Jadiamanat pokok yang terdapat dalam cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A. Navis adalah: "Pelihara, jaga, dan jangan bermasabodoh terhadap apa yang kau miliki." Hal ini terdapat pada paragraf kelima halaman delapan kalimat yang terakhir. Amanat pokok/utama ini kemudian diperjelas atau diuraikan dalam ceritanya.
Iman kepada hari akhir hukumnya wajib dan kedudukannya dalam agama merupakan salah satu di antara rukun iman yang enam. Banyak sekali Allah Ta’ala menggandengkan antara iman kepada Allah dan iman kepada hari akhir, karena barangsiapa yang tidak beriman kepada hari akhir, tidak mungkin akan beriman kepada Allah. Orang yang tidak beriman dengan hari akhir tidak akan beramal, karena seseorang tidak akan beramal kecuali dia mengharapkan kenikmatan di hari akhir dan takut terhadap adzab di hari akhir.[1]Disebut hari akhir karena pada hari itu tidak ada hari lagi setelahnya, saat itu merupakan tahapan yang terakhir[2]. Keimanan yang benar terhadap hari akhir mancakup tiga hal pokok yaitu mengimani adanya hari kebangkitan, mengimani adanya hisaab perhitungan dan jazaa’ balasan, serta mengimani tentang surga dan neraka. Termasuk juga keimanan kepada hari akhir adalah mengimani segala peristiwa yang akan terjadi setelah kematian seperti fitnah kubur, adzab kubur, dan nikmat Adanya Hari Kebangkitanيَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {104}ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ {16}يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلاMengimani Adanya Hari Perhitungan dan Pembalasanإِنَّ إِلَيْنَآ إِيَّابَهُمْ {25} ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم {26}وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ {47}ومن هم بحسنة فلم يعملها كتبت له حسنة فإن عملها كتبت له عشرا ومن هم بسيئة فلم يعملها لم تكتب شيئا فإن عملها كتبت سيئة واحدةMengimani Adanya Surga dan Nerakaإِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {13} وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ {14}Pertama Surga dan Neraka Benar Adanya Kedua Surga dan Neraka Sekarang Sudah Adaوَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {131} Ketiga Penciptaan Surga dan Neraka Sebelum Penciptaan Makhlukوَيَائَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَتَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ {19}Keempat Surga dan Neraka Sudah Ditentukan Siapakah Yang Akan Menjadi Penghuninya وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِإن الله خلق للجنة أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم وخلق للنار أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهمKelima Surga dan Neraka Kekal Abadiوَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ {108}ينادي مناد إن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبدا وإن لكم أن تحيوا فلا تموتوا أبدا وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبدا وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا فذلك قوله عز وجل { ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون }وَالجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخْلُوْقَتَانِ، لاَ تَفْنَيَانِ أَبَدًا وَلا تَبِيْدَانِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الجَنَّةَ وَالنَّارَ قَبْلَ الخَلْقِ، وَخَلَقَ لَهُمَا أَهْلاً،Mengimanai Fitnah, Adzab, dan Nikmat Kuburوَلَوْتَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلاَئِكَةُ بَاسِطُوا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ {93}Faedah Iman yang BenarMengimani Adanya Hari KebangkitanHari kebangkitan adalah hari dihidupkannya kembali orang yang sudah mati ketika ditiupkannya sangkakala yang kedua. Kemudian manusia akan berdiri menghadap Rabb semesta alam dalam keadaan telanjang tanpa alas kaki, telanjang tanpa pakaian, dan dalam keadaan tidak disunat. Allah Ta’ala berfirman,يَوْمَ نَطْوِي السَّمَآءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَآ إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {104}“Yaitu pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya.” QS. Al Anbiyaa’104Hari kebangkitan merupakan kebenaran yang sudah pasti. Ditetapkan oleh Al Quran, As Sunnah dan Ijmaa’ konsensus kaum muslimin. Allah Ta’ala berfirman,ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ {16}“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati15. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu di hari kiamat.16” QS. Al Mukminun15-16Rasulullah shalallahu alaihi wa salaam bersabda يحشر الناس يوم القيامة حفاة عراة غرلا“Pada hari kiamat, seluruh manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tanpa alas kaki, telanjang, dan tidak disunat”[3]Kaum muslimin juga telah sepakat mengenai kepastian adanya hari kebangkitan ini. [4]Mengimani Adanya Hari Perhitungan dan PembalasanTermasuk perkara yang harus diimani berkenaan dengan hari akhir adalah mengimani adanya hari perhitungan dan pembalasan. Seluruh amal perbuatan setiap hamba akan dihisab dan diberi balasan. Hal ini juga telah ditetapkan oleh Al Quran, As Sunnah dan ijmaa’ kaum Ta’ala berifrman,إِنَّ إِلَيْنَآ إِيَّابَهُمْ {25} ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُم {26}“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka25. kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” QS. Al Ghasiyah25-26وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِن كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَاحَاسِبِينَ {47}“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika amalan itu hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan pahalanya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” QS. Al Anbiyaa’47Telah shahih dari Nabi shalallahu alaihi wa salaam, beliau bersabda,ومن هم بحسنة فلم يعملها كتبت له حسنة فإن عملها كتبت له عشرا ومن هم بسيئة فلم يعملها لم تكتب شيئا فإن عملها كتبت سيئة واحدة“Barangsiapa yang berniat melakukam suatu kebaikan, lalu mengerjakannya, maka Allah telah menulisnya sepuluh hingga tujuh ratus kebaikan, bahkan sampai kelipatan yang lebih banyak lagi. Sedangkan barangsiapa yang berniat melakukan keburukan, lalu mengerjakannya, maka Allah hanya akan menulisnya satu keburukan saja“ [5].Kaum muslimin juga telah bersepakat tentang adanya hari perhitungan dan pembalasan. Dan ini sesuai dengan tuntutan hikmah Allah Ta’ala.[6]Mengimani Adanya Surga dan NerakaHal lain yang harus diimani seorang muslim adalah tentang surga dan neraka. Keduanya merupakan tempat kembali yang abadi bagi makhluk. Surga adalah kampung kenikmatan yang dipersiapkan oleh Allah Ta’ala bagi orang-orang yang beriman. Sedangkan neraka adalah hunian yang penuh dengan adzab yang dipersiapkan oleh Allah Ta’ala untuk orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman إِنَّ اْلأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ {13} وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِي جَحِيمٍ {14}“Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh keni’matan. dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka” Al Infithaar13-14Berkaitan dengan surga dan neraka, ada beberapa hal penting yang merupakan keyakinan ahlus sunnah yang membedakannya dengan ahlul bid’ah Pertama Surga dan Neraka Benar AdanyaKeberadaan surga dan nereka adalah haq benar adanya. Tidak ada keraguan di dalamnya. Neraka disediakan bagi musuh-musuh Allah, sedangkan surga dijanjikan bagi wali-wali Allah. Penyebutan tentang surga dan neraka dalam Al Quran dan As Sunnah sangatlah banyak. Terkadang disebutkan tentang kondisi penduduk surga dan neraka. Terkadang disebutkan tentang janji kenikmatan surga dan adzab di neraka. Terkadang disebutkan dorongan agar bersemangat meraih surga dan ancaman dari neraka. Demikian pula As Sunnah banyak menyebutkan tentang surga dan neraka. Itu semua menunjukkan bahwa keberadaan surga dan neraka adalah benar adanya. [7] Kedua Surga dan Neraka Sekarang Sudah AdaAhlus sunnah telah sepakat bahwa keduanya merupakan makhluk Allah yang telah ada sekarang. Hal ini bertentangan dengan keyakinan mu’tazilah dan qodariyah yang lebih mengedepankan akal mereka. Adapun dalilnya adalah firman Allah,وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ { 133}“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” QS. Ali Imran133Tentang neraka Allah berfirman,وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ {131}“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir” QS. Ali Imran131Diriwayatkan juga bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah melihat Sidratul Muntaha, kemudian melihat dan masuk ke dalam surga. Hal ini terjadi ketika beliau Isra’ Mi’raj.[8] Ketiga Penciptaan Surga dan Neraka Sebelum Penciptaan MakhlukDalilnya adalah firman Allah Ta’ala,وَيَائَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَتَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ {19}“Dan Allah berfirman “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua buah-buahan di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim.”” QS. Al A’raf 19Surga ada setelah ditiupkannya ruh pada diri Adam. Hal ini menunjukkan surga sudah ada sebelum penciptaan Adam. [9].Keempat Surga dan Neraka Sudah Ditentukan Siapakah Yang Akan Menjadi Penghuninya Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَاْلإِنسِ“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia … ”QS. Al A’raf 179Dari Aisyah, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda,إن الله خلق للجنة أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم وخلق للنار أهلا خلقهم لها وهم في أصلاب آبائهم“… Sesungguhnya Allah telah menciptakan para penghuni untuk jannah. Allah telah menentukan mereka sebagai penghuninya, sedangkan mereka masih dalam tulang sulbi bapak-bapak mereka. Allah juga telah menciptakan para penghuni bagi neraka. Allah telah menentukan mereka sebagai penghuninya, padahal mereka masih dalam tulang sulbi bapak-bapak mereka” [10].[11]Kelima Surga dan Neraka Kekal AbadiAllah Ta’ala berfirman,وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَادَامَتِ السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ إِلاَّ مَاشَآءَ رَبُّكَ عَطَآءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ {108}“Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam surga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki yang lain; sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” Huud108Rasulullah shalallhu alaihi wa sallam bersabda,ينادي مناد إن لكم أن تصحوا فلا تسقموا أبدا وإن لكم أن تحيوا فلا تموتوا أبدا وإن لكم أن تشبوا فلا تهرموا أبدا وإن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا فذلك قوله عز وجل { ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون }“Datanglah suara berkumandang Wahai ahli surga, sesungguhnya kamu sekalian akan sehat dan tak pernah sakit. Kamu sekalian akan menjadi muda belia dan tak pernah tua lagi. Dan kalian pun akan hidup dan tak akan pernah mati.”[12].Keyakinan tentang surga dan neraka di atas, terangkum dalam perkataan yang disampaikan oleh Imam Abu Ja’far At Thahawy rahimahullah dalam kitab beliau al Aqidah Ath Thahawiyah, beliau menjelaskan,وَالجَنَّةُ وَالنَّارُ مَخْلُوْقَتَانِ، لاَ تَفْنَيَانِ أَبَدًا وَلا تَبِيْدَانِ، فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الجَنَّةَ وَالنَّارَ قَبْلَ الخَلْقِ، وَخَلَقَ لَهُمَا أَهْلاً،“Surga dan neraka merupakan dua makhluk yang tidak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluk lainnya dan Allah juga telah menentukan siapakah penghuninya…”[13].Mengimanai Fitnah, Adzab, dan Nikmat KuburDalil perkara ini sangat gamblang dan jelas. Allah Ta’ala menerangkannya di banyak tempat dalam Al Quran. Demikian pula penjabaran dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang masalah ini sangat banyak dan mencapai derajat mutawatir. Allah Ta’ala berfirman,وَلَوْتَرَى إِذِ الظَّالِمُونَ فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ وَالْمَلاَئِكَةُ بَاسِطُوا أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوا أَنفُسَكُمُ الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى اللهِ غَيْرَ الْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَاتِهِ تَسْتَكْبِرُونَ {93}“…Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, sambil berkata “Keluarkanlah nyawamu” Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah perkataan yang tidak benar dan karena kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya.” QS. Al An’am 93. [14]Adapun dalil tentang adanya siksa kubur adalah tentang kisah pertanyaan malaikat di alam kubur kepada mayit tentang Rabbnya, agamanya, dan nabinya. Allah Ta’ala lalu meneguhkan orang-orang yang beriman dengan kata-kata yang mantap, sehingga dengan kemantapannya ia menjawab, ”Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan nabiku adalah Nabi Muhammad”. Sebaliknya Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim. Orang yang kafir hanya bisa menjawab, ”Hah…hah!Aku tidak tahu” sementara itu orang munafik atau orang yang ragu menjawab ” Aku tidak tahu. Aku dengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku ikut pula mengaatkannya”[15].Faedah Iman yang BenarKeimanan yang benar akan memberikan faedah yang bermanfaat. Demikian pula keimanan yang benar terhadap hari akhir akan memberikan manfaat yang besar, di antaranya Merasa senang dan bersemangat dalam melakukan kataatan dengan mengharapkan pahalanya kelak di ahri takut ketika melakukan kemaksiatan dan tidak suka kembali pada maksiat karena khawatir mendapat siksa di hari bagi orang-orang yang beriman terhadap apa yang tidak mereka dapatkan di dunia dengan mengharapkan kenikmatan dan pahala di akhirat. [16].Demikian penjelasan singkat tentang pokok-pokok keimanan kepada hari akhir. Terdapat banyak perincian yang harus kita imani dari hal-hal yang pokok tersebut. Insya Allah akan dijelaskan lebih rinci dalam kesempatan lain. Semoga Allah meneguhkan iman kita hingga ajal menjemput kita. Wallahul Abu Athifah Adika MianokiMuroja’ah TuasikalArtikel kaki [1]. Syarh al Aqidah al Washitiyah hal 482, Syaikh Muhammad bin Sholih al Utsaimin. Dalam kitab Syarh al Aqidah al Washitiyah. Kumpulan Ulama. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi[2]. Ibid. Syaikh Utsaimin menjelaskan bahwa manusia akan melalui lima tahapan kehidupan yaitu tahapan ketika manusia belum ada,, tahapan ketika dalam perut ibu, tahapan kehidupan dunia, tahapan hidup di alam barzakh, dan tahapan kehidupan akherat.[3]. Muslim 2859[4]. Syarh Ushuulil Iman hal 38-39. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 H[5]. Muslim 162[6]. Syarh Ushuulil Iman hal 39-40[7]. Lihat dalil-dalil selengkapnya dalam Ma’arijul Qobul hal 470-472. Syaihk Hafidz bin Ahmad Hakami. Penerbit Darul Kutub Ilmiyah. Cetakan pertama 1424 H/2004 M[8]. Lihat Syarh al Aqidah at Thahawiyah hal 1056-1058, Al Imam Ibnu Abil Izz al Hanafi. Dalam Jaami’us Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun 2006.[9]. Syarh al Aqidah at Thahawiyah hal 1070, Syaikh Sholih Alu Sayikh. Dalam Jaami’us Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun 2006.[10]. Muslim 2662, Abu awud 4713, An Nasa’i 1947, dan Ibnu Majah 82[11]. Lihat Syarh al Aqidah at Thahawiyah, Ibnu Abil Izz al Hanafi hal 1070-1071[12]. H,R Muslim 2837, At Tirmidzi 3246, dan Ahmad 319, dari hadist Abu Hurairah dan Abu Said al Khudri[13]. Matan al Aqidah at Thahawiyah.[14]. Lihat dalil-dalil yang lebih lengkap dalam kitab Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad hal 224-225. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun 2006.[15]. Lihat Syarh Ushuulil Iman hal 42[16]. Ibid hal 44Sumber Rujukan Syarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin. Penerbit Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 HAl Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqaad. Syaikh Sholih Al Fauzan Penerbit Maktabah Salsabiil Cetakan pertama tahun Syuruuh al Aqidah at Thahawiyah. Penerbit Daarul Ibnul Jauzi cetakan pertama tahun al Aqidah al Washitiyah. Kumpulan Ulama. Penerbit Daarul Ibnul Qobul. Syaikh Hafidz bin Ahmad Hakami. Penerbit Darul Kutub Ilmiyah. Cetakan pertama tahun1424 H/2004.
Alhamdulillahkami dapat menyelesaikan makalah tentang Keterampilan dan Nilai Sebagai Materi Pendidikan dalam Perspektif Islam ini dengan lancar, penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dengan mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam. Makalah ini di tulis dari hasil yang diperoleh dari buku yang berhubungan dengan judul makalah ini. Dan tak lupa pula kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing
Jakarta Beriman kepada hari akhir, atau Hari Kiamat, merupakan bagian integral dari iman Islam. Muslim percaya bahwa dunia seperti yang kita kenal akan berakhir, dan semua manusia akan diadili berdasarkan tindakan mereka dalam hidup ini. Keyakinan ini berakar pada ajaran Alquran dan Hadits, dan memiliki dampak yang signifikan terhadap cara umat Islam menjalani kehidupannya. 27 Contoh Kiamat yang Sudah Terjadi, Lengkap Dalilnya Jelaskan Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat, Makna, dan Kehidupan Setelah Kematian 7 Golongan yang Dilindungi Allah Saat Kiamat, Ini Penjelasannya Menurut ajaran Islam, hari akhir akan didahului oleh beberapa tanda, antara lain munculnya Dajjal, turunnya Isa Al-Masih, munculnya Mahdi, dan tiupan angin. terompet oleh Malaikat Israfil. Tanda-tanda ini diyakini menunjukkan kedatangan hari kiamat yang sudah dekat. Pada hari kiamat, setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya dan akan diadili oleh Allah berdasarkan perbuatannya di kehidupan ini. Beriman kepada hari akhir memiliki dampak yang mendalam pada cara umat Islam menjalani kehidupan mereka. Itu mendorong mereka untuk memperhatikan tindakan mereka, berusaha melakukan perbuatan baik, dan menghindari segala bentuk kejahatan. Beriman kepada hari akhir juga berfungsi sebagai pengingat bahwa hidup ini hanya sementara dan bahwa tujuan sebenarnya dari keberadaan kita adalah untuk mempersiapkan akhirat. Untuk lebih memahami makna beriman kepada hari akhir, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber pada Jumat 28/4/2023. Pengertian beriman kepada hari akhir dan dalil-dalilnya, beserta dengan hikmah beriman kepada hari pesantren penganut doktrin kiamat di Jember mendadak lengang karena Beriman Kepada Hari AkhirIlustrasi kiamat via kepada Hari Akhir, atau Hari Kiamat, adalah salah satu keyakinan mendasar dalam Islam. Ini mengacu pada kepercayaan bahwa akan tiba saatnya dunia seperti yang kita kenal akan berakhir, dan semua manusia akan dibangkitkan untuk menghadapi penghakiman berdasarkan perbuatan mereka dalam hidup ini. Keyakinan ini didasarkan pada ajaran Alquran dan Hadits, yang merupakan dua sumber utama teologi Islam. Muslim percaya bahwa Hari Akhir akan didahului oleh beberapa tanda, termasuk munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa AS, munculnya Mahdi yang mendapat petunjuk, dan peniupan terompet oleh Malaikat Israfil. Tanda-tanda ini diyakini menunjukkan kedatangan hari kiamat yang sudah dekat. Pada hari kiamat, setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya dan akan diadili oleh Allah berdasarkan perbuatannya di kehidupan ini. Mereka yang melakukan perbuatan baik akan dibalas dengan surga, sedangkan mereka yang melakukan kejahatan akan dihukum di neraka. Keimanan pada Hari Akhir tidak hanya masalah iman tetapi juga menjadi sumber motivasi bagi umat Islam untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Ini mengingatkan mereka bahwa tindakan mereka dalam kehidupan ini memiliki konsekuensi, dan bahwa mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka di akhirat. Keyakinan ini juga mendorong umat Islam untuk fokus pada tujuan akhir dari keberadaan mereka, yaitu untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat. Kesimpulannya, percaya pada Hari Akhir dalam Islam adalah aspek fundamental dari iman Islam. Ini mengingatkan umat Islam tentang tujuan akhir keberadaan mereka, mendorong mereka untuk menjalani kehidupan yang saleh dan takwa, dan menanamkan dalam diri mereka rasa tanggung jawab dan tanggung jawab atas tindakan mereka. Terdapat banyak dalil atau ayat dalam Al-Quran dan Hadis yang mendorong orang Islam untuk beriman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat. Berikut ini adalah beberapa contohnya Surat Al-Anbiya Ayat 104 يَوْمَ نَطْوِى ٱلسَّمَآءَ كَطَىِّ ٱلسِّجِلِّ لِلْكُتُبِ ۚ كَمَا بَدَأْنَآ أَوَّلَ خَلْقٍ نُّعِيدُهُۥ ۚ وَعْدًا عَلَيْنَآ ۚ إِنَّا كُنَّا فَٰعِلِينَ Artinya Yaitu pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran-lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya. Surat Al-A’raf Ayat 187 يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَىٰهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ رَبِّى ۖ لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَآ إِلَّا هُوَ ۚ ثَقُلَتْ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً ۗ يَسْـَٔلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِندَ ٱللَّهِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ Artinya Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat "Bilakah terjadinya?" Katakanlah "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat huru haranya bagi makhluk yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba". Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah "Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". Dalam hadis, ada banyak riwayat tentang Hari Akhir, termasuk tanda-tanda yang akan muncul menjelang datangnya Hari Kiamat, seperti kemunculan Dajjal, turunnya Nabi Isa AS, dan lain sebagainya. Sebagai seorang Muslim, penting bagi kita untuk memahami dan meyakini bahwa Hari Akhir itu pasti akan datang dan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Kita harus berusaha untuk hidup sesuai dengan ajaran Islam, melakukan kebaikan, dan menjauhi segala bentuk kejahatan, sehingga kita bisa memperoleh kebahagiaan di akhirat Beriman Kepada Hari AkhirBeriman kepada Hari Akhir atau Hari Kiamat memiliki banyak hikmah atau manfaat dalam kehidupan seorang Muslim. Berikut ini adalah beberapa di antaranya 1. Mengingat Tujuan Sejati Hidup Beriman kepada Hari Akhir membuat seorang Muslim menyadari bahwa tujuan utama hidup ini adalah untuk memperoleh kebahagiaan di akhirat kelak. Ini mendorong seseorang untuk fokus pada tindakan yang positif dan produktif yang dapat membawa kebahagiaan di akhirat. 2. Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Percaya pada Hari Akhir juga menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri seseorang. Seorang Muslim menyadari bahwa setiap tindakan yang dilakukannya di dunia ini akan mempengaruhi kehidupan di akhirat. Oleh karena itu, ia akan berusaha melakukan tindakan yang baik dan bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. 3. Menjaga Kesederhanaan Hidup Percaya pada Hari Akhir mengajarkan seseorang untuk menjaga kesederhanaan hidup dan tidak terlalu bergantung pada materi dunia. Seorang Muslim menyadari bahwa kekayaan dan kekuasaan di dunia ini tidak bertahan selamanya, dan yang terpenting adalah amal kebaikan yang dilakukan. 4. Menumbuhkan Rasa Syukur dan Sabar Percaya pada Hari Akhir juga menumbuhkan rasa syukur dan sabar dalam diri seorang Muslim. Ketika menghadapi cobaan dan kesulitan di dunia, seorang Muslim yakin bahwa semua itu hanyalah ujian untuk menguji keimanan dan kesabarannya. Ia juga yakin bahwa kesabaran dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan akan membawa pahala di akhirat kelak. 5. Mengajarkan Keadilan Percaya pada Hari Akhir mengajarkan seseorang untuk menjunjung tinggi keadilan dan menghindari segala bentuk kezaliman. Seorang Muslim yakin bahwa Allah akan memperhitungkan setiap tindakan yang dilakukan di dunia ini dan bahwa setiap orang akan menerima balasan yang adil berdasarkan perbuatan mereka. Dengan demikian, beriman kepada Hari Akhir dalam Islam memiliki banyak manfaat dan hikmah bagi kehidupan seseorang. Hal ini mendorong seseorang untuk hidup dengan tujuan yang jelas, melakukan tindakan yang positif dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, dan mempersiapkan diri untuk memperoleh kebahagiaan abadi di akhirat kelak. Beriman kepada hari akhir adalah bagian penting dari iman Islam. Itu berfungsi sebagai pengingat bahwa ada tujuan yang lebih tinggi dari keberadaan kita, dan itu mendorong kita untuk berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri. Dengan hidup sesuai dengan ajaran Islam dan mempersiapkan akhirat, umat Islam berharap untuk mencapai kebahagiaan abadi di akhirat.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.Darisisi bahasa, kata "Islam" berasal dari kata "aslama, yuslimu, islaman" yang artinya "tunduk dan patuh". Jadi, seorang yang tunduk dan patuh kepada kepala negara, secara bahasa, bisa dikatakan "aslama li-rais ad-daulah". Inilah makna generic atau makna bahasa dari kata Islam. Akan tetapi, makna "Islam" itu sendiri
Pada hari kiamat manusia akan terbagi menjadi tiga golongan besar. Adapun tiga kelompok manusia ini diceritakan dalam Alqur'an Surah Al-Waqi'ah hari kiamat.Pengasuh dan pengajar Ponpes Al-Fachriyah Tangerang, Habib Ahmad bin Novel bin Jindan dalam ceramahnya di Majelis Rouhah Wakaf Sabtu sore, 26/10/2019 menjelaskan ketiga golongan manusia Allah berfirman dalam Surah Al-Waqi'ah "Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan, dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan golongan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah orang yang dekat kepada Allah. Berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata. Mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan." Surah Al-Waqiah 4-16Habib Ahmad bin Novel menerangkan, dalam ayat di atas, Allah menyebutkan tiga kelompok manusia. Yang pertama adalah Al-Maimanah orang yang berada di sisi kanan. Kedua adalah Al-Masy'amah, kelompok sisi kiri. Ketiga yaitu orang-orang yang lebih awal atau golongan istimewa As-Sabiqun. Mereka adalah orang-orang yang dekat dengan Allah. Golongan As-Sabiqun ini hanya sedikit dari generasi terakhir. Mereka ini lebih banyak dari golongan awal yang beriman. Mereka merupakan hamba-hamba paling istimewa yang memiliki derajat tinggi di sisi Allah. "Untuk mendapatkan kemuliaan di atas tentu tidak sembarangan. Seseorang butuh guru pembimbing murobbi untuk mencapainya. Untuk urusan dunia saja seseorang butuh guru terbaik, apalagi untuk urusan akhirat," kata Habib Ahmad. Sayyid Quthb dalam Fi Zhilal Alqur'an juga menjelaskan, golongan pertama berada di sebelah kanan 'Arsy adalah mereka yang keluar dari sebelah kanan Adam. Golongan ini diberi kitab catatan amal dengan tangan kanan mereka, kemudian digiring ke dalam golongan kanan. Mereka adalah mayoritas penduduk kedua berada di sebelah kiri 'Arsy, dan mereka inilah yang keluar dari sebelah kiri Adam. Mereka diberi catatan amal dengan tangan kiri, kemudian digiring ke dalam golongan kiri. Mereka inilah sebagian besar penduduk satu golongan lainnya berada dekat dengan Allah. Mereka inilah golongan yang lebih beruntung, lebih khusus daripada golongan kanan karena mereka adalah pemimpin golongan kanan. Di tengah-tengah mereka terdapat para rasul, para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang yang mati syahid. Jumlah mereka jauh lebih kecil dari golongan kanan. Allahu A'lam, semoga kita termasuk golongan yang beruntung.rhs
Persepsimanusia terhadap kebutuhan pokok yang diperlukan2. Lingkungan komputasi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu : 1. Komputasi tradisional, 2. Komputasi berbasis jaringan, kata yang dikenali bisa jadi sebagai hasil akhir, untuk sebuah aplikasi seperti command & control, penginputan data, dan persiapan dokumen. Speech
Eskatologi Islam Iman kepada hari akhir merupakan salah satu pilar terpenting dari rukun iman yang enam. Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya sering mengkaitkan keimanan kepada Allah dengan keimanan akan adanya kiamat atau hari akhir. Setidaknya terdapat tiga hadits yang menghubungkan Iman kepada Allah dengan Iman kepada Hari Akhir, yaitu dalam ungkapan Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya, memuliakan tetangganya dan berkata benar atau diam. Demikian pentingnya keimanan kepada hari akhir ini, sehingga ketika menyebutkannya Nabi SAW menggandengkannya dengan Iman kepada Allah. Terdapat tiga golongan manusia dalam menyikapi hari kiamat dan tanda-tanda kedatangannya. Demikian pula dalam menyikapi Nubuwah Rasulullah SAW tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman. 1. Kelompok yang menolak keyakinan akan datangnya hari akhir. Kelompok ini diwakili oleh kebanyakan bangsa Barat atau Timur, semisal Jepang, yang secara umum berideologi paganisme atau sekularisme. Kelompok ini didominasi oleh mereka yang tidak menganut agama samawi. Kecanggihan teknologi saat ini menjadikan mereka memiliki kesimpulan tersendiri tentang nasib dunia di masa mendatang. Termasuk kelompok ini adalah mereka yang berfaham Darwinisme dan mereka yang sepaham dengannya. 2. Kekompok yang kurang peduli dengan nash-nash tentang peristiwa akhir zaman, dan tidak banyak mengkajinya karena dianggap kurang realistis atau belum masanya. Mereka menganggap bahwa berbicara tentang petaka akhir zaman sebagai penghalang menuju kemajuan, karena merasa telah dibatasi oleh takdir tentang berakhirnya alam semesta. Jadi sebenarnya kelompok kedua ini mirip dengan kelompok pertama. Apalagi jika peristiwa akhir zaman itu dikaitkan dengan kemenangan umat Islam di bawah kepemimpinan Al-Mahdi yang akan menaklukkan seluruh dunia. Mereka menganggap itu hanyalah ilusi dan mimpi kosong. Kelompok kedua ini terbagi menjadi dua lagi. 1. Mereka yang secara dzahir adalah kelompok ilmuwan atau ulama yang banyak bergelut dengan dunia ilmu dan penelitian. Mereka mentakwil hadits-hadits tentang akhir zaman dan hanya mau menerima yang bisa diterima oleh akal saja. Terkini
Olehkarena itu, penghakiman, hajaran, ujian, dan pemurnian Tuhan terhadap manusia semuanya bertujuan untuk mengubah wataknya, sehingga ia mencapai ketaatan dan kesetiaan mutlak kepada Tuhan, dan menyembah Tuhan secara normal. Inilah tujuan pekerjaan Tuhan. Memiliki sikap baik tidak sama dengan menaati Tuhan, apalagi menjadi serupa dengan Kristus.
Kiamat adalah sebuah kepastian. Hari di mana manusia akan beralih dari alam dunia ke alam akhirat. Hari itu manusia akan dihisab sesuai dengan amal perbuatannya di dunia. Saat itulah manusia akan terbagi menjadi dua golongan. Dua golongan ini akan mendapatkan balasan masing-masing seperti termaktub dalam QS Al Ghasyiyah. Golongan pertama adalah golongan manusia yang mukanya tertunduk penuh dengan muram durja dan penuh dengan kehinaan. Mereka tampak payah dan lelah, tidak ada aura positif sedikitpun terpancar dari muka mereka. Golongan ini berjalan memasuki bara api yang sangat panas dan dihidangi minuman yang bersumber dari mata air yang sangat panas pula. Ketika mereka meminum air itu, seketika kulit dan daging mereka akan melepuh dan meleleh. Seketika itu pula, kulit melepuh itu akan diganti dengan kulit baru yang akan melepuh dan meleleh lagi saat mereka meminum air dari neraka itu kembali. Begitulah seterusnya mereka akan disiksa sebagai balasan atas apa yang telah dilakukan di dunia sampai dengan saat mereka mendapatkan syafaat agung Nabi Muhammad SAW. Selain minuman, golongan yang disebutkan sebagai wujuhun ghasi’ah wajah hina ini akan dihidangi makanan yang sangat menjijikkan dan tidak ada makanan bagi mereka selain dari pohon yang berduri. Makanan ini pun tak ada manfaatnya karena tidak seperti makanan di dunia yang enak, sebaliknya makanan ini tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar. Golongan kedua adalah golongan orang yang dalam Al-Quran disebut sebagai wujuhun na’imah wajah berseri. Wajah golongan ini nampak cerah, penuh suka cita dan optimisme sesuai dengan amal ibadah mereka selama di dunia. Mereka adalah golongan orang yang taat perintah Allah dan meninggalkan segala larangan serta akan berdampingan dengan Rasulullah SAW di surganya Allah SWT. Kelompok ini akan berada di dalam surga mulia yang di dalamnya tidak ada perkataan apapun selain yang bermanfaat. Di dalamnya mengalir mata air dan sungai-sungai yang terus mengalir tanpa henti serta dilengkapi dengan tempat-tempat duduk dan bantal-bantal yang mewah nan empuk untuk bersandar. Mereka akan menikmati minuman beraneka rasa dengan gelas-gelas cantik penuh dengan hiasan. Kemewahan dan kenyamanan lebih lengkap lagi dengan permadani lembut berwarna-warni yang terhampar sebagai alasnya. Ketika terinjak, permadani ini akan mengeluarkan semerbak bau harum wewangian surga. Saatnya Merenungkan Kekuasaan Allah Gambaran kecil kenikmatan yang bisa dinikmati penghuni surga inilah ini jelas telah ditegaskan oleh Allah dalam QS Al Ghasyiyah ayat 8-16. Semua ini merupakan bukti kekuasaan Allah yang sangat mudah bagiNya untuk membuatnya. Manusia pun sudah melihat bagaimana Allah menunjukkan kekuasannya di muka bumi ini. Saatnya melakukan perenungan dan mengambil pelajaran dari kekuasaan Allah di muka bumi ini. Mari renungkan bagaimana unta mampu memikul banyak beban dengan hanya sedikit makan dari daerah satu ke daerah lain. Unta memiliki kekuatan luar biasa dan mampu bertahan tidak minum selama berhari-hari. Mari kita renungkan bagaimana langit ditinggikan tanpa tiang penopang maupun sandaran dan ditaburi banyak bintang yang tidak kita ketahui hakikatnya, sifatnya, bentuknya, karakternya, dan keadaannya. Mari kita berfikir bagaimana gunung-gunung menjulang tinggi di atas bumi dengan berbagai macam bahan tambang, air, dan materi di dalamnya. Kekuasaan Allah juga terlihat dari bumi yang dibentangkan begitu luas dan menjadi tempat berbagai macam binatang, bahan tambang, serta tumbuh-tumbuhan. Inti dari surat Al Ghasyiyah adalah Fadzakkir innamaa anta mudzakkir. Lasta alaiHim bimushaithir “Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka”. Dalam kitab Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa semua ini merupakan peringatan kepada manusia dari Allah melalui Nabi Muhammad mengenai apa dan mengapa Nabi diutus kepada mereka. Allah pun berfirman dalam surat Ar Ra’duxl Fa innamaa alaikal balaaghu wa alainal hisaab “Sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka”. Kemudian Ibnu Abbas, Muhahid, dan lain-lain menjelaskan ayat Lasta alaiHim bimushaithir Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka berarti adalah Nabi Muhammad bukanlah pemaksa terhadap mereka yakni kamu tidak bisa menciptakan keimanan di dalam hati mereka. Jadi, apakah ini semua membuat kita mengingkari kemampuan Allah SWT atas berbagai ciptaan dan kejadian akhirat. Seharusnya ini semua tak kan membuat kita meragukan dan mengingkari kekuatan-Nya. Orang yang tetap menghindar dan durhaka setelah kekuasaan Allah dijelaskan oleh Nabi Muhammad melalui peringatan sekaligus meremehkannya, maka Allah akan mengazabnya. Allah yang Maha Perkasa, Maha Adil, dan Maha Kuasa akan memberikan adzab yang tidak ada adzab lebih besar dan lebih keras dibandingkan adzab-Nya. Orang yang mendustakaan Allah akan dikembalikan kepadaNya dengan hisab sesuai amalan yang mereka lakukan pada saat berada di dunia. Inilah peringatan Allah di akhir surat Al Ghasyiyah sehingga kita dianjurkan membaca Allahumma a’idznii min adaabik. Allahumma haasibni hisaaban yasiiraa “Ya Allah, lindungilah kami dari adzabmu. Ya Allah, hisablah kami dengan hisab yang ringan. Muhammad Faizin. Disarikan dari materi Tafsir Jalalain Surat Al Ghasyiyah oleh KH Sujadi pada Jihad Pagi di aula Kantor NU Pringsewu, Ahad 10 November 2019
Q1Yp4hE.