut sebenarnya adalah padi yang ia tanam untuk menanam lebih banyak makanan untuk telah menjadi bagian penting dari budaya Asia Tenggara selama ribuan tahun karena merupakan salah satu makanan pokok mereka; namun, ada banyak cara berbeda yang dilakukan orang untuk mengolah bahan makanan ini, tergantung di mana mereka tinggal atau jenis beras yang mereka sukai untuk dikonsumsi pada saat-saat tertentu dalam hidup mereka orang tua vs anak-anak.Baca lainnya Rincian Modal Usaha Baju yang perlu Kamu ketahuiLegenda Masyarakat JawaLegenda adalah cerita yang menjelaskan bagaimana dunia ini tercipta dan mengapa segala sesuatunya menjadi seperti itu. Legenda bisa jadi benar atau tidak, tetapi sering kali melibatkan makhluk gaib seperti dewa dan Jawa adalah cerita yang telah diwariskan secara turun-temurun. Legenda ini menceritakan tentang pahlawan dan perbuatan mereka, serta makhluk mitos dan makhluk dapat ditemukan di banyak budaya di seluruh dunia, termasuk di Yunani dan Romawi kuno; suku-suku asli Amerika seperti suku Hopi; negara-negara Afrika seperti Nigeria dan Ghana; Cina di mana mereka disebut dongeng; Jepang cerita rakyat; India mitos; Irlandia cerita rakyat; Skotlandia tradisi.Ada banyak legenda di Jawa. Beberapa di antaranya telah dilupakan dan beberapa masih hidup hingga saat ini. Orang Jawa menceritakan kisah-kisah ini untuk mengajarkan pelajaran hidup yang penting, seperti kejujuran dan kebaikan kepada orang lain. Kami harap Anda menikmati belajar tentang kekayaan budaya negara kita yang luar biasa ini!Masyarakat Jawa memiliki budaya dan sejarah yang kaya, yang tercermin dalam legenda-legenda mereka. Kisah-kisah ini telah diceritakan selama ratusan tahun dan penting untuk memahami siapa orang Jawa saat banyak jenis legenda yang menceritakan kisah-kisah yang berbeda tentang kehidupan di Indonesia, namun semuanya memiliki satu kesamaan mereka mengajarkan kita sesuatu tentang diri kita sendiri sebagai manusia!Masih banyak lagi cerita legenda dalam bahasa jawa seperti;Legenda Ki Joko Bodo dalam bahasa jawa, Legenda dana toba bahasa jawa, cerita legenda bahasa jawa candi borobudur, cerita legenda rawa pening bahasa jawa, cerita legenda bahasa jawa gunung bromo, legenda takuban harap Anda dapat menikmati cerita legenda bahsa Jawa singkat ini dan belajar lebih banyak tentang budaya Indonesia. Ada banyak cerita menakutkan tentang legenda Jawa, tapi ini adalah yang paling terkenal. Dan itulah contoh legenda bahasa kesimpulan, kita dapat mengatakan bahwa legenda Jawa adalah cerita yang sangat menarik. Cerita ini memiliki banyak variasi dan versi, namun masih berdasarkan pada tema yang sama yaitu cinta dan kesetiaan.
ArtikelBahasa Jawa Tentang Kesehatan. Kumpulan Contoh Artikel Bahasa Jawa Lengkap Ciri Ciri Terlengkap From masmufid.com. Contoh doa syukur atas keunikan diri Chord anak gaul jauh jauh Cerita legenda bahasa jawa candi borobudur Cerita ramayana bahasa jawa singkat Cerita liburan sekolah dalam bahasa inggris singkat Cerpen tentang hari
Dibalik candi Borobudur yang megah, terdapat cerita rakyat Candi Borobudur yang secara turun temurun dipercaya sebagai legenda dibalik kemegahan candi yang berada di Magelang, Jawa Tengah ini. Ya, candi Borobudur merupakan sebuah candi yang berdiri megah dengan enam teras berbentuk bujur sangkar yang di bagian atasnya terdapat tiga pelataran melingkar. Kemudian pada dindingnya dihiasi dengan panel relief dan terdapat 504 arca Buddha. Sampai sekarang ini candi Borobudur berdiri megah dan sangat dijaga kelestariannya. Lantas, adakah legenda cerita rakyat Candi Borobudur dan seperti apa sejarah berdirinya candi ini? Cerita rakyat Candi Borobudur ini merupakan sebuah cerita rakyat yang keberadaannya didukung penelitian geologi Nieuwenkamp. Bagaimana kisahnya? Dahulu kala, hidup perkampungan Budha dibawah Dinasti Syalendra. Perkampungan Budha tersebut memiliki wilayah yang sangat subur mengelilingi kerajaan dan berdiri sangat megah. Rajanya bernama Samaratungga sangat bijak dan berusaha memakmurkan rakyatnya di tengah peperangan yang saat itu terjadi. Masyarakatnya pun hidup rukun, damai, sentosa dan hidup dengan kegiatan utamanya bercocok tanam karena mereka hidup di lingkungan yang sangat subur. Di sekitar bangunan kerajaan terdapat bunga teratai indah yang mengapung di atas danau. Pesona bunga teratai tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat pada saat itu. Mereka sangat senang setiap kali berlibur di sekitar danau. Banyak juga acara – acara keagamaan khas Budha yang seringkali diadakan di sekitar danau. Namun suatu hari, musim paceklik datang. Irigasi yang biasanya mengaliri sawah – sawah mereka dengan lancar, pada saat itu mengalami surut dan akhirnya wilayah kerajaan pun mencekam. Banyak masyarakat yang kelaparan dan kehausan. Danau yang awalnya menjadi tempat mereka liburan, akhirnya dialihfungsikan menjadi tempat masyarakat mendapatkan minum untuk mengurangi dahaga dan memasak. Sesekali kerajaan menambah asupan air dan membagikan makanan kepada masyarakat. Namun karena musim tersebut berlangsung lama, raja pun akhirnya meminta kepada sang dewa untuk menurunkan hujan agar musim paceklik dapat berakhir. Raja bersemedi dan bertapa untuk mewujudkan keinginannya demi masyarakat tersebut. Usai bersemedi, hujan pun turun. Rakyat dibuat senang kembali. Namun hujan tersebut tidak berlangsung lama. Suatu hari, terjadi bencana alam yang membuat kerajaan luluh lantah. Begitu pula dengan rumah – rumah warga di bawah kaki bukit Borobudur tersebut. Raja Samaratungga meminta petunjuk kembali kepada dewa sebagai utusan Tuhan di bumi. Namun sang dewa memberi ilham yang mengatakan bahwa semua bencana itu terjadi karena banyaknya penebangan hutan dibawah kaki bukit Borobudur yang selama ini tidak dicegah. Raja pun akhirnya mencari solusi. Bukit Borobudur ditanami kembali dengan pohon – pohon dalam jumlah besar dan banyak. Kemudian pada danau yang sudah kering, dibangunlah suatu candi yang sangat megah dan diberi nama Candi Borobudur. Masyarakat bantu membantu membangun candi tersebut terlebih sang raja pun memastikan bahwa nantinya aliran air akan lancar dengan keberadaan candi ini. Kemudian dari candi tersebut dibangun juga aliran air yang diberikan untuk masyarakat agar mereka tak kesulitan air lagi. Di sana, masyarakat juga bisa melakukan ibadah secara bebas. Pembangunan candi tersebut selesai di masa kepemimpinan Ratu Pramudawardhani yang merupakan anak dari Raja Samaratungga. Hanya saja kepemimpinan Ratu Pramudawardhani pun mengalami masalah. Dibawah kepemimpinannya wilayah Borobudur juga masih tidak baik – baik saja. Terjadi longsor yang sangat besar dari Bukit Borobudur. Bahkan longsor tersebut hingga menewaskan warga dan menimbun bangunan candi. Beberapa warga yang selamat pindah dari wilayah tersebut dan bermigrasi ke wilayah lain yang lebih aman. Akhirnya candi dan wilayah kerajaan pun ditinggalkan. Sejarah Candi Borobudur Candi Borobudur diperkirakan dibangun sekitar abad ke-8 dan ke-9 Masehi pada era Dinasti Syailendra yang merupakan penganut agama Buddha Mahayana. Candi Borobudur menurut legenda didirikan oleh arsitek bernama Gunadharma. Sementara sejarawan de Casparis dalam disertasinya yang diterbitkan pada tahun 1950 memperkirakan pendiri Candi Borobudur adalah Samaratungga yang memerintah pada tahun 782 – 812 di masa Dinasti Syailendra. Menurut Casparis, pembangunan Borobudur memakan waktu setengah abad dan selesai pada masa kepemimpinan Ratu asal Belanda, Sutterheim menyebut bahwa Candi Borobudur berdiri dihias dengan lebih dari panel relief pada 504 patung. Kubahnya yang menjadi pusat memiliki 72 patung budha yang berada di dalam stupa. Guru Besar dari Institut Seni Indonesia ISI Denpasar, I Gede Mugi Raharja juga menulis dalam makalahnya bahwa arsitektur Candi Borobudur merupakan perpaduan filosofi Budha Mahayana dengan budaya nusantara. Bentuk arsitekturnya setengah bola tersusun atas tiga tingkatan dengan filosofi berikut Tingkat pertama – Kamadhatu relief manusia yang dipenuhi hawa nafsuTingkat kedua – Rupadhatu relief manusia yang berusaha memerangi hawa nafsu namun masih terikat dengan unsur duniawiTingkat ketiga – Arupadhatu tidak lagi dihias dengan relief sebagai wujuf tidak terikat dengan unsur duniawi. Dikutip dari kajian Balai Konservasi Borobudur, Candi sudah tidak terpelihara sejak abad ke-10 Masehi ketika pusat kegiatan berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena terjadinya letusan gunung Merapi pada tahun 1006. Berbagai literatur turut menyebut bahwa candi ini baru diketahui lagi keberadaannya ketika Thomas Stamford Raffles menjabat sebagai gubernur jenderal di Jawa pada tahun 1814. Kemudian Thomas Stamfrod Raffles mengutus Cornelius untuk menggali penemuannya tersebut. Hal ini juga disampaikan oleh The Restoration of Borobudur’ yang dipublikasikan UNESCO. Cornelius yang diutus pun merekrut 200 orang untuk menebang pohon dan menyingkirkan semak – semak kemudian menggali bekas candi tersebut. Sejak tahun 1817 kemudian bangunan candi mulai terlihat dan penggalian skala kecil dilakukan. Baru pada tahun 1834, bangunan candi terlihat jelas setelah residen di wilayah Kedu. Upaya pemotretan candi dilakukan sejak tahun 1845 dan hal ini sudah dituangkan dalam buku berjudul Satu Abad Usaha Penyelamatan Candi Borobudur oleh sejarawan dan arkeolog Soekmono. Demikian sedikit cerita rakyat Candi Borobudur singkat dan sejarah singkat tentang asal usul Candi Borobudur. Semoga menjadi informasi yang bermanfaat dan meningkatkan literasi membaca Anda.
Candiborobudur yang terletak di magelang, jawa tengah indonesia ini merupakan candi terbesar yang ada di dunia. Selain menjadi cagar budaya, candi borobudur juga sekaligus menjadi salah satu tempat wisata yang menarik banyak perhatian baik itu wisatawan dari lokal maupun mancanegara. Contoh Cerita Pengalaman Pribadi Liburan Ke Candi Borobudur Berikut ini cerita candi Borobudur dalam bahasa JawaCandi Borobudur ana nang Magelang. Sejaraeh Candi Borobudur iku dibangun pas abad ke 8. Candi Borobudur digawe kawit tahun 780 masehi dugi tahun 883 masehi. Candi iki dibangun pas Dinasti Syailendra. Alesane dibangun Candi Borobudur kanggo ngormati raja-raja lan leluhur Dinasti Syailendra ingkang nganut kepercayaan Budha. Nang candi kie, ana tingkatan lambang alam semesta yaiku, KamadhatuRupadhatuArupadhatuAwal mulane, Candi Borobudur ora rame kaya saiki, candi kie tau ilang pas tahun 928 lan tahun 1006. Terus candi kie didandani dados apik maning. Relief lan stupa nang candi borobudur akeh banget, jumlah relief ana lan stupane ana 73 stupa. Candi Borobudur sampun resmi dados warisan budaya dunia ingkang sampun diakui UNESCO. PembahasanUntuk menulis sebuah cerita, diperlukan kalimat yang dapat memberikan informasi secara lengkap mengenai objek yang sedang diceritakan. Sama seperti pada bahasa Indonesia, dalam bahasa jawa juga terdapat kalimat deskripsi. Berikut ini beberapa ciri yang dimiliki oleh kalimat atau menggambarkan sesuatu yang detail dan seolah-olah pembaca mengetahui hal yang dimaksud oleh hanya terfokus pada satu tujuan deskriptif merupakan salah satu contoh kalimat yang sering digunakan. Kalimat dekriptif juga memiliki tujuan, yaitu menjelaskan sesuatu hal pada pembaca. Pelajari lebih lanjutMateri tentang mengarang menggunakan bahasa jawa tentang puisi dalam bahasa Jawa tentang cerita menggunakan bahasa jawa jawabanKelas 9Mapel B. LainBab Kode AyoBelajar & SPJ2 Keaneka ragaman tersebut meliputi agama, suku bangsa, sistem kekerabatan, budaya dan adat kebiasaan penduduk. Cara menghargainya dapat dilakukan antara lain: a. menghormati semua pemeluk agama, b. senang bergaul dan bekerja sama dengan semua suku bangsa, c. menghadiri undangan kegiatan yang diselenggarakan berbagai kelompok masyarakat, dan d

KISAH CANDI BOROBUDUR - Selamat datang kembali diruang belajar kami, selamat belajar kembali dengan artikel – artikel bermanfaat yang selalu kami siapkan untuk teman – teman semua. Masih dalam pemahasan sejarah, kali ini kita akan mencoa memperkenalkan monumen Budha terbesar di dunia yang sering kita sebut sebagai Candi Borobudur. Candi borobudur begitu terkenal dengan kisahnya yang pernah terkubur dan kembali di temukan setelah berabad – abad lamanya. Moumen ini pernah menjadi salah – satu dari 7 keajaiban dunia yang dilindungi oleh UNESCO. Tanpa buang – buang waktu lagi mari langsung saja kita lihat kisah singkat candi borobudur dalam bahasa Inggris dibawah ini;Cerita Rakyat Legenda Candi Borobudur dalam Bahasa Inggris dan ArtinyaThis famous Buddhist temple, dating from the 8th and 9th centuries, is located in central Java. The Borobudur Temple Compounds is one of the greatest Buddhist monuments in the world, and was built in the 8th and 9th centuries AD during the reign of the Syailendra Dynasty. The monument is located in the Kedu Valley, in the southern part of Central Java, at the centre of the island of Java, Indonesia Candi Budha yang sangat terkenal ini dibangun pada abad ke-8 da ke-9, terletak di Jawa tengah. Candi Borobudur merupakan bangunan Budha yang paling besar di dunia, dan dibangun paa abad 8 dan 9 pada masa pemerintahan Dinansi Syailendra. Bangunan ini terletak di lembah Kadu, di bagian selatan Jawa tengah, ditengah – tengah pulau Jawa, Indoensia.The main temple is a stupa built in three tiers around a hill which was a natural centre a pyramidal base with five concentric square terraces, the trunk of a cone with three circular platforms and, at the top, a monumental stupa. The walls and balustrades are decorated with fine low reliefs, covering a total surface area of 2,520 m2. Around the circular platforms are 72 openwork stupas, each containing a statue of the Buddha candi utama adalah stupa yang diangun bertingkat di sekeliling yang mana menjadi pusat yang asli sebuah piramida yang terdiri dari 5 teras persegi, tiga corong yang berbentuk melingkar, dibagian atas, sebuah stupa yang begitu monumental. Dindingnya dihiasi dengan rilif halus, yang memiliki luas permukaan 2,520 m2. Disekitar bagian corong yang melingkar terdapat stupa yaang terbuka sebanyak 72 buah stupa yang mana tiap stupa terdapat patung Budha diatasnya.The vertical division of Borobudur Temple into base, body, and superstructure perfectly accords with the conception of the Universe in Buddhist cosmology. It is believed that the universe is divided into three superimposing spheres, kamadhatu, rupadhatu, and arupadhatu, representing respectively the sphere of desires where we are bound to our desires, the sphere of forms where we abandon our desires but are still bound to name and form, and the sphere of formlessness where there is no longer either name or form bagian vertical dari candi borouur terdiri dari bagian dasar, badan, dan bagian atasnya secara sempurna tercipata berdasarkan konsep bumi berdasarkan Komsologi Buddha. Yang dipercaya bahwa bumi terbagi atas tiga bagian lapisan yaitu Kamandhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu, yang mana menggamarkan tiga ranah nafsu yang berkaitan dengan hasrat kita, ranah nafsu yang mana ketika kita meninggalkan hasrat kita tetapi masih tetap berkaitan dengan nama dan bentuknya, dan ranah yang tidak memiliki bentuk dimana tidak lagi berkaitan dengan nama ataupun bentuknya. At Borobudur Temple, the kamadhatu is represented by the base, the rupadhatu by the five square terraces, and the arupadhatu by the three circular platforms as well as the big stupa. The Borobudur Temple Compounds consists of three monuments namely the Borobudur Temple and two smaller temples situatued to the east on a straight axis to Borobudur pada candi borobudur, Kamandhatu digambaran sebagai bagaian dasar, Rupadhatu digambarkan dalam 5 teras, dan Arupadhatu digambarkan dalam 3 corong bulat beserta stupanya. Candi Borobudur terdiri dari 3 bangunan/monumen; yang pertama bangunan candi borobuur itu sendiri dan dua candi yang ukurannya lebih kecil yang terletak di bagian timur yang terletak sejajar dengan Borobudur. The two temples are Mendut Temple, whose depiction of Buddha is represented by a formidable monolith accompanied by two Bodhisattvas, and Pawon Temple, a smaller temple whose inner space does not reveal which deity might have been the object of worship. Those three monuments represent phases in the attainment of Nirvana dua candi tersebut adalah candi Mendut, yang mana penggambaran Buddha diwakilkan oleh sebuah monolit yang tangguh ditemani oleh dua Bodhisattvas, dan candi Pawon, candi yangleih kecil uang mana agian dalamnya tidak terlihat yang memiliki kemungkinan bahwa disitulah tempat dewa berdoa. Ketiga monumen tersebut menggambarkan fase pencapaian Nirvana.The boundaries contain the three temples that include the imaginary axis between them. Although the visual links are no longer open, the dynamic function between the three monuments, Borobudur Temple, Mendut Temple, and Pawon Temple is maintained. Tourism also exerts considerable pressure on the property and its hinterland. There is a growing rate of deterioration of the building stone, the cause of which needs further research. There is also a small degree of damage caused by unsupervised visitors batasan yang terdiri adri 3 buah candi tersebut termasuk garis sumbu berhubungan yang tak kasat mata antara mereka bertiga. Walaupun keterkaita secara visual tidak lagi dapat dilihta, fungsi dinamik antara ketiga monumen tersebut, candi borobudur, candi mendut, dan candi pawon terus terawat. Kegiatan pariwisata juga memberikan tekanan yang cukup besar pada properti dan bagian dalamnya. Terdapat peningkatan pada kerusakan batu bangunan yang penyebabnya masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Terapat juga sedikit sumber kerusakan yang disebabkan oleh pengunjung yang tidak dibawah pengawasan petugas.The eruption of Mount Merapi is also considered as one of the potential threats because of its deposit acidic ash as happened in 2010 erupsi Gunung Merapi juga dapat dipertimbangkan sebagai salah satu ancaman karena debu yang dihasilkan mengandung acidic seperti yang terjadi pada tahun 2010.Cerita singkat diatas dapat membuka mata kita lebih dalam tentang Borubudur yang masih banyak tidak diketahui oleh banyak orang Indonesia. Borobudur merupakan salah satu kekayaan yang kita miliki, sebagai anak bangsa kita wajib mempelajari Borobudur lebih dalam, mengenal lebih jauh akan agar kita dapat terus menjaga kelestariannya. Tidak hanya itu, sudah menjadi tugas kita sebagai anak bangsa mempelajari sejarah agar dapat diperkenalkan kepada seluruh dunia.

CeritaRoro Jonggrang Dalam Bahasa Inggris Beserta Artinya Lengkap. Cek juga candi dan cerita legenda candi prambanan bahasa jawa Cerita Rakyat. Named PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko. The Mystery Story Of Borobudur Temple And Figures 1 Misteri Cerita. Candi Borobudur adalah salah satu keajaiban dunia yang menjadi ikon pariwisata Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, Candi Borobudur merupakan salah satu contoh kebesaran bangsa Indonesia di masa lampau. Selain menjadi wahana wisata yang menarik, Candi Borobudur juga memiliki banyak cerita legenda yang menarik untuk diketahui. Berikut adalah beberapa cerita legenda bahasa Jawa tentang Candi Borobudur Cerita Asal Usul Candi Borobudur Menurut cerita legenda bahasa Jawa, Candi Borobudur dibuat oleh seorang raksasa bernama Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso adalah putra dari Raja Baka, raja dari kerajaan Prambanan. Bandung Bondowoso jatuh cinta pada seorang putri bernama Roro Jonggrang. Namun, Roro Jonggrang tidak mau dinikahi oleh Bandung Bondowoso. Akhirnya, Bandung Bondowoso memutuskan untuk meminta bantuan para raksasa untuk membuatkan Candi Borobudur. Candi Borobudur dibuat dalam semalam dan memakan biaya yang sangat besar. Setelah Candi Borobudur selesai dibangun, Roro Jonggrang mengajak Bandung Bondowoso untuk menarik sejuta kelapa dalam semalam. Bandung Bondowoso berhasil menyelesaikan tugas tersebut, tetapi Roro Jonggrang menolak untuk menikahinya. Akhirnya, Bandung Bondowoso mengutuk Roro Jonggrang menjadi salah satu patung di Candi Borobudur. Candi Borobudur juga memiliki banyak cerita mistis yang masih dipercayai oleh masyarakat sekitar. Salah satu cerita mistisnya adalah mengenai patung Buddha yang ada di dalam Candi Borobudur. Konon, patung Buddha tersebut memiliki kekuatan magis yang dapat membuat permintaan seseorang menjadi terwujud jika memohon dengan tulus di depan patung tersebut. Selain itu, juga terdapat cerita mistis tentang kucing hitam yang sering muncul di sekitar Candi Borobudur. Konon, kucing hitam tersebut dapat membawa keberuntungan bagi siapa saja yang berhasil memeluknya. Cerita Kehancuran Candi Borobudur Pada masa penjajahan Belanda, Candi Borobudur mengalami masa sulit. Candi Borobudur dianggap sebagai simbol kebesaran bangsa Indonesia, sehingga Belanda mencoba untuk menghancurkan Candi Borobudur. Mereka bahkan memerintahkan para tentaranya untuk melemparkan bom ke arah Candi Borobudur. Namun, dewi Wisnu yang bersemayam di Candi Borobudur muncul dan mengirimkan bantuan dari para raksasa dan binatang-binatang yang ada di sekitar Candi Borobudur. Akhirnya, upaya Belanda untuk menghancurkan Candi Borobudur gagal dan Candi Borobudur tetap berdiri sampai sekarang. Cerita Rongsokan Candi Borobudur Menurut cerita legenda bahasa Jawa, di sekitar Candi Borobudur terdapat beberapa rongsokan yang berasal dari masa lampau. Dikatakan bahwa rongsokan tersebut berasal dari bangunan-bangunan yang pernah ada di sekitar Candi Borobudur pada masa lampau. Konon, rongsokan tersebut memiliki kekuatan magis dan dapat membawa keberuntungan bagi siapa saja yang berhasil menemukannya. Cerita Kemegahan Candi Borobudur Candi Borobudur merupakan salah satu keajaiban dunia yang memiliki kemegahan yang luar biasa. Candi Borobudur memiliki ribuan relief yang menceritakan tentang kehidupan pada masa lampau. Selain itu, Candi Borobudur juga memiliki arsitektur yang sangat megah dan indah. Konon, Candi Borobudur dibangun oleh para ahli arsitektur yang sangat terampil dan berbakat. Cerita Kehidupan di sekitar Candi Borobudur Di sekitar Candi Borobudur terdapat banyak cerita tentang kehidupan masyarakat pada masa lampau. Konon, pada masa lampau, masyarakat sekitar Candi Borobudur hidup dalam perdagangan dan pertanian. Mereka juga sangat menghargai kebudayaan dan agama. Hal ini tercermin dalam keindahan Candi Borobudur yang dibangun untuk memperingati agama Buddha. Jadi, itulah beberapa cerita legenda bahasa Jawa tentang Candi Borobudur. Meskipun Candi Borobudur sudah berusia ratusan tahun, pesona dan keindahannya tetap membuat banyak orang terpesona. Jika kamu berkesempatan untuk mengunjungi Candi Borobudur, jangan lupa untuk menikmati cerita legenda dan sejarah yang terkandung di dalamnya. pSlV.
  • g663exrxpk.pages.dev/825
  • g663exrxpk.pages.dev/448
  • g663exrxpk.pages.dev/726
  • g663exrxpk.pages.dev/629
  • g663exrxpk.pages.dev/333
  • g663exrxpk.pages.dev/900
  • g663exrxpk.pages.dev/14
  • g663exrxpk.pages.dev/419
  • g663exrxpk.pages.dev/690
  • g663exrxpk.pages.dev/783
  • g663exrxpk.pages.dev/456
  • g663exrxpk.pages.dev/357
  • g663exrxpk.pages.dev/41
  • g663exrxpk.pages.dev/778
  • g663exrxpk.pages.dev/964
  • cerita legenda bahasa jawa candi borobudur