Tolongjelaskan siapa nama ibu nabi musa alaihissalam? Siapa nama ayah dan ibu nabi musa ? Sedangkan saudara perempuan nabi musa bernama maryam binti imran, sama seperti nama maryam ibu nabi isa. Dari artikel di atas kita bisa mengetahui bahwa nama ibu nabi musa adalah yukabad dan bagaimana perjuangan dan cinta beliau kepada anaknya
Nabi Syu’aib Mertua Nabi Musa Benarkah mertuanya nabi Musa adalah nabi Syuaib? Trim’s, karna ada yg meragukan Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa ba’du, Ada beberapa keterangan dalam al-Quran terkait nama kota Madyan dan perjalanan Musa alaihis salam. Pertama, Allah menyebutkan bahwa daerah yang didatangi Nabi Musa ketika beliau melarikan diri dari kejaran pasukan Fir’aun bernama Madyan. Allah berfirman, وَلَمَّا تَوَجَّهَ تِلْقَاءَ مَدْيَنَ قَالَ عَسَى رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ . وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ دُونِهِمُ امْرَأتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ “Tatkala dia Musa menuju negeri Mad-yan ia berdoa lagi “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar.” Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Mad-yan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan ternaknya, dan ia men- jumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat ternaknya. Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat at begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 22 – 23. Kedua, Tidak ada keterangan bahwa orang tua yang menikahkan Musa dengan putrinya bernama Syuaib. Dalam al-Quran, Allah menyebutnya dengan Syaikhun Kabir orang yang sudah tua. Allah berfirman, قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ Musa berkata “Apakah maksudmu dengan berbuat at begitu?” Kedua wanita itu menjawab “Kami tidak dapat meminumkan ternak kami, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan ternaknya, sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya. QS. al-Qashas 23. Ketiga, Allah juga menyebutkan bahwa nama kota yang didakwahi Nabi Syuaib adalah kota Madyan. Allah berfirman, وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ “Dan Kami telah mengutus kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu’aib. Ia berkata “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya…” QS. al-A’raf 85 Keempat, bahwa rentang masa antara kaum Nabi Luth yang dibinasakan dengan kaum Nabi Syuaib radhiyallahu anhuma tidaklah jauh. Karena itu, ketika Syuaib mengingatkan kaumnya, beliau ingatkan akan adzab yang menimpa kaum Luth. Allah berfirman, قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلَاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آَبَاؤُنَا…. وَيَا قَوْمِ لَا يَجْرِمَنَّكُمْ شِقَاقِي أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَ قَوْمَ نُوحٍ أَوْ قَوْمَ هُودٍ أَوْ قَوْمَ صَالِحٍ وَمَا قَوْمُ لُوطٍ مِنْكُمْ بِبَعِيدٍ “Mereka berkata “Hai Syu’aib, apakah shalatmu menyuruh kamu agar kami meninggalkan apa yang disembah oleh bapak-bapak kami… Hai kaumku, janganlah hendaknya pertentangan antara aku dengan kamu menyebabkan kamu menjadi jahat hingga kamu ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shaleh, sedang kaum Luth tidak pula jauh waktunya dari kamu. QS. Hud 87 – 89. Dan kita tahu, kaum Luth hidup semasa dengan Nabi Ibrahim. Dibuktikan dengan peristiwa ketika Malaikat yang diutus menghancurkan kaum Luth, sebelum mendatangi Luth, mereka mendatangi Ibrahim alaihis salam. Berarti masa Nabi Syuaib berdekatan dengan masa Nabi Luth. Sementara Musa adalah keturunan Bani Israil, jauh dari zaman Ibrahim. Ibnu Katsir menyebutkan lebiih dari 400 tahun. Musa jauh setelah Yusuf. Sementara Yusuf keturunan Ya’kob bin Ishaq bin Ibrahim. Kita tidak tahu, berapa generasi antara Ibrahim dengan Musa. Sehingga secara perhitungan waktu, aneh jika Musa bertemu dengan Syuaib yang zamannya berdekatan dengan Luth. Keterangan dari Hadis Disamping informasi dalam al-Quran, Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga menyebutkan keterangan tambahan dalam hadis bahwa Nabi Syuaib adalah nabi dari arab, yang berbahasa arab. Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menyampaikan beberapa hal terkait para nabi, diantara yang beliau sampaikan kepada Abu Dzar adalah وَأَرْبَعَةٌ مِنَ العَرَبِ هُودٌ وَصَالِح وَشُعَيب وَنَبِيُّكَ يَا أَبَا ذَرّ Ada 4 nabi dari arab, yaitu Hud, Shaleh, Syuaib, dan nabimu ini, wahai Abu Dzar. HR. Ibnu Hibban dan dihasankan al-Hafidz Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wa an-Nihayah, 1/120. Sementara diskusi antara Musa dengan mertuanya dilakukan tanpa penerjemah. Seperti yang Allah sebutkan di surat al-Qashas, قَالَ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ أُنْكِحَكَ إِحْدَى ابْنَتَيَّ هَاتَيْنِ عَلَى أَنْ تَأْجُرَنِي ثَمَانِيَ حِجَجٍ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَ وَمَا أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّالِحِينَ . قَالَ ذَلِكَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَانَ عَلَيَّ وَاللَّهُ عَلَى مَا نَقُولُ وَكِيلٌ Berkatalah dia Orang tua madyan “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah suatu kebaikan dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik”. Dia Musa berkata “Itulah perjanjian antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”. QS. al-Qashas 27 – 28 Ayat di atas menceritakan percakapan antara Musa dengan mertuanya soal mahar pernikahan, dan mereka lakukan tanpa penerjemah. Jika mertu Musa adalah Syuaib, tentu berbeda dengan bahasa Musa. Karena Musa berasal dari Bani Israil yang bahasanya bukan bahasa arab. Dari keterangan di atas, ada beberapa hal mendekati yang bisa kita simpulkan, [1] Ada kesamaan nama daerah antara tempat dakwah Nabi Syuaib dengan mertuanya Musa, yaitu Madyan [2] Mertua Nabi Musa adalah orang tua di Madyan, dan beliau bukan Nabi Syuaib. Dan pendapat ini yang dinilai kuat oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Dengan pertimbangan surat Hud ayat 89. Tafsir Ibnu Katsir, 6/228-229. Demikian, Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina
Tidakbanyak yang tahu tentang keluarga Nabi Musa secara detil. Muncul anggapan bahwa mertua Nabi Musa adalah adalah Nabi Syuaib alaihissalam. Video Poster Dakwah kali ini akan mengupas secara tuntas apakah anggapan tersebut benar atau tidak melalui sejarah Nabi Musa dan kisah Nabi Syuaib alaihissalam yang merupakan satu dari 4 nabi dari Arab.
loading...Pertemuan Nabi Musa alaihissalam dengan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj menyimpan hikmah dan pelajaran berharga. Foto/SINDOnews Kisah pertemuan Nabi Musa 'alaihissalam dengan Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam saat Isra' Mi'raj sudah sering kita dengar. Peristiwa ini tidak cuma sekadar tawar menawar jumlah rakaat sholat, tetapi ada hikmah lain dari pertemuan kedua Rasul mulia ini. Dalam satu kajiannya, Gus Musa Muhammad menceritakan, saat peristiwa Isra Miraj itu Nabi Musa menyarankan Nabi Muhammad SAW supaya meminta keringanan kepada Allah terkait jumlah sholat fardhu yang pada akhirnya diringankan Allah menjadi 5 waktu sehari. Padahal Nabi Musa sudah lewat masa "dakwahnya" di dunia. Baca Juga Lalu apa sebenarnya hikmah lain di balik pertemuan itu? Nabi Musa adalah seorang Rasul bergelar Kalimullah yang juga termasuk jajaran Ulul Azmi, yakni lima Rasul berkedudukan tinggi di sisi Allah. Selain Nabi Muhammad, Nabi Musa juga diberi keistimewaan Allah untuk dapat berbincang dengan-Nya di Bukit firman Allah dalam Surat An-Nisa ayat 164وَرُسُلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُسُلًا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَ ؕ وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًاArtinya "Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul lain yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung."Oleh karena mukjizat luar biasa ini, Nabi Musa sangat ingin mendengar kalimat dari Dzat yang sangat dicintainya. Beliau pun mempersiapkan batin yang suci, salah satunya dengan berpuasa selama 40 hari berturut-turut. Hingga pada akhirnya, terjadilah momen luar biasa kala itu diabadikan dalam Al-Qur'an"Dan ketika Musa datang untuk munajat pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman langsung kepadanya, Musa berkata, "Ya Tuhanku, tampakkanlah diri-Mu kepadaku agar aku dapat melihat Engkau." Allah berfirman, "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya engkau dapat melihat-Ku." Maka ketika Tuhannya menampakkan keagungan-Nya kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, "Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman." QS Al-A'raf ayat 143Selayaknya kekasih, tidak hanya ingin berbincang, Nabi Musa juga ingin melihat Dzat Allah secara langsung, sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Qur'an "Ya Tuhanku nampakkan diri Engkau agar aku dapat melihat-Mu". Namun permohonan itu dijawab oleh Allah "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku. Tapi lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya, niscaya kamu dapat melihat-Ku."Gus Musa Muhammad menerangkan, sebagian ulama menafsirkan, kala itu hijab antara Dzat Allah dan Nabi Musa berjumlah hijab. Namun, hanya satu dari keseluruhan hijab yang pada akhirnya dibuka oleh Allah dan dipantulkan pada sebuah gunung yang kokoh untuk menuruti permohonan Nabi Musa. Gunung tersebut luluh lantak dan Nabi Musa pun terjatuh hingga pingsan. Setelah sadar, Nabi Musa pun bertaubat atas permohonannya itu serta menyucikan nama-Nya. Kegagalan Nabi Musa memandang dan mendapatkan Nur illahi itu membuatnya semakin berhasrat ingin mendapatkannya di lain inilah yang kemudian menyebabkan Nabi Musa selalu menghadang Nabi Muhammad SAW saat Isra' Mi'raj sesaat setelah menemui Allah. Nabi Musa mengajukan permohonan agar Nabi Muhammad kembali untuk meminta keringanan sholat wajib kepada itu sebenarnya bukan sekadar aktivitas tawar-menawar semata. Namun, sejatinya Nabi Musa ingin mendapat Nur cahaya Allah yang gagal didapatkannya dahulu. Sebab, sesaat setelah menemui Allah, Nur cahaya Allah membekas pada diri Nabi Muhammad SAW yang dibawanya turun. Berulang kali Nabi Musa bertemu Nabi Muhammad ternyata punya alasan. Nabi Musa ingin mendapatkan lebih banyak lagi Nur Allah berikut Gus Musa Muhammad, para Nabi merupakan orang-orang pilihan Allah yang segala tindakannya memiliki hikmah, yang tidak dapat dinalar oleh manusia pada umumnya. Kisah pertemuan Nabi Musa dan Nabi Muhammad SAW ini membuka pikiran kita bahwa peristiwa itu sebenarnya bukan sekedar tawar-menawar jumlah sholat fardhu, namun ada rahasia hikmah di antara pesan moralnya adalah kebolehan dan anjuran untuk mengambil berkah dari orang-orang saleh. Sebab, di dalam diri mereka tersimpan cahaya kebaikan yang selalu dibawanya dan akan menyinari hati orang-orang yang menginginkannya. Sekelas Nabi Musa saja senang bertemu dan ingin berlama-lama dengan Baginda Nabi Muhammad SAW yang mulia, bagaimana dengan kita umatnya yang belum pernah sama sekali bertemu beliau. Semoga Allah menghidupkan batin kita agar menjadi hamba yang As-Showi Ala Al-Jalalain Baca Juga Wallahu A'lam rhs
lNa0f3. g663exrxpk.pages.dev/701g663exrxpk.pages.dev/569g663exrxpk.pages.dev/218g663exrxpk.pages.dev/653g663exrxpk.pages.dev/931g663exrxpk.pages.dev/976g663exrxpk.pages.dev/460g663exrxpk.pages.dev/43g663exrxpk.pages.dev/761g663exrxpk.pages.dev/821g663exrxpk.pages.dev/886g663exrxpk.pages.dev/575g663exrxpk.pages.dev/555g663exrxpk.pages.dev/922g663exrxpk.pages.dev/906
mertua nabi musa alaihissalam adalah nabi