Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kesalahan bahasa pada Jurnal Imageri Pendidikan Sastra dan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Data kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia dalam penelitian terdiri dari kesalahan penggunaan huruf, tanda baca, penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata pinjaman yang terdapat pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat untuk setiap kesalahan yang ditemukan. Hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri dari 12 kesalahan data penggunaan huruf, 9 kesalahan tanda baca, 8 kesalahan penulisan kata, dan kesalahan penulisan kata kunci tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak lepas dari kesalahan ejaan. Oleh karena itu, penguasaan aturan ejaan dalam bahasa Indonesia tetap perlu ditingkatkan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free GENRE Vol. 2 No. 2 Tahun 2020 71 - 78 GENRE 71 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN GENRE Analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Christiana Risang Pratikasari a, 1*, Elma Nazlah Khairani b, 2, Syarafina Khanza Digananda c, 3 Chafit Ulya d, 4 a Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta b Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta c Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta d Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta 1 christianarisang2 elmaanazlah syarafinakhanzad03 chafit *korespondensi penulis Sejarah artikel Diterima Revisi Dipublikasikan April 2020 Juli 2020 Agustus 2020 Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Penelitian ini menggunakan tiga artikel ilmiah sebagai sumber data yang dipublikasikan dalam Jurnal Imajeri. Kesalahan ejaan bahasa Indonesia merupakan data dalam penelitian yang terdiri atas kesalahan pada pemakaian huruf, tanda baca, penulisan kata, serta kesalahan pada penulisan kata serapan yang ditemukan pada artikel ilmiah. Artikel ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat setiap kesalahan yang ditemukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 29 kesalahan ejaan yang terdiri atas kesalahan pemakaian huruf sebanyak 12 data, kesalahan tanda baca sebanyak 9 data, kesalahan penulisan kata sebanyak 8 data; dan kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa artikel jurnal ilmiah bidang bahasa dan sastra Indonesia pun tidak luput dari terjadinya kesalahan ejaan. Dengan demikian, penguasaan kaidah ejaan bahasa Indonesia pada para penulis masih perlu ditingkatkan. Kata kunci Kesalahan berbahasa Ejaan bahasa Indonesia Artikel jurnal Key word Language error Indonesian spelling Journal articlesThis research was conducted to describe language errors in the Imageri Journal of Indonesian Language an Literature Education Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka University. This study uses three scientific articles as data sources published in the Imajeri Journal. Indonesian Spelling errors data in research consists of errors in the use of letters, punctuation, word writing, and errors in writing loanwords found in scientific articles. This article uses a descriptive qualitative method with data collection techniques in the form of a reading-note technique for any errors found. The results of the research that have been done, there were found as many as 29 spelling errors consisting of 12 data errors in the use of letters, 9 punctuation errors,8 word writing errors, and errors in writing loandwords were not found. These result prove that even scientific journal articles in the field of Indonesian language and literature are not free from spelling errors. Thus, writers still need to improve their mastery of spelling rules in Indonesian. Pendahuluan Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa perlu dikuasai seseorang karena memiliki peran penting dalam kehidupan modern. Suparno dan M. Yunus dalam Saddhono dan Slamet, 2014 151 menjelaskan bahwa kegiatan menulis berarti penyampaian pesan menggunakan media bahasa tulis. Kegiatan menyampaikan pesan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 72 GENRE dalam bahasa tulis ini memerlukan pemahaman tentang kaidah kebahasaan yang berlaku. Apalagi dalam hal ini berkaitan dengan penulisan artikel jurnal. Jurnal merupakan salah satu media yang digunakan oleh sivitas akademika dalam menyampaikan hasil-hasil penelitian. Jurnal ilmiah adalah sebuah publikasi yang diterbitkan oleh suatu institusi akademik yang di dalamnya memuat artikel-artikel produk pemikiran ilmiah. Menurut Basuki dalam Sultan, 2013 33 isi, sistematika, dan bahasa adalah tiga hal yang mempengaruhi kualitas artikel ilmiah yang baik. Berdasarkan penjelasan di atas, penentuan kualitas baik atau buruk suatu artikel ilmiah dapat dilihat dari bahasanya. Kebutuhan publikasi ilmiah saat ini semakin besar. Oleh karena itu, tuntutan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah kebahasaan, juga semakin tinggi. Akan tetapi, fakta yang ditemukan sangat berbeda. Masih banyak dijumpai artikel ilmiah yang ditulis dengan gaya penulisan yang kurang sejalan dengan kaidah berbahasa, dalam hal ini khususnya berkaitan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Salah satunya ditemukan pada artikel-artikel yang dimuat dalam Jurnal Imajeri. Berdasarkan peninjauan awal yang dilakukan, dijumpai berbagai penggunaan ejaan yang tidak sesuai dengan kaidah dan aturan penulisan. Apabila kesalahan ejaan pada artikel ilmiah seperti ini dibiarkan saja, upaya penulis menyampaikan hasil-hasil penelitian akan terhambat. Pembaca bisa saja memiliki pemahaman yang berbeda dari maksud penulis hanya karena kesalahan penulisan kata, tanda baca, dan sebagainya. Oleh karena itulah, kajian tentang analisis kesalahan berbahasa pada artikel ilmiah perlu dilakukan. Berlandaskan pada pemikiran inilah, penelitian dengan judul “Analisis Kesalahan Ejaan pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka” ini dilakukan. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk memaparkan kesalahan berbahasa dalam artikel ilmiah pada jurnal Imajeri. Hasil penelitian ini dapat membantu serta menjadi bahan evaluasi bagi dosen dan mahasiswa agar dapat meminimalkan kesalahan ejaan pada proses-proses penulisan berikutnya. Suwandi 2010 165 menyebutkan bahwa kesalahan berbahasa adalah penyimpangan-penyimpangan aturan berbahasa, secara langsung maupun tidak langsung. Penyimpangan tersebut dikategorikan menjadi error kesalahan dan mistakekekeliruan. Corder dalam Sapanti, 2019 146 menjelaskan bahwa kesalahan terjadi secara berturut-turut sehingga sulit dilakukan perbaikan melalui proses belajar. Sementara itu, kekeliruan adalah kesalahan yang perbaikannya dapat dilakukan melalui proses belajar. Penerapan bahasa yang menyimpang dari tata bahasa dikatakan sebagai kesalahan berbahasa. Ramaniyar 2017 71 mengatakan bahwa kekeliruan dapat juga diartikan sebagai penggunaan bahasa yang tidak ada dalam aturan berbahasa, namun tidak dipandang sebagai pelanggaran dalam berbahasa. Kekeliruan yang ada dalam berbahasa dapat dipengaruhi oleh ingatan yang terbatas, emosi yang tertekan, lelah, dan sebagainya. Sementara itu, kesalahan berbahasa disebabkan oleh perbedaan satu orang dengan yang lain mengenai penguasaan kaidah-kaidah gramatikal. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan fokus pada penggunaan ejaan bahasa Indonesia secara tulis yang menyimpang dari kaidah berbahasa. Analisis ejaan yang dicari berupa kesalahan dalam penggunaan huruf, tanda baca, menuliskan kata, dan menuliskan kata serapan yang terdapat dalam artikel ilmiah. Penelitian tentang kesalahan tataran ejaan sudah banyak dilakukan. Ariana 2012 mengkaji kesalahan EYD yang ditemukan pada karya ilmiah dosen Universitas Bisa Darma. Dalam penelitian tersebut, masih banyak ditemukan penyimpangan dalam penerapan ejaan, mencakup kesalahan penggunaan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ariyanti 2019 yang berjudul “Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar”. Artikel tersebut lebih berfokus pada kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata. Penelitian yang lain dilakukan oleh Gunawan dan Retnawati 2017 tentang “Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang”. Sama halnya dengan hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini juga menyoroti kesalahan pada penulisan huruf kapital, penulisan kata depan imbuhan di-, ke-, penulisan tanda baca, dan penulisan unsur serapan. Selain ketiga hasil penelitian di atas, masih banyak ditemukan penelitian lainnya. Hal ini membuktikan kesalahan penulisan ejaan bahasa Indonesia masih menjadi persoalan yang dihadapi, khususnya dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, analisis kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri ini dipandang perlu dilakukan sebagai upaya memberikan pembelajaran mengenai kaidah penulisan ejaan yang berlaku. Melalui kajian ini, diharapkan akan semakin tumbuh kesadaran bersama Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 73 untuk memahami dan menaati kaidah ejaan bahasa Indonesia yang berlaku. Metode Penelitian analisis kesalahan ejaan ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-naratif. Moleong 20106-11 mengemukakan jika penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan hasil analisis yang tidak menggunakan analisis statistik maupun kuantitatif dan data yang dihasilkan berupa kalimat, gambaran, dan tidak mengandung angka. Pengambilan data penelitian ini menerapkan metode baca-catat. Sumber data penelitian ini adalah artikel pada Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Adapun sampel penelitian yang digunakan adalah empat artikel berikut. 1 “Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Tahun” ditulis oleh Gita Wulandari Artikel 01, 2 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak” ditulis oleh Nini Ibrahim Artikel 02, 3 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” ditulis oleh Nur Amalia Artikel 03, dan 4 “Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik“ ditulis oleh Nur Amalia Artikel 04. Pemilihan empat artikel tersebut didasarkan pada kebutuhan kesalahan ejaan yang ditemukan. Langkah-langkah penentuan kesalahan dalam menganalisis data pada penelitian dapat dirincikan berikut ini. Pertama mengumpulkan data dengan cara membaca dan meneliti kata, tanda baca dan kalimat dalam daya yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang sesuai dari semua artikel yang ada dalam Jurnal Imajeri. Kedua mengidentifikasi penyebab setiap kesalahan berdasarkan identifikasi yang ada. Keempat mengidentifikasi kesalahan dan kelima mengevaluasi kesalahan. Hasil dan pembahasan Kesalahan berbahasa Indonesia yang ditemukan dalam artikel Jurnal Imajeri kebanyakan terletak pada kesalahan ejaan. Berdasarkan artikel-artikel dari tiga penulis yang kami analisis, kesalahaan ejaan tersebut dapat dikategorikan menjadi 1 kesalahan pada pemakaian huruf; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca; 3 kesalahan pada penulisan kata; dan 4 kesalahan pada penulisan kata serapan. 1. Kesalahan pada pemakaian huruf Kasus kesalahan pemakaian huruf yang ditemukan dari penelitian ini adalah penulisan huruf miring dan huruf kapital yang kurang tepat. Kata pertama suatu kalimat seharusnya ditulis dengan huruf kapital, namun dalam artikel-artikel yang dianalisis ditemukan penulisan kata pertama dengan huruf kecil. Selain itu, penulisan kata bahasa asing maupun bahasa daerah yang tidak ditulis menggunakan huruf miring. a. Kesalahan huruf kapital Berikut ini beberapa kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 01. 1 “MADA adalah seorang anak laki-laki yang aktif dan cerdas.” Wulandari, 2020 131. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan nama sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan nama orang diawali dengan huruf kapital. Namun, pada data 01 di atas, nama “MADA” ditulis dengan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “MADA” yang tepat adalah “Mada”. 2 “sama seperti fonem [l], konsonan [h] pun demikian, …” Wulandari, 2020 135 Pada data di atas, terdapat kesalahan huruf kapital pada awal kalimat sebagaimana ditunjukkan melalui kata yang tercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 5, penulisan di awal kalimat menggunakan huruf kapital. Namun, pada data di atas, kata “sama” tidak ditulis mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “sama” yang tepat adalah “Sama”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 02. 1 “Sikap Berbahasa Komunitas Gay Sebagai Informasi untuk Orang Tua Dalam Menjaga Pergaulan Anak” Ibrahim, 2020 109. Ditemukan kesalahan penulisan huruf kapital dalam data di atas. Pada sebuah judul artikel sebagaimana yang ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 11, penulisan setiap kata di dalam judul artikel kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, kata tugas “Sebagai” dan “Dalam” ditulis mengunakan huruf kapital. Penulisan yang tepat adalah “sebagai” dan “dalam”. 2 “Inovasi ini, diciptakan begitu saja oleh pengguna bahasa gay oleh kaum atau komunitas gay,…” Ibrahim, 2020 114. Pada data di atas, terdapat kesalahan penulisan nama bahasa sebagaimana ditunjukan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016, 8, penulisan nama bahasa ditulis mengunakan huruf kapital. Namun, pada data 02 di atas, nama bahasa “bahasa gay” ditulis dengan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 74 GENRE tidak mengunakan huruf kapital. Seharusnya, penulisan kata “bahasa gay” yang tepat adalah “bahasa Gay”. Kesalahan penulisan huruf kapital yang ditemukan pada artikel 03. 1 “Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow Pada Tokoh Utama Dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Dari data 03, terdapat kesalahan huruf kapital pada judul. Menurut aturan yang berlaku pada PUEBI 201611, judul buku atau karangan atau artikel atau makalah, setiap kata kecuali kata tugas ditulis dengan huruf kapital. Namun pada data 03, kata tugas “Pada” dan “Dalam” ditulis dengan huruf kapital, yang tepat ialah “pada” dan “dalam”. 2 Kesalahan huruf kapital artikel 03 lainnya yaitu “Sebuah’ pada kalimat “Pada dasarnya Sebuah novel ……” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Berdasarkan PUEBI 20165 huruf awal kalimat penulisannya memakai huruf kapital. Sehingga kalimat di atas seharusnya “Pada dasarnya sebuah novel ……”. b. Kesalahan huruf miring Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan penulisan huruf miring pada artikel 03. 1 Pada data 03, terdapat kesalahan penulisan huruf miring. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 201614, penulisan kata/ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing dengan huruf miring. Namun pada kalimat “……. latar setting, sudut pandang point of view, …….” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150, kata asing belum ditulis dengan huruf miring. Seharusnya “……. latar setting, sudut pandang point of view, ……”. 2 Kesalahan serupa juga ditemukan dalam artikel 03 pada bagian metode. Penulisan kata asing yang masih belum tercetak miring pada kalimat “....... reduction, display, ……..”. Seharusnya ditulis “....... reduction, display, ……..”. c. Kesalahan huruf tebal Kesalahan pemakaian huruf tebal yang ditemukan pada artikel 04. 1 Pada data 04, terdapat kesalahan penulisan huruf tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201614, penulisan huruf yang ditebalkan sebagai penegasan dari tulisan yang telah tercetak miring. Namun kata-kata dalam bahasa daerah pada hasil pembahasan belum ditulis dengan format huruf miring tetapi sudah ditulis dengan huruf tebal. Sebagai contoh “……… dinyalain…”, seharusnya “……..dinyalain……...”. 2. Kesalahan pada pemakaian tanda baca Penggunaan tanda baca dalam artikel yang ditulis oleh tiga penulis ini masih terdapat kekeliruan. Kesalahan paling sering ditemukan pada penerapan tanda titik . dan tanda koma ,. Tanda titik sebagai penanda berakhirnya suatu kalimat. Tanda koma sebagai pemisah antara anak kalimat dan induk kalimat. Berikut penjabaran dari kesalahan yang ditemukan a. Kesalahan tanda baca koma Berikut ini ditemukan beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , pada artikel 01. 1 “Huruf vokal yang pertama MADA kuasai adalah [a], dan [u].” Wulandari, 2020 135. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda baca koma. Menurut PUEBI 2016 39, tanda baca koma digunakan dalam kalimat pemerincian yang jumlahnya lebih dari 2. Namun, pada data 01 di atas, penulisan “… [a], dan [u].” yang hanya 2 unsur diberi tanda koma, Seharusnya, “…[a] dan [u]. Kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemuakan pada artikel 02. 1 “Baumeister, R. F. 2004. Gender and erotic plasticity Sociocultural influences on the sex drive. Sexual and relationship therapy. Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Ibrahim, 2020 118. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca sebagaimana yang ditunjukan melalui kata bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 42-43, pengunaan tanda baca koma , digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir. Namun, pada data 02 di atas pengguanan tanda baca koma , tidak digunakan dalam catatan kaki atau catatan akhir “ Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.”, seharausnya, penulisan “Vol. 19 No. 2. Hal. 133-139.” Yang tepat adalah “Vol. 12 No. 2, hlm. 133-138.”. Beberapa kesalahan pemakaian tanda baca koma , yang ditemukan dalam artikel 03. 1 Kesalahan serupa juga ditemukan pada artikel 03 “… Dahlan memiliki sifat jujur, pantang menyerah, menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 149. Tidak ditemui tanda koma sebelum kata dan’ dalam kalimat bercetak tebal di atas. Namun, pada data 03 di atas “menghargai orang lain dan menyukai tantangan.” Yang tepat adalah “menghargai orang lain, dan menyukai tantangan.”. 2 “Misalnya di kata [sekolah] menjadi [kowah], [pesawat] menjadi [cawat].” Wulandari, 2020 136. Pada data 01, terdapat kesalahan penulisan tanda koma. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 41, tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, yang letaknya di awal kalimat. Seharusnya, penulisan kata “Misalnya di kata …” yang tepat adalah “Misalnya, di kata” Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 75 b. Kesalahan tanda titik koma Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada artikel 02. 1 “…faktor dalam menentukan sikap seksual seseorang Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018 Ibrahim, 2020 116. 2 Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik koma ; pada kata yang bercetak tebal. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 44-45, tidak menyebutkan pengunaan tanda baca titik koma ; untuk penganti kata “dan”. Namaun, dalam data artikel 02 di atas, ditulis Baumeister, 2004; Pistella dkk., 2018. Seharusnya, penulisan yang tepat Baumeister, 2004 dan Pistella dkk., 2018. 3 “1 Ketidakpuasan terhadap kehidupan seks 2 Berhubungan seks diluar nikah…” Ibrahim, 2020 116. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan tidak memakaian tanda baca titik koma ; di akhir kalimat perincian. Menurut aturan dalam PUEBI 2016 45, tanda baca titik koma ; dipakai pada akhir perincian berupa klausa. Namun, pada data 02 di atas tidak mengunakan tanda baca apapun. Seharusnya, penulisan yang tepat yaitu mengunakan tanda baca ; pada akhir kalimat perincian. c. Kesalahan tanda titik Berikut ini beberapa kesalahan pemakaian tanda baca titik . yang ditemukan pada artikel 02. 1 “1 Penutur gay akan menggunakan bahasa gay saat bertemu dengan sesame gay. 2 Penutur gay akan menggunakan…” Ibrahim, 2020, hlm. 115. Pada data di atas, terdapat kesalahan pemakaian tanda baca titik . pada kalimat pemerincian. Menurt aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 40, pemakaian tanda baca koma dipakai dalam suatu pemerincian atau pembilang. Namun, dalam data 02 di atas, pemerincian mengunakan tanda baca titik .. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca koma ,. 2 “Jangan sampai orang tua lengah dan kemudian menyesal di kemudian hari” Ibrahim, 2020 116. Pada data di atas, terdapat suatu kalimat yang di akhir paragraf tidak memakai tanda titik. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 2016 36, tanda baca titik dipakai dalam akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 02 di atas, pada akhir kalimat pernyataan tidak mengunakan tanda baca titik. Seharusnya, yang tepat mengunakan tanda baca titik di akhir kalimat pernyataan. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 03. 1 “… Jarvis 2012, yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis 2 The safety needs kebutuhan rasa aman 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 151. Pada data 03 ditemukan kesalahan tanda baca, di mana dalam data tersebut tidak diberi tanda baca pada perincian. Menurut PUEBI 201645, tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. Berdasarkan aturan tersebut, maka tanda titik yang terdapat pada bagian metode seharusnya diganti dengan tanda titik koma ;. Sehingga penulisan tanda baca yang benar yaitu “yaitu 1 The physiological needs kebutuhan fisiologis; 2 The safety needs kebutuhan rasa aman; 3 The belongingness and love needs kebutuhan cinta dan rasa memiliki-dimiliki; 4 The esteem needs kebutuhan harga diri dan diakhiri dengan B-needs atau being needs, yang berarti keinginan untuk memenuhi potensi diri; dan 5 The need for selfactualization kebutuhan aktualisasi diri. Kesalahan pemaikaian tanda titik yang ditemukan pada artikel 04. 1 “Unsur ini dapat ditemukan setelah pembaca memahami unsur intrinsik yang terdapat dalam sebuah novel. karena unsur ini saling berkelindan.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 04, ditemukan kesalahan penulisan tanda titik pada kata bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku dalam PUEBI 201626 tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Namun, dalam data 04 di atas, pemakaian tanda baca titik salah digunakan dalam sebuah kalimat yang masih terdapat pernyataan lain dan kalimat tersebut belum berakhir. Sehingga, penulisan yang benar adalah “…sebuah novel karena unsur ini saling berkelindan.” 3. Kesalahan pada penulisan kata Berdasarkan analisi yang dilakukan, kami menemukan beberapa kesalahan penulisan kata, antara lain adanya salah ketik dan penulisan kata baku. Masih terdapat kata-kata yang dituliskan dalam bahasa tidak baku dalam artikel-artikel ini. Kesalahan-kesalahan tersebut telah kami rangkum menjadi a. Kesalahan penulisan gabungan kata Berikut ini beberapa kesalahan penulisan gabungan kata yang ditemukan pada artikel 01. Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 76 GENRE 1 “Dengan begitu, kosa kata yang diperoleh anak akan semakin kaya.” Wulandari, 2020 130. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan gabungan kata yang ditunjukkan melalui kata yang bercetak tebal di atas. Menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI 2016 19, Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Namun, pada data 01 di atas, kata “kosa kata” yang bukan kata majemuk ditulis terpisah. Seharusnya, penulisan kata “kosa kata” yang tepat adalah “kosakata”. Hal ini juga sesuai panduan dalam KBBI, bahwa penulisan “kosakata” digabung. Kesalahan penulisan pemengalan kata yang ditemukan pada artikel 02. 1 “…, orangtua datap mengecek kegitan anaknya…” Ibrahim, 2020 109. Pada data 02 di atas, terdapat kesalahan pemengalan kata sebagaimana ditunjukkan pada kata bercetak tebal. Menurut aturan yang ada dalam PUEBI 2016 24, pemengalan kata anatara dua kata yang tidak bisa digabung. Namuan pada data 02 di atas, penulisan “orangtua” ditulis dengan digabung. Seharausnya penulisan “orangtua” yang tepat adalah “orang tua”. b. Kesalahan penulisan kata baku Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 02. 1 “…, khususnya anak yang sudah menanjak dewasa,…” Ibrahim, 2020 115. Pada data 02 di atas, ditemukan keslaahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “menanjak” berarti mendaki atau memanjak bilah di gabungkan dengan kata dewasa akan menjadi tidak baku. Seharusnya, penulisan kata “menanjak dewasa” yang tepat adalah “beranjak dewasa”. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “… dalam ilmu psikologi gejala kejiwaan seseorang bersifat rill, …” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan penulisan kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “rill” yang baku adalah “riil” berarti nyata. Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 04. 1 “…. prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2018 29. Pada data 04 di atas, ditemukan kesalahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak baku. Menurut KBBI kata “prilaku” merupakan bentuk tidak baku dari “perilaku”. Seharusnya, penulisan kata yang tepat adalah “perilaku”. 2 “Agar lebih mudah, peneliti menggelompokannya ke dalam tabel penelitian Aslinda dan Leni.” Amalia, Sukardi, dan Ellies, 2020 29. Pada data 04, ditemukan kesalahan kata yang berdampak menjadi tidak baku. Menurut KBBI penulisan kata “menggelompokannya” yang benar adalah “mengelompokkanya”. c. Kesalahan penulisan kata hubung Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 03. 1 “…, berupa cerminan kepribadian dan dapat dilihat dengan kasat mata saat seseorang berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya.” Amalia dan Yulianingsih, 2020 150. Pada data 03, ditemukan kesalahan pada penggunaan kata hubung. Kata “dan” dalam kalimat “… kepribadian dan dapat dilihat …” seharusnya digantikan dengan kata “yang”, karena kata “yang” merupakan konjungsi penanda bahwa kalimat berikutnya merupakan penjelasan dari kalimat sebelumnya. d. Kesalahan penulisan partikel Kesalahan penulisan kata baku yang ditemuakan dalam artikel 01. 1 “…, misalnya dengan tangisan karena merasa haus, lapar, atau pun mengantuk.” Wulandari, 2020 129. Pada data 01 di atas, terdapat kesalahan penulisan partikel “pun”. Menurut PUEBI 201625, partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. “atau pun” lebih tepat digabung karena kata tersebut termasuk ke dalam kata hubung, sesuai dengan yang ada dalam KBBI. 4. Kesalahan pada kata serapan Kata serapan yang ada pada bahasa Indonesia diperoleh dari bahasa asing dan bahasa daerah. Berdasarkan PUEBI 201658 kata serapan pada bahasa Indonesia digolongkan menjadi dua yang didasarkan pada integrasinya. Pertama, kata yang belum sepenuhnya terserap, namun sudah dipakai pada konteks bahasa Indonesia. Kedua, kata yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, tidak ditemukan kesalahan penulisan kata serapan pada artikel-artikel yang dianalisis. Pada artikel 04, misalnya, ditemukan penggunaan bahasa bahasa Betawi sebagai bahasa serapan pada artikel tersebut dilakukan secara adopsi. Artinya, bahasa tersebut diserap secara menyeluruh, baik dalam penulisan maupun pelafalannya. Salah satu contoh adopsi bahasa Betawi yaitu, “Koit semua”. Kata koit’ yang Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal GENRE 77 berarti meninggal dunia ditulis tanpa mengubah tulisan asli dalam bahasa Betawi. Dari hasil penelitian yang sudah dideskripsikan di atas, dapat dirumuskan bahwa kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu 1 kesalahan pemakaian huruf sebanyak 9 kesalahan, terdiri atas 6 kesalahan pada huruf kapital, 2 kesalahan pada huruf miring, dan 1 kesalahan pada huruf tebal; 2 kesalahan pada pemakaian tanda baca ditemukan 10 kesalahan, terdiri atas 4 kesalahan pada tanda koma, 2 kesalahan pada tanda titik koma, dan 4 kesalahan pada tanda titik; 3 kesalahan pada penulisan kata sebanyak 8 kesalahan, terdiri atas 2 kesalahan pada penulisan gabungan kata, 4 kesalahan pada penulisan kata baku, 1 kesalahan pada penulisan kata hubung, dan 1 kesalahan pada penulisan partikel. Sementara itu, kesalahan penulisan kata serapan tidak ditemukan pada artikel yang diteliti. Berikut ini sebaran data kesalahan ejaan pada Jurnal Imajeri. Gambar 1. Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Berdasarkan gambar 1 di atas, dapat diketahui bahwa persebaran kesalahan berbahasa dalam bidang ejaan yang ada dalam Jurnal Imajeri presentase terbanyak terdapat pada kesalahan pemakaian huruf kapital 21% 6 kesalahan. Simpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pada Jurnal Imajeri, masih ditemukan banyak kesalahan pada tataran penggunaan ejaan. Para penulis masih menggunakan kaidah ejaan, yang meliputi penulisan huruf, kata, tanda baca, dan unsur serapan secara tidak tepat. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan kaidah berbahasa pada sebagian penulis masih perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu, para penulis Jurnal Imajeri Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka agar lebih memperhatikan penulisan ejaan pada karya ilmiah yang ditulis. Daftar Pustaka Amalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 149-156. Amalia, N., Sukardi dan T. Ellies. 2018. Interferensi Bahasa Betawi dalam Novel Tabula Rasa Karya Ratih Kumala Suatu Tinjauan Sosiolinguistik. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 11, 25-33. Ariana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, 53-62. Ariyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, 12-28. Gunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, 1-7. Ibrahim, N. 2020. Sikap Berbahasa Komunitas Gay sebagai Informasi untuk Orang Tua dalam Menjaga Pergaulan Anak. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 109-118. Kemdikbud, badan bahasa. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi. In Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Vol. 4. Kundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu. Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta PT. Remaja Rosdakarya. Ramaniyar, E. 2017. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Penelitian Mini Mahasiswa. Jurnal Edukasi Online, 151, 70-80. Sapanti, I. R. 2019. Analisis Kesalahan Struktur Frasa Pada Karangan Berbahasa Indonesia 0%5%10%15%20%25%Persebaran Kesalahan Berbahasa dalam Bidang Ejaan Ananta Bayu Aji, dkk Analisis kesalahan ejaan pada jurnal 78 GENRE Karya Pembelajar Tiongkok. Indonesian Language Education and Literature, 42, 144-157. Sultan. 2013. Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Jurnal penelitian Pendidikan Insani Online, 141, 33-38. Suwandi, S. 2010. Serbalinguistik Mengupas Perlbagai Praktik Berbahasa. Surakarta LPP UNS dan UNS Press. Wulandari, G. R. 2020. Pemerolehan Bahasa Kajian Aspek Fonologi pada Anak Usia 2-3 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, 129-136. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Rosi WulandariPenelitian ini menjelaskan pada pemerolehan bahasa anak usia 2 tahun – 2 tahun 3 bulan dari segi fonologi. Di pembahasan fonologi yang terdiri dari pemerolehan vokal dan pemerolehan konsonan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif memakai pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini adalah seorang anak laki-laki yang berinisial MADA saat berusia 2 – 2 tahun 3 bulan. Data yang didapat disimpan melalui rekaman. Selain melalui proses rekaman, data juga dicatat. Dalam artikel ini dapat ditemukan bahwa pemerolehan fonem [a], [i], [u], [e], [ә], dan [o] MADA sudah dikuasai. Fonem yang pertama MADA kuasai ialah [a], dan [u], sedangkan untuk diftong asli belum dapat dilafalkan. Selain itu, konsonan [p], [m], [b], [y], [s], [n], [k], [d], [c], [t], [ɲ], [w], [j], [g], [ŋ], dan [h] sudah mulai dikuasai meskipun masih mengalami kesulitan dalam pengucapan. Fonem yang belum sempurna dikuasai MADA adalah [r].Nini IbrahimPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap berbahasa yang digunakan oleh komunitas gay kaum homoseksual sebagai informasi untuk orang tua dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan faktafakta yang tampak. Hasil yang ditunjukkan penelitian ini adalah berdasarkan perkembangannya, bahasa komunitas gay yang sebenarnya diadaptasi dari bahasa gaul kreasi Debby Sahertian 1999 yang sudah mengalami beberapa inovasi dalam kosakata. Ada beberapa ketentuan dalam sikap berbahasa yang diutarakan oleh responden tentang struktur bahasa seperti pada kata makarena, makasar, cucok, rempong, ember, dll. yang digunakan oleh komunitas gay dalam berbahasa. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dan penyebaran angket, dapat diketahui bahwa sebagian besar kaum gay tidak berani menunjukkan penggunaan bahasanya di depan masyarakat umum, kecuali saat mereka sedang bersama dengan sesama komunitasnya. Di Indonesia sendiri, gay dianggap sebagai sebuah perkembangan yang negatif. Oleh karena itu, dalam menjaga agar tidak terjerumus dalam komunitas ini, maka orang tua menjadi sosok penting dalam menjaga pergaulan anak dan remaja. Jika perilaku gay dapat diidentifikasi melalui penggunaan bahasanya, orangtua dapat mengecek kegiatan anaknya dalam berkomunikasi, apakah memiliki keanehan atau masih pada taraf bahasa yang normal dan biasa digunakan oleh masyarakat umum. Sultan SultanThe Use of Sentences in Scientific Research Articles. This study aimed to describe the level of readability, construction, and the effectiveness of sentences in research articles. The research data come from six research articles Makassar State University in 2011. Data collected through technical documentation with read-quoted. The results showed that 1 the level of readability sentence in a scientific article written lecturers lower category, 2 construction of the phrase commonly used active form; 3 the ineffectiveness of the sentence, include incoherence, confusion, incomplete elements, error passive, disunity ideas, and ketidakparalelan. Abstrak Penggunaan Kalimat dalam Artikel Ilmiah Hasil Penelitian. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tingkat keterbacaan, konstruksi, dan keefektifan kalimat dalam artikel hasil penelitian. Data penelitian bersumber dari enam artikel hasil penelitian dosen Universitas Negeri Makassar tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi dengan teknik baca-kutip. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 tingkat keterbacaan kalimat dalam artikel ilmiah yang ditulis dosen berkategori rendah; 2 konstruksi kalimat yang digunakan umumnya berbentuk aktif; 3 bentuk ketidakefektifan kalimat, meliputi ketidaklogisan, kerancuan, ketidaklengkapan unsur, kesalahan pasif, ketidaksatuan gagasan, dan ketidakparalelan. Kata kunci artikel ilmiah, kalimat efektif, tingkat keterbacaan Artikel ilmiah hasil penelitian merupakan produk akademis yang dihasilkan melalui proses penelitian. Dibandingkan dengan laporan peneli-tian, artikel hasil penelitian memuat isi penelitian yang lebih padat. Artikel penelitian memuat ba-gian-bagian utama yang terdapat dalam laporan penelitian sehingga dari tampilan fisiknya, artikel penelitian lebih singkat. Artikel ilmiah hasil penelitian disiapkan o-leh peneliti untuk publikasi hasil penelitian. Agar tersosialisasi secara luas, pemublikasian artikel umumnya dilaku-kan pada jurnal ilmiah/terbitan berkala ilmiah. Dengan terpublikasikannya arti-kel pada jurnal ilmiah, temuan dan inonasi ilmu pengetahuan yang dihasilkan peneliti dapat diba-ca dan dimanfaatkan secara luas. Hasil penelitian yang terpublikasi dapat dimanfaatkan oleh akade-misi, pengambil kebijakan, dan dunia industri. Artikel hasil penelitian yang ditujukan un-tuk publikasi ilmiah seyogyanya merupakan arti-kel ilmiah yang berkualitas. Tuntutan kualitas itu dibutuhkan dengan dua alasan utama, yakni 1 ar-tikel hasil penelitian merupakan produk akade-mik yang akan disebarkan secara luas dan men-jadi rujukan umum dan 2 pengelola jurnal/ ber-kala ilmiah menetapkan kualitas tinggi untuk me-mublikasikan suatu artikel, bahkan secara umum pengelola jurnal/berkala ilmiah melakukan selek-si untuk menentukan artikel yang dipublikasikan. Dengan demikian, hanya artikel yang berkualifi-kasi baik yang dipublikasikan melalui berkala il-miah. Basuki 200680 mengemukakan bahwa kualitas artikel ilmiah ditentukan oleh tiga hal, yakni isi, sistematika, dan bahasa. Isi berkaitan dengan gagasan yang dihasilkan oleh penulis. Sistematika berkaitan dengan penataan gagasan dan pemenuhan struktur penulisan karya ilmiah. Bahasa berkaitan pengungkapan dan komunikasi penulis kepada khayak pembaca. Artikel ilmiah sebagai sarana komunikasi keilmuan membutuhkan pengungkapan gagasanIntan Rawit SapantiThis research aims to describe the syntactic errors in essays written by Chinese Mandarin speaking learners in Darmasiswa RI programs and explain the cause of those errors. The research is conducted based on the qualitative-descriptive method in the form of case study research. Data were taken by collection student’s essays and observation. The data population was 80 essays and the data sample was 118 sentences contain syntactic errors which are divided into two levels, phrase and clause level. The results of this research found that syntactic errors made by Chinese Mandarin students are errors in phrase formation. At phrase level, errors are found in the form of omission of the noun and verbal phrases, misordering in noun, verbal and complement phrase. Errors caused by intralingual errors came from the mastery of the target language of Bahasa Indonesia by the Chinese learner and also the interference from the mother language that is Chinese Mandarin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan sintaksis dalam esai yang ditulis oleh peserta didik berbahasa Mandarin di program Darmasiswa RI dan menjelaskan penyebab kesalahan tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kualitatif-deskriptif dalam bentuk penelitian studi kasus. Data diambil dengan mengumpulkan esai dan observasi siswa. Populasi data adalah 80 esai dan sampel data berupa 118 kalimat mengandung kesalahan sintaksis yang dibagi menjadi dua level, yaitu frasa dan klausa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesalahan sintaksis yang dilakukan oleh mahasiswa Mandarin adalah kesalahan dalam pembentukan kalimat. Pada tingkat frasa, kesalahan ditemukan dalam bentuk kelalaian nomina dan verbal, kesalahpahaman dalam nomina, frasa verbal, serta pelengkap. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor intralingual berasal dari penguasaan bahasa target bahasa Indonesia oleh pelajar Cina dan gangguan dari bahasa ibu yaitu Mandarin Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra IndonesiaN S AmaliaYulianigsihAmalia, N. dan S. Yulianigsih. 2020. Kajian Psikologis Humanistik Abraham Maslow pada Tokoh Utama dalam Novel Surat Dahlan Karya Khrisna Pabichara. Imajeri Jurnal Pendidikan Bahasa dan Satra Indonesia, 22, Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina DarmaS ArianaAriana, S. 2012. Kesalahan Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan dalam Karya Ilmiah Dosen Universitas Bina Darma. Jurnal Ilmiah Bina Edukasi, 52, Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran MercusuarR AriyantiAriyanti, R. 2019. Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar. Jurnal Bahasa dan Sastra, 44, Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal PendidikanH I S GunawanRetnawatiGunawan, H. I. dan S. Retnawati. 2017. Analisis Kesalahan Ejaan pada Makalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pamulang. EDUKA Jurnal Pendidikan, Hukum, dan Bisnis, 22, Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan AplikasiKundaruSlametY StKundaru, S dan Slamet, St. Y. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi. Yogyakarta Graha Ilmu.
Bacajuga: Cerai dari Angga Wijaya, Dewi Perssik GERAM Hartanya Dicuri Seseorang, Kini Tak Ingin Berharap Lebih. Rupanya Angga Wijaya mengakui dirinya pernah memalsukan tanda tangan sang istri
ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN HURUF KAPITAL, TANDA BACA, DAN PENULISAN KATA PADA KORAN MERCUSUAR Riri Ariyanti Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako Jalan. Soekarno Hatta KM. 9 Kampus Bumi Tadulako, Sulawesi Tengah ABSTRAK – Masalah dalam penelitian ini adalah kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata yang terdapat pada koran Mercusuar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata yang terdapat dalam koran Mercusuar. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang mendeskripsikan data menggunakan rangkaian kalimat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sumber datanya berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka- angka. Kegiatan mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi mengamati dengan teknik catat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan konsep Miles dan Huberman yang meliputi 1 pengumpulan data, 2 reduksi data, 3 penyajian data, dan 4 penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini yaitu data dalam bentuk tulisan, berupa kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca dan penulisan kata. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bentuk kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca yang terdiri dari 1 kesalahan penggunaan tanda baca titik ., 2 kesalahan penggunaan tanda baca koma ,, 3 kesalahan penggunaan tanda baca titik dua , 4 kesalahan penggunaan tanda baca hubung -, 5 kesalahan penggunaan tanda baca seru !, 6 kesalahan penggunaan tanda baca elipsis ..., 7 kesalahan penggunaan tanda baca petik “...”, 8 kesalahan penggunaan tanda baca petik tunggal ...’, dan 9 kesalahan penggunaan tanda baca garis miring /, dan kesalahan penulisan kata yang terdiri dari 1 kesalahan penulisan kata depan, 2 kesalahan penulisan kata singkatan dan akronim. Dalam menulis harus memahami kaidah-kaidah penulisan, salah satunya penggunaan kata yang baku dan penggunaan PUEBI, agar tulisan sesuai dengan kaidah yang baik dan benar dalam penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata. Kata Kunci Huruf Kapital, Tanda Baca, Penulisan Kata, dan Koran MercusuarI PENDAHULUAN sehingga harus dilaksanakan sejalan dan Latar Belakang terpadu. Bahasa adalah salah satu alat Kesalahan berbahasa dapat diartikan komunikasi antarsesama manusia yang pada sebagai penyimpangan dari faktor-faktor dasarnya juga merupakan sesuatu yang khas penentu komunikasi dan kaidah tata bahasa bagi manusia. Bahasa juga sebagai wadah yang berlaku, khususnya bahasa Indonesia, untuk menyampaikan maksud dan tujuan. Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih Akibatnya, jika maksud dan tujuan penutur dalam Setyawati 2010 19. bahasa menjadi tidak jelas maka komunikasi Kalimat yang lengkap tersebut harus menjadi tidak efektif. Bahasa Indonesia adalah ditulis sesuai dengan aturan-aturan Pedoman alat untuk berkomunikasi, bahasa Indonesia Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. PUEBI juga mempunyai kedudukan yang penting adalah penggambaran bunyi bahasa kata, sebagai bahasa nasional. kalimat, dan sebagainya dengan kaidah yang Ada empat komponen berbahasa yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi tercakup di dalamnya yaitu, 1 keterampilan keteraturan dan keseragaman bentuk, menyimak, 2 keterampilan berbicara, 3 terutama dalam bahasa tulis yang harus yang keterampilan membaca, dan 4 keterampilan harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, menulis. Keempat komponen tersebut di dalam tanda baca, dan penulisan kata. pengaplikasiannya memiliki keterkaitan Huruf kapital besar pada saat ini mulai jarang diperhatikan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya yaitu penggunaan secara tertulis di instansi. Bahkan kaidah penggunaanya pun seringkali dilupakan oleh penulis. Jika kaidah penggunaan huruf kapital ini dilakukan dengan benar, maka akan banyak manfaat bagi kita terutama dalam hal tulis menulis. Begitu juga dengan tanda baca dan penulisan kata. Penggunaan tanda baca masih banyak yang keliru dalam penggunaanya. Penulis seringkali menempatkan tanda baca tanpa memperhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. Pada penggunaan tanda baca inilah masyarakat ataupun penulis keliru dalam penempatannya, sama halnya dengan penulisan kata. Penulisan kata adalah sebuah menjadi kalimat yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pada penulisan kata inilah masyarakat yang gemar menulis dan dunia jurnalistik masih keliru dengan penulisan kata yang benar yang sesuai dengan kaidah yang telah ditentukan. Nurfaida 2016 dengan judul Analisis akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan kalimat selesai dinyatakan selengkapnya. 1 Lapses ialah kesalahan berbahasa Error, dan 3 Mistake. Corder menjelaskan sebagai berikut. Corder dalam Rahmadi, 2017 203 mengemukakan tiga istilah untuk membetasi kesalahan berbahasa, yaitu 1 Lapses, 2 Pengertian Kesalahan Berbahasa Kajian Pustaka Persamaan peneliti dan peneliti sebelumnya yaitu sama-sama mengkaji tentang analisis kesalahan berbahasa. Sedangkan perbedaan peneliti dan peneliti sebelumnya yaitu pada objek yang diteliti. Objek penelitian dari Indrid yaitu pamflet di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Objek penelitian dari Rufaida yaitu koran Radar Sulteng. Sedangkan peneliti memilih objek penelitian pada koran Mercusuar. penelitian itu, peneliti membahas bentuk kesalahan ejaan bahasa Indonesia yang ada pada pamflet di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Kesalahan Ejaan Bahasa Indonesia Pada Pamflet di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako. Dalam Indrid 2016 dengan judul Analisis Dalam penelitian tersebut, peneliti membahas tentang kesalahan penggunaan tanda baca dan terdapat juga kesalahan penggunaan huruf kapital dalam paragraf koran Radar Sulteng. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca dalam Paragraf Koran Radar Sulteng. Dalam pencarian pustaka yang dilakukan, ada beberapa penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan dan sesuai dengan masalah yang diangkat oleh peneliti diantaranya yaitu Koran Mercusuar merupakan sebuah berita harian yang berada di Sulawesi Tengah. Media tersebut merupakan sebuah sarana untuk menyampaikan ide atau gagasan peristiwa sehari-hari, dengan menggunakan alat komunikasi bahasa tulis agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang aktual dan akurat. Penelitian yang Relevan II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 3. mendeskripsikan kesalahan penulisan kata pada koran Mercusuar 2. mendeskripsikan kesalahan tanda baca pada koran Mercusuar 1. mendeskripsikan kesalahan penggunaan huruf kapital pada koran Mercusuar. Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan Penelitian 3. Bagaimanakah kesalahan penulisan kata pada koran Mercusuar? 2. Bagaimanakah kesalahan tanda baca pada koran Mercusuar? Bagaimanakah kesalahan penggunaan huruf kapital pada koran Mercusuar?, permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. Berdasarkan latar belakang di atas, Adapun yang menjadi alasan penulis menjadikan koran Mercusuar sebagai objek penelitian berupa “Analisis Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital, Tanda Baca, dan Penulisan Kata pada Koran Mercusuar,” yang pertama, karena koran Mercusuar merupakan mitra utama pemerintah dan masyarakat yang ada di Sulawesi Tengah dalam menyukseskan pembangunan di Sulawesi Tengah, yang kedua masih terdapat kesalahan dalam penerapan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata yang tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI. Rumusan Masalah 2 Error ialah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau aturan tata bahasa breaches of code. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya kesalahan berbahasa adalah pengaruh dari bahasa pertama B1 yang menyebabkan seseorang salah mengucapkan dalam berbahasa Indonesia dan kurang paham dalam pemakaian bahasa sesuai dengan kaidah- kaidah kebahasaan. Pemakaian Huruf Kapital EBI Ejaan Bahasa Indonesia merupakan sistem ejaan kelima yang digunakan dalam bahasa Indonesia. Pada tahun 1974, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Republik atau Ejaan Suwandi. Tahun 1959, pernah muncul gagasan Ejaan Melindo Melayu- Indonesia. Namun, penggunaannya gagal karena adanya konflik politik antara Indonesia dan Malaysia. Setelah itu, terbitlah Ejaan Yang Disempurnakan EYD pada tahun 1972. Penggunaan EYD ini berlaku hingga 25 November 2015, setelah munculnya Permendikbud No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Mulyadi, 2017. Berikut akan dikemukakan penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan Bahasa Indonesia EBI merupakan pedoman yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan memperhatikan ejaan agar bahasa yang digunakan baik dan benar. Ejaan Bahasa Indonesia Berdasarkan pendapat mengenai pengertian kesalahan berbahasa yang telah pengertian analisis kesalahan berbahasa adalah proses yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bentuk kesalahan bebahasa dengan teknik mengumpulkan data kesalahan, mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan mengevaluasi taraf kesalahan dengan menggunakan teori-teori dan prosedur- prosedur yang ada hubungannya dengan tataran ilmu kebahasaan. Tarigan, Djago dan Lilis dalam Setyawati, 2010 18 mengatakan bahwa pengertian analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf kesalahan itu. Crystal dalam Rahmadi, 2017 201 mengemukakan pengertian analisis kesalahan berbahasa ialah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasi secara sistematis kesalahan- kesalahan yang dilakukan siswa di dalam pembelajaran B2 bahasa asing dengan menggunakan teori-teori dan prosedur- prosedur yang ada hubungannya dengan kebahasaan. Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa 3 Pengajaran bahasa yang kurang tepat atau kurang sempurna. 3 Mistake ialah kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. 2 Kekurangpahaman pemakai bahasa terhadap bahasa yang dipakainya. 1 Terpengaruh bahasa yang lebih dahulu disukainya. Menurut Setyawati 2010 16 pangkal penyebab kesalahan berbahasa ada pada orang yang menggunakan bahasa yang bersangkutan pada bahasa yang digunakannya. Ada tiga kemungkinan seseorang dapat salah dalam berbahasa, antara lain sebagai berikut. Penyebab Kesalahan Berbahasa Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan di atas mengenai kesalahan kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam suatu bahasa. Oleh karena itu, kesalahan berbahasa Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia secara lisan maupun tulis, yang berada di luar atau menyimpang dari faktor- faktor komunikasi dan kaidah kebahasaan dalam bahasa Indonesia. berbahasa merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang “Menyimpang” dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Berbahasa, mengemukakan bahwa kesalahan Tarigan dan Tarigan 2011 126 dalam bukunya Pengajaran Analisis Kesalahan 1 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. 2 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan. dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun. 5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. 2. Tanda Koma , 1. Tanda koma dipakai di antara unsur- unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. 2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangakan, dalam kalimat majemuk setara. 3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, 5. Tanda koma dipakai sebelum atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, 3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. aduh, atau hai, dan yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. 7. Tanda koma dipakai di antara a nama dan alamat, b bagian-bagian alamat, c tempat dan tanggal, serta d nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 8. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian- bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. 4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan 2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. 3 Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah. 9 4 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. 5 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang. b Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai 6 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. 7 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, bangsa, dan bahasa. 8 a Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. 10 Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk. 11 Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap kata termasuk unsur kata ulang sempurnna di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. 12 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan. 13 Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacauan. Penggunaan tanda baca sangat dituntut dalam sebuah penulisan ejaan khususnya penulisan karya ilmiah yang harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia PUEBI yang akan diuraikan sebagai berikut. 1. Tanda Titik . Pemakaian Tanda Baca 10. 4. Tanda koma dipakai di antara nama Tanda hubung dapat dipakai untuk orang dan singkatan gelar akademis memperjelas hubungan bagian kata yang mengikutinya untuk atau ungkapan. membedakannya dari singkata nama 5. Tanda hubung dipakai untuk merangkai diri, keluarga atau marga. a se- dengan kata berikutnya yang 11. dimulai dengan huruf kapital se- Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen Indonesia, se-Jawa Barat; yang dinyatakan dengan angka. b ke- dengan angka peringkat ke- 12. 3; Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan c angka dengan –an tahun 1970- aposisi. an; 13. d Tanda koma dapat dipakai di belakang kata atau imbuhan dengan keterangan yang terdapat pada awal singkatan yang berupa huruf kalimat untuk menghindari baca/salah kapital hari-H, sinar-X, ber-KTP, pengertian. di-SK-kan; 3. e Tanda Titik Koma ; kata dengan kata ganti Tuhan 1. ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu; Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pangganti kata penghubung untuk f huruf dan angka D-3, S-1, S-2; dari kalimat setara yang lain di dalam g kata ganti –ku, -mu, dan –nya kalimat majemuk. dengan singkatan yang berupa 2. huruf kapital KTP-mu, SIM-nya, Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa. STNK-ku 3. 6. Tanda titik koma dipakai untuk Tanda hubung dipakai untuk meragkai memisahkan bagian-bagian pemerincian unsur bahasa Indonesia dengan unsur dalam kalimat yang sudah menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing. tanda koma. 7. hubung digunakan untuk tanda4 . Tanda Titik Dua menandai bentuk terikat yang menjadi 1. objek bahasan. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti 6. Tanda Pisah pemerincian atau penjelasan. 1. Tanda pisah dapat dipakai untuk 2. membatasi penyisipan kata atau kalimat Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan yang memberi penjelasan di luar bangun pelengkap yang mengakhiri pernyataan. kalimat. 3. 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata Tanda pisah dapat dipakai juga untuk atau ungkapan yang memerlukan menegaskan adanya keterangan aposisi pemerian. atau keterangan yang lain. 4. 3. Tanda titik dua dipakai dalam naskah Tanda pisah dipakai di antara dua drama sesudah kata yang menunjukkan bilangan, tanggal, atau tempat yang pelaku dalam percakapan. berarti sampai dengan’ atau sampai ke’. 5. 7. Tanda titik dua dipakai di antara a jilid Tanda Tanya ? atau nomor dan halaman, b surah dan 1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat ayat dalam kitab suci, c judul dan anak tanya. judul suatu karangan, serta d nama 2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kota dan penerbit dalam daftar pustaka. kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang 5. Tanda Hubung - kurang dapat dibuktikan kebenarannya. 1. Tanda hubung dipakai untuk menandai 8. Tanda Seru ! bagian kata yang terpenggal oleh Tanda seru dipakai di dalam tanda kurung pergantian baris. untuk menyatakan bagian kalimat yang 2. hubung dipakai untuk Tanda disangsikan atau yang kurang dapat menyambung unsur kata ulang. dibuktikan kebenarannya. 3. hubung dipakai untuk Tanda 9. tanda Elipsis ... menyambung tanggal, bulan, dan tahun 1. Tanda elipsis dipakai unruk menunjukkan yang dinyatakan dengan angka atau bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan menyambung huruf dalam kata yang ada bagian yang dihilangkan dieja satu-satu. 2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog. Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. 2. Kata Berimbuhan 1. Imbuhan awalan, sisipan, akhiran, serta serangkai dengan bentuk dasar. 2. Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. 3. Bentuk Ulang 1. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung - di antara unsur-unsurnya. 4. . Gabungan Kata 1. 2. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis dengan membubuhkan tanda hubung - di antara unsur-unsurnya. 1. Kata Dasar 1. 3. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awalan atau akhiran. 4. Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap ditulis terpisah jika mendapat awal dan akhiran. 5. Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai 5. . Pemenggalan Kata 1. Pemenggalan pada kata dasar dilakukan sebagai berikut ⢠Jika di tengah kata ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. ⢠Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal. ⢠Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan termasuk gabunngan huruf konsonan di antara dua buah huruf vokal, pemenggalannya Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Penulisan kata sangat dituntut dalam sebuah penulisan ejaan khususnya penulisan karya ilmiah yang harus mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang akan diuraikan sebagai berikut. 10. Tanda Petik “...” 1. 4. Tanda kuurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. 2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. 3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. 11. Tanda Petik Tunggal ...’ 1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. 12. Tanda Kurung ... `1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 2. tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat. 3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaanya di dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. 13. Tanda Kurung Siku [...] Penulisan Kata kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. 2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwin. 2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap. 3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain. 15. Tanda Penyimpang atau Apostrof 1. Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks Tanda Garis Miring / 1. dilakukan sebelum huruf konsonan 5. lambang kimia, singkatan satuan itu. ukuran, takaran, timbangan, dan mata ⢠uang tidak diikuti tanda titik. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, 6. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf pemenggalannya dilakukan di antara awal setiap kata ditulis dengan huruf kedua huruf konsonan itu. kapital tnpa tanda titik. ⢠Misalnya Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih yang a Informasi BIG Badan masing-masing melambangakan satu Geospasial bunyi, pemenggalannya dilakukan di 7. Akronim nama diri yang terdiri atas huruf antara huruf konsonan yang kedua. awal setiap kata ditulis dengan huruf 2. kapital tanpa titik. Pemenggalan kata turunan sedapat- dapatnya dikukan di antara bentuk dasar 8. Akronim bukan nama diri yang berupa dan unsur pembentuknya. gabungan huruf awal dan suku kata atau 3. jika sebuah kata terdiri dari dua unsur gabungan suku kata ditulis dengan huruf atau lebih dan salah satu unsurnya itu kecil. dapat bergabung dengan unsur lain, 9. Angka dan Bilangan pemenggalannya dilakukan di antara Angka Arab atau angka Romawi lazi dipakai dipenggal seperti pada kata dasar. 1. Bilangan dalam teks yang dapat 4. Nama orang yang terdiri atas dua unsur dinyatakan dengan satu atau dua kata atau lebih pada akhir baris dipenggal ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai di antara unsur-unsurnya. secara berurutan seperti dalam 5. Singkatan nama diri dan gelar yang perincian. terdiri atas dua huruf atau lebih tidak Dan 5 orang abstain. dipenggal. pada awal kalimat ditulis dengan Kata Depan Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis -Apabila bilangan pada awal kalimat tidak terpisah dari kata yang mengikutinya. dapat dinyatakan dengan satu atau dua 7. kata, susunan kalimatnya diubah Partikel 1. 3. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis Angka yang menunjukkan bilangan serangkai dengan kata yang besar dapat ditulis sebagian dengan mendahulunya. huruf supaya lebih mudah dibaca. 2. 4. Partikel pun ditulis terpisah dari kata Angka dipakai untuk meyatakan a yang mendahuluiya. ukuran panjang, berat, luas, isi, dan 3. waktu serta b nilai uang. Partikel per yang berarti demi’, tiap’, 5. atau mulai’ ditulis terpisah dari kata Angka dipakai menomori alamat, seperti yang mengikutinya. jalan, rumah, apartemen, atau kamar. 6. 8. Singkatan dan Akronim Angaka dipakai untuk menomori bagian 1. karangan atau ayat kitab suci. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan 7. bilangan denagn huruf Penulisan tanda titik pada unsur singkatan itu. dilakukan sebagai berikut. 2. 8. bilangan tingkat dapat = Singkatan yang terdiri atas huruf awal Penulisan setiap kata nama lembaga dilakukan dengan cara berikut. pemerintahan dan ketatanegaraan, 9. Penulisan angka yang mendapat akhiran lembaga pendidikan, badan atau–an dilakukan dengan cara berikut. organisasi, serta nama dokumen resmi 10. Penulisan bilangan dengan angka dan ditulis dengan huruf kapital tanpa titik. huruf sekaligus dilakukan dalam =Singkatan yang terdiri atas huruf awal peraturan perundang-undangan, akta, setiap kata yang bukan nama diri ditulis dan kuitansi. dengan huruf kapital tanpa tanda titik. 11. Penulisan bilangan yang dilambangkan 3. dengan angka dan diikuti huruf dilakukan Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dengan tanda titik. seperti berikut. 4. 12. Singkatan yang terdiri atas dua huruf Bilangan yang digunakan sebagai unsur yang lazim dipakai dalam surat- nama geografi ditulis dengan huruf. menyurat masing-masing diikuti oleh 10. Kata ganti ku-, Kau-, -ku, dan -nya tanda titik.–ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang Kata si dan Pengertian Koran Waktu Penelitian KESALAHAN PEMAKAIAN HURUF KESALAHAN PENULISAN KATA KESALAHAN PEMAKAIAN TANDA BACA HURUF KAPITAL INDONESIA INDONESIA KESALAHAN EJAAN BAHASA ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA KORAN Pengumpulan data dalam koran Mercusuar dilakukan dengan cara membaca secara keseleruhan dan berulang-ulang berita yang menjadi sumber data. Selanjutnya menandai kata atau kalimat yang terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda Kegiatan pengumpulan data merupakan kegiatan utama dalam penelitian kualitatif. Kegiatan mengumpulkan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi mengamati dengan teknik catat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode dokumentasi. Menurut Arikunto 2006 231 metode dokumentasi adalah metode yang mempelajari dan menganalisis sumber-sumber informasi berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi karena berusaha mengumpulkan data dari informasi tertulis, berupa kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata pada koran Mercusuar. Teknik Pengumpulan Data Waktu penelitian berlangsung selama 1 sampai 3 bulan. Terhitung dari bulan Agustus 2018 sampai bulan November 2018. penelitian ini yaitu data dalam bentuk tulisan, berupa kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca dan penulisan kata. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari koran Mercusuar. “Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian ”Bungin 2001 123. Kata gantu ku-, dan kau- ditulis serangkai denga kata yang mengikutinya, sedangkan Jenis Data dan Sumber Data Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yang mendeskripsikan data menggunakan rangkaian kalimat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang sumber datanya berupa kata- kata, gambar, dan bukan angka-angka. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti Moleong 2010 11. Jadi penggunaan metode ini tidak menghasilkan data berupa angka, tetapi data yang sifatnya deskriptif. Penelitian ini menggunakan data tulisan yaitu koran Mercusuar. Jenis Penelitian III METODE PENELITIAN Berikut peneliti menyajikan alur berpikir dalam bentuk peta konsep agar pembaca dapat melihat secara sistematis alur dalam penelitian ini sebagai berikut. Dari ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa koran adalah suatu media massa cetak yang dibentuk dari kertas buram yang berukuran besar yang memuat surat berita harian yang penyajiannya lebih singkat dan bermanfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Menurut Hardiyanto 2001 67 surat kabar merupakan media massa cetak, yang dimata seorang penulis ibarat lahan yang terhampar luas, yang bisa ditanami apa saja sepanjang hal itu dianggap penting dan bermanfaat bagi masyarakat. 2009 14 juga mengemukakan bahwa surat penyajiannya lebih singkat. Nurdin Koran merupakan sebuah media massa yang dicetak dan disusun atau dibentuk dari kertas buram yang berukuran besar yang isinya memuat tentang informasi-informasi seputar kehidupan sehari-hari dan informasi sekitar, berita yang ada di dalamya dicari dan ditulis oleh para jurnalis ataupun wartawan. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang Kerangka Pemikiran baca, dan penulisan kata. Peneliti berfungsi sebagai pembaca untuk mendapatkan data yang sesuai dari hasil penelitian pada koran Mercusuar. Paragraf atau alinea bahkan iklan yang ada di media cetak merupakan salah satu hal yang penting untuk dipahami dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena itu, dalam penulisan paragraf, tentunya harus diperhatikan penggunaan huruf kapital, tanda baca, dan penulisan kata yang benar sesuai Pedoaman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Data 3 KANTOR berita Reuters Kata SEORANG kalimat di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut disalahkan, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. garam yang dipanen lebih awal di Penggaraman Talise, Kota Palu, Kamis 9/11/2017. Data 2 SEORANG petani mengumpulkan membantu memelihara stamina pria yang tebuat dari ekstrak Herbal alami kualitas tinggi yang ada secara higenis, aman dan mutu terjamin sehingga aman untuk di konsumsi. Kata PANDAWA di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut disalahkan, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Kata Herbal juga merupakan kesalahan penggunaan huruf kapital, karena penggunaan huruf kapital dipakai untuk memulai kalimat berikutnya. Dan kata Herbal tersebut masih dalam satu kalimat, belum membentuk kalimat baru. Kesalahan Penggunaan Huruf Kapital Data 1 PANDAWA kapsul herbal untuk Lebih jelasnya, dapat diperhatikan data- berita koran Mercusuar yang menjadi objek penelitian Berkaitan dengan seorang wartawan atau penulis berita menyampaikan laporannya dengan menggunakan kalimat-kalimat jurnalistik yang tentunya tidak terlepas dari penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Instrumen Penelitian Mercusuar merupakan salah satu media cetak yang berperan dalam dunia jurnalistik Indonesia. Kehadiran Mercusuar sebagai media cetak lokal Sulawesi Tengah tidak terlepas dari peran wartawan dan para penulis lokal yang telah menyumbangkan idenya dalam berbagai bentuk berita yang secara langsung turut membesarkan Koran Mercusuar. Hasil Penelitian IV HASIL DAN PEMBAHASAN Teknik dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca markah. Disebut demikian karena cara yang digunakan pada awal kerja analisis ini adalah membaca kemudian menandai. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengikuti konsep Miles dan Huberman dalam Sugiyono 2009 91 yaitu pertama reduksi data, kedua penyajian data, dan ketiga penarikan kesimpulan. dalam menganalisis data dimulai dari mengidentifikasi data atau mengumpulkan data dengan cara membaca koran Mercusuar secara perlahan dan berulang sampai mendapatkan data yang sesuai, kemudian akan dipindahkan dalam bentuk tulisan yang akan dibaca kembali. Setelah membaca perlahan dan berulang, maka akan ditandai bagian kata atau kalimat yang terdapat kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda baca dan penulisan kata. Teknik Analisis Data Berdasarkan pernyataan diatas, yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan beberapa instrumen yaitu alat tulis berupa buku dan pulpen yang berfungsi mencatat semua data yang ingin diperoleh, serta laptop sebagai alat menyimpan data. Sugiyono 2009 59 mengatakan bahwa instrumen dalam penelitian kualitatif yaitu peneliti itu sendiri. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti bertindak sebagai instrumen kunci yang berperan sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, sampai pada tahap pelaporan hasil penelitian. Ilmu pengetahuan dari peneliti merupakan salah satu objek penting dalam mendeskripsikan data. memberitakan, perbankan di Uni Eropa telah menutup kantor cabang dan mengurangi pegawai tahun lalu. Kata KANTOR pada kalimat di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut disalahkan, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Data 4 Komisi Pemilihan Umum KPU Kota Indonesia, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Data 11 TERNYATA musik jazz nggak hanya IGD yang baru saja diresmikan. Kata BUPATI pada kalimat di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut salah, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. didampingi Direktur RSUD Poso Dr Asnah Awad MARS bersama sejumlah pegawai, berfoto di depan ruang Data 10 BUPATI Poso, Darmin Sigilipu Kata Itulah pada kalimat di atas, merupakan kesalahan penggunaan huruf kapital, karena kata yang sesudah tanda baca koma tidak dibenarkan menggunakan huruf kapital pada huruf awal kata, kecuali pada huruf pertama awal kalimat menggunakan hurf kapital. Itulah pahlawan masa kini. berkorban untuk mengembangkan diri dalam bidangnya masing-masing dan mencetak prestasi dengan cara yang adil, pantas dan wajar, Data 9 Dizaman ini, orang yang rela penggunaan huruf kapital, karena huruf kapital kalimat Bidangnya juga merupakan kesalahan dalam lingkup tugas dan kemasyarkatan, maka dia pantas disebut pahlawan. Kata DI KEHIDUPAN Pada kalimat di atas, merupakan kesalahan dalam penggunaan huruf kapital. Untuk huruf pertama pada kalimat tersebut sudah benar, tapi huruf berikutnya pada kata tersebut menggunakan huruf kapital semua yang tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Dan kata Bidangnya serta menjadi panutan orangnya dengan apapun profesinya, jika berjuang dan berkarya sesuai Data 8 DI KEHIDUPAN sekarang, siapapun di atas, kata tersebut merupakan kesalahan dalam penggunaan huruf kapital, karena dalam penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Palu, menggelar Rapat Kerja Raker FREE MINERAL WATER & SNACK pada kalimat Kata Berlangganan, MOBIL LORENA, dan Data 7 Untuk yang Berlangganan rental MOBIL LORENA akan mendapatkan FREE MINERAL WATER & SNACK. kapital semua pada awal kata mulainya suatu kalimat, karena penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yaitu dipakai pada hurf pertama awal kalimat dan untuk nama orang SIgit Purnomo juga salah dalam penggunaan huruf kaptal, karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang WAKIL tidak dibenarkan menggunakan huruf Purnomo pada kalimat di atas, merupakan kesalahan penggunaan huruf kapital. Pada kata Said bersama warga ikut menonton film Kaili Movie di Studio 4 XXI Palu Grand Mall, Kamis 9/11/2017. Kata WAKIL dan nama orang SIgit Data 6 WAKIL Wali Kota Palu, SIgit Purnomo Kata SEBAGAI pada kalimat di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut disalahkan, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. kalian dengan peringatan hari Pahlawan, 10 November? Data 5 SEBAGAI pelajar apa tanggapan Kata Penataan dan Alokasi Kursi pada kalimat di atas merupakan kesalahan penggunaan huruf kapital, karena penggunaan huruf kapital yang sesuai dengan Pedoman kapital dipakai pada huruf pertama pada awal kalimat, bukan dipakai pada pertengahan kalimat. dan Alokasi Kursi DPRD Kota Palu, Kamis 9/11/2017 Penataan Daerah Pemilihan Dapil hadir di kafe mahal atau venue berkelas, lho, sob. Kata TERNYATA pada kalimat di atas, pada awal mulainya suatu kalimat menggunakan huruf kapital semua. Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, penggunaan huruf kapital pada kata tersebut salah, karena penggunaan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Data 12 MESKIPUN berdiri secara mandiri Pedoman Umum Bahasa Indonesia, untuk mengakhiri suatu kalimat, dan melanjutkan kalimat baru, tetapi pada paragraf di atas, mengakhiri suatu kalimat menggunakan tanda baca titik lebih dari satu. Dan merupakan kesalahan penggunaan tanda baca titik, karena penggunaan tanda baca titik untuk mengakhiri suatu kalimat hanya menggunakan satu titik saja, karena penggunakan titik lebih dari satu b. Umum Ejaan Bahasa Indonesia yaitu ugkapan penghubung antar kalimat menggunakan tanda baca koma, tetapi pada kalimat di atas tidak menggunakannya yang merupakan kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma. teridentifikasi sebanyak 100 penumpang. Tanda baca koma yang sesuai Pedoman Data 20 Dengan demikian total yang sudah Penggunaan tanda baca koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau bilangan akan tetapi, pada kalimat di atas, ada satu unsur yang tidak menggunakan tanda baca koma yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, dan itu merupakan kesalahan penggunaan tanda baca koma. Utara dan Tojo Una-una dari sejumlah rumah sakit yang ada di Kabupaten Morowali, Morowali Data 19 RSUD Poso juga menerima rujukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, yaitu dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Pada penulisan nama di atas, tidak menggunakan tanda baca koma diantara nama orang dan gelarnya, sehingga menyebabkan kesalahan dalam penggunaan tanda baca koma. IGD yang baru saja diresmikan. Pada penggunaan tanda baca koma dalam sejumlah pegawai, berfoto di depan ruang Asnah Awad MARS bersama Data 18 BUPATI Poso, Darmin Sigilipu di dampingi Direktur RSUD Poso Dr. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Koma , jazz yang melakukan jam session dan diskusi tentang musik jazz setiap hari Senin di Bentara Budaya Yogyakarta.. Tetapi karena musik dan panggung mereka kelihatan dari jalanan, jadilah banyak yang menonton. Penggunaan tanda baca titik pada sejak tahun 2001, cikal bakal Teater Garasi sebenarnya sudah terbentuk sejak tahun 1990an. Data 17 Gerakan ini lahir dari para musisi Kesalahan Penggunaan Tanda Baca Titik .
- ኄлዙжωйоճεπ зኘկሂрυ
- Иφէпелу ациρе дрυպ